Jamu tradisional masih banyak dipilih masyarakat Bojonegoro sebagai obat penyembuh penyakit. Selain murah, jamu tradisional juga dipercaya memberi khasiat secara langsung pada tubuh.
Di tengah gegap gempita obat-obatan medis modern, jamu tradisional seperti tetap menemukan ruang tersendiri. Eksistensinya takterganggu oleh hadirnya berbagai macam obat modern.
Selain sudah menjadi tradisi, di Bojonegoro, jamu tradisional selalu menemukan pangsa pasarnya sendiri. Kontribusinya pada perputaran ekonomi kerakyatan cukup tinggi.
Konsumsi jamu di Indonesia masih terbilang tinggi. Masyarakat Indonesia masih percaya bahwa jamu atau obat tradisional bisa memberikan dampak yang baik bagi tubuh.
Apalagi, jamu maupun obat tradisional punya harga yang lebih murah daripada obat dari dokter.
Menurut data, pangsa obat tradisional, termasuk jamu pada 2017 lalu di Indonesia mencapai Rp 15 Miliar. IniI menjadi indikasi bahwa masyarakat masih gemar mengonsumsi obat tradisional, termasuk jamu.
Masyarakat Bojonegoro sendiri masih menganggap jamu sebagai obat yang ampuh untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Tidak hanya sebagai obat ampuh, tapi juga minuman berkhasiat. Maksudnya, minuman yang dipercaya dan terbukti mampu kembalikan stamina tubuh.
Banyaknya pelanggan yang datang ke lapak jamu tradisional di sekitaran Bojonegoro merupakan bukti tak terbantahkan.
Satu dari banyak penjual jamu di Bojonegoro adalah Mastur. Pria berusia 54 tahun tersebut, merupakan peracik jamu asal Bojonegoro.
Tiap hari Mastur meracik jamu untuk para pelanggan. Lapak jamu tradisionalnya berada di kawasan Pasar Kota Bojonegoro.
Dari keterangan Mastur, masyarakat Bojonegoro memang gemar mengonsumsi jamu untuk menyembuhkan aneka macam penyakit. Dari penyakit ringan, hingga yang kronis.
“Saya bisa meracik jamu untuk berbagai penyakit. Mulai yang ringan hingga yang berat. Penyakit berat seperti stroke, darah tinggi, sampai batu ginjal bisa disembuhkan dengan jamu,” ujar Mastur saat ditemui di Jurnaba.co
Mastur menambahkan, pengkonsumsi jamu di Bojonegoro bukan hanya orang yang sudah berusia lanjut. Remaja dan anak-anak juga banyak mengkonsumsi jamu.
Satu di antara remaja yang sering mengonsumsi jamu adalah Dwi Kurniawan. Siswa SMA kelas XII ini sering minum jamu untuk menjaga kondisi kebugaran badan.
Dengan aktivitas yang cukup padat, Dwi Kurniawan merasa perlu mengkonsumi suplemen untuk menjaga kebugaran tubuh. Jamu akhirnya dipilih.
“Saya mengkonsumsi jamu untuk menjaga stamina. Biasanya setelah sakit juga minum jamu untuk pemulihan,” ujar pemuda berusia 16 tahun tersebut.
Ada sejumlah jenis jamu yang bisa dikonsumsi masyarakat. Jenis yang dipercaya punya khasiat tinggi adalah jamu kasar atau jamu deplok. Jamu jenis ini diracik langsung sebelum diminum.
Ada pula jenis jamu cair yang sudah dicampur dan diracik sedemikian rupa sehingga bisa langsung disajikan. Dan terakhir ada jamu kemasan yang biasa berbentuk sachet.
Berbagai jenis jamu yang ada ini bisa dijadikan pilihan untuk menjaga kebugaran badan sekaligus menyembuhkan penyakit. Bahan alami tanpa tambahan pengawet membuat jamu sangat aman bagi tubuh kita.
Jamu masih jadi pilihan utama masyarakat Bojonegoro. Baik tua, dewasa, remaja, hingga anak-anak. Tak hanya sebagai suplemen, jamu juga jadi obat yang dipercaya untuk menyembuhkan aneka macam penyakit.
Ayo Nabs, jangan takut mengkonsumsi jamu tradisional.