Berada di rumah selama berhari-hari memang rentan disekap kebosanan. Tapi, ada rahasia besar di balik rasa bosan itu, hmm.. apa ya?
Saat dikurung dalam rumah selama berhari-hari, tentu bakal diserang rasa bosan yang luar biasa. Terlebih, jika kamu orang yang biasa keluyuran kesana-kemari.
Kebosanan, bisa timbul dari apa saja. Dari sesuatu yang tidak mengenakkan. Atau dari sesuatu yang menyenangkan. Rasa bosan tak kenal kondisi. Apalagi yang hanya duduk di rumah berhari-hari.
Kesimpulannya, diam di rumah selama berhari-hari, memang sangat membosankan? Tapi, apakah mereka yang bisa berkeliling setiap hari tidak bosan? Sepertinya tidak juga.
Seorang petugas Bank Tithil (penagih hutang) yang tiap hari keliling berbagai pasar, bahkan sering merasa bosan dengan apa yang dia kerjakan. Sepertinya, kebosanan memang tak pandang kondisi.
Bosan dan tidak bosan, memang hanya urusan bersabar. Mereka yang biasa bersabar di satu tempat, tanpa berpindah-pindah, terbukti lebih kuat untuk tak merasa bosan.
Sayangnya, kategori mereka yang telaten bersabar tak mengenal kasta. Mereka yang kurang sejahtera, kadang lebih kuat bersabar dibanding mereka yang hidup makmur dan kaya raya.
Seorang akademisi Inggris, Avner Offer, mengatakan bahwa kemakmuran menghasilkan ketidaksabaran. Dan ketidaksabaran merongrong kesejahteraan.
Orang-orang makmur, menurutnya, punya kecenderungan tidak sabaran. Tak sabar dalam hal antre. Dalam hal menerima kondisi yang kurang enak. Dan dalam hal apa saja.
Ketidaksabaran, sekali lagi kata dia, merongrong kesejahteraan. Ketidaksabaran membuat orang bermental kurang sejahtera alias kurang kaya alias miskin. Lha, kaya kok miskin?
Mereka yang terbiasa dalam kondisi kekurangan, justru lebih kuat dan telaten bersabar. Tengok para tukang becak yang ada di pinggir jalan. Mereka sangat spesialis urusan sabar.
Sabar tanpa gupuh sedikitpun akan datangnya hujan maupun sepinya orderan. Orang-orang yang makmur dan kaya raya, mungkin tak akan pernah sampai pada level setenang itu.
Nah, jadi, kaya dan miskin, pada akhirnya hanya siklus berputar saja. Putaran mental. Putaran melintasi rel bernama kesabaran. Tentu saja itu siklus yang rentan berubah-ubah.
Saat musim di rumah saja seperti ini, memang sangat menyiksa. Tapi sangat cocok jadi momen untuk latihan bersabar. Bersabar terhadap keadaan, atau bersabar melawan kebosanan.