Islam di era kiwari yang rahmatan lil ‘alamin digemakan kesana-kemari. Esensi atau sekadar eksistensi?
Nabs, apakah kalian pernah mendengar istilah Islam rahmatan lil ‘alamin?
Pasti Nabsky yang beragama muslim tidak asing dengan istilah tersebut. Lalu, apa sih Islam yang rahmatan lil ‘alamin itu?
Jika ditilik secara etimologis, Islam artinya “damai”, sedangkan rahmatan lil ‘alamin artinya “kasih sayang bagi semesta alam”.
Kita bisa mengambil kesimpulan dari arti kata tersebut bahwa Islam rahmatan lil ‘alamin adalah agama Islam yang hadir di tengah-tengah kehidupan umat manusia dimana Islam mampu memberikan kedamaian dan kasih sayang bagi umat manusia maupun alam.
Definisi lain menjelaskan bahwa Islam yang rahmatan lil ‘alamin adalah agama pemberi rahmat dan kasih sayang kepada seluruh isi alam semesta.
Sebenarnya, masih banyak definisi dari Islam rahmatan lil ‘alamin. Tetapi, definisi yang saya angkat adalah definisi secara umum.
Setelah tahu definisi dari Islam rahmatan lil ‘alamin, kita wajib tegakkan agama kita agar Islam tetap bertahan dan tidak tergusur perkembangan zaman.
Agar Islam tetap berdiri tegak, Islam butuh fondasi yang kuat. Nah, disinilah peran kita sebagai umat muslim hadir untuk menjadi bagian utama dari fondasi berdirinya Islam.
Yang perlu kalian tahu adalah fondasi Islam harus ashlun tsabitun fil ardl yang artinya kuat, kokoh, dan tertanam dalam di bumi. Jika kita ibaratkan akar pohon yang mampu berdiri selama bertahun-tahun tidak hanya dengan satu akar, fondasi Islam pun sama.
Fondasi Islam bukan terdiri dari satu unsur saja, melainkan dari berbagai unsur yang saling bersatu untuk menegakkan fondasi Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Jika kita menilik surah Al-Anbiya’ (21):107, di ayat tersebut dijelaskan bahwa risalah Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa rahmat bagi seluruh semesta alam meliputi 3 hal, yaitu status beliau sebagai rasul, kitab suci Al-Qur’an, dan agama Islam.
Tetapi, karena konsen utamanya itu rahmat, risalah yang selalu ditekankan oleh Nabi Muhammad SAW terhadap Islam adalah agama Islam sebagai pemberi rahmat bagi seluruh alam.
Nah, kembali lagi ke dalam surah Al-Anbiya’ (21):107 yang artinya, “Islam adalah rahmat dan agama yang tidak menjadi suatu rahmat itu bukan Islam”, kita bisa menarik kesimpulan bahwa satu-satunya agama pemberi rahmat bagi seluruh alam adalah Islam.
Ketika kita melihat Islam dalam kacamata disiplin ilmu, tidak lebay rasanya jika kita katakan bahwa Islam pantas dijadikan inspirasi bagi banyak umat.
Faktanya? Ya, banyak umat di dunia ini yang menjadikan Islam sebagai inspirasi. Mengapa Islam bisa dijadikan inspirasi?
Karena ajarannya mengajarkan kita untuk selalu melakukan berbagai kebaikan yang akan berdampak ke diri kita juga seperti rasa saling memaafkan, menghormati orang yang lebih tua, merawat lingkungan, melindungi hewan dan tumbuhan, toleransi sesama antar umat, dan pokoknya masih banyak lagi nilai kebaikan yang bisa kita petik dari ajaran Islam.
Perlu kalian ketahui, Nabs. Bahwa hal tersebut menjadi sedikit faktor mengapa banyak umat manusia menjadikan Islam sebagai inspirasi dalam menjalani setiap kegiatan di kehidupan.
Nabs, pernahkan kalian berpikir ingin melebarkan wawasan yang kalian punya terutama wawasan tentang Islam, tetapi kalian bingung bagaimana caranya? Nah, salah satu yang dapat kalian lakukan adalah ikut forum diskusi Islam.
Saya yakin deh, pasti kalian bisa mendapatkan banyak ilmu setelah mengikuti forum diskusi. Dalam forum diskusi Islam kalian akan banyak berdiskusi tentang topik yang berkaitan dengan Islam. Salah satu topik yang menarik untuk dibahas adalah topik Islam rahmatan lil ‘alamin.
Mengapa topik ini menarik untuk dibahas? Topik ini menarik dibahas karena menjelaskan kalau Islam itu penuh kasih sayang dan kelembutan (rahmat), bukannya penuh kebencian yang mendarah daging (laknat).
Konsep inilah yang membawa dunia pada suasana yang jauh dari kata permusuhan. Bisa dibilang juga membawa suasana perdamaian.
Tetapi, yang jadi pertanyaan adalah apakah semua itu terwujud dengan sempurna?
Saya katakan, tidak! Faktanya, banyak pelaku dari umat agama Islam masih melakukan berbagai aksi terorisme yang sangat meresahkan masyarakat.
Walaupun pelaku dari agama lain juga ada, tetap saja banyak pelaku dari agama Islam yang sering melakukan aksi terorisme di mana tindakan ini sangat dikecam keras oleh dunia karena bisa menghilangkan banyak nyawa manusia yang tidak bersalah.
Oleh karena itu, Islam sering diidentikan sebagai agama teroris. Padahal, Islam tidak pernah mengajarkan tindakan tersebut. Topik ini menarik untuk dibahas di forum diskusi karena setiap pribadi pasti memiliki pendapat dan argumen yang berbeda-beda dalam menanggapi kasus ini.
Pastinya diskusi harus berlandaskan ajaran Islam agar diskusi bisa berjalan dengan lancar tanpa ada perselisihan pendapat.
Di akhir tulisan ini, saya ingin mengajak teman-teman muslim lainnya, mari kita tingkatkan kualitas iman kita semua. Mari belajar untuk memahami dan melaksanakan ajaran agama Islam dengan lebih bersungguh-sungguh.
Islam tidak mengekang kita dan kita masih diberikan kebebasan dalam bertindak. Asalkan kita tahu batas tindakan yang telah ditetapkan dalam Islam.
Mari lakukan hal-hal positif untuk hidup kita. Allah SWT telah berikan kesempatan itu melalui hidup yang kita jalani sekarang.
Inilah bentuk kasih sayang dan kepedulian Allah SWT terhadap makhluk ciptaannya. Kita sebagai makhluk ciptaannya harus peduli juga dengan sang pencipta.
Mari kita balas rasa peduli Allah SWT dengan melakukan berbagai tindakan dan amalan yang dianggap baik di mata Allah SWT dan pastinya akan berdampak baik juga untuk kebaikan diri kita.
Kemudian, apa ya tindakan yang bisa kita lakukan untuk kebaikan diri kita?
Beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain: perbanyak amal ibadah kita untuk bekal di kemudian hari, tawakal dalam berusaha untuk meningkatkan kualitas iman, berbuat baik kepada sesama antarumat manusia, jagalah lisan dan tindakan kita agar tidak menyakiti orang lain, menghormati orang tua kita dan mendoakannya jika mereka sudah meninggal dunia.
Selain itu, rajinlah salat sebagai bentuk komunikasi kita kepada Allah SWT dan agar kita selalu mengingat keberadaannya.
Masih banyak lagi tindakan dan amalan yang bisa dilakukan untuk kebaikan diri kita dan ladang pahala kita kedepannya. Sekian tulisan saya kali ini, semoga apa yang saya sampaikan ini bermanfaat untuk kalian semua.
Referensi
H. Hamim Ilyas, Fikih Akbar, (2018) Prinsip – Prinsip Teologis Islam Rahmatan Lil ‘Alamin, Tangerang Selatan, Pustaka Alvabet. https://books.google.com
Asep Maulana Rohimat, (2018) Metodologi Studi Islam: Memahami Islam Rahmatan Lil ‘Alamin, Surakarta, Asep Maulana Rohimat. https://books.google.com
Penulis merupakan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB)