Nabs, tahu nggak sih kalau di dalam Pasar Kota Bojonegoro ada banyak harta karun. Ingat, harta karun tidak selalu berbentuk kotak peti penuh emas dan berlian. Satu dari sekian harta karun di Pasar Kota Bojonegoro adalah kuliner legendaris bernama Rawon Mak Rah.
Memasuki Pasar Kota Bojonegoro, memang seperti masuk dalam labirin. Kamu harus bisa mencapai titik point harta karun tersebut agar tidak salah tujuan. Tapi tenang, ini bukan labirin tempat Minotaur diasingkan lho. Hmm
Di area ini, Nabs, banyak sekali harta karun kuliner. Terutama di kawasan pasar bagian pojok timur. Di kawasan tersebut, setiap barisan warungnya menawarkan kemewahan menu masakan yang berbeda.
Di antara puluhan warung tersebut, terdapat satu warung nasi rawon legendaris. Warung itu dikenal dengan nama rawon Mak Rah. Nama rawon Mak Rah sudah kesohor sejak puluhan tahun silam.
Dari penelusuran yang dilakukan tim Jurnaba.co, Rawon Mak Rah memang sudah eksis sejak 1951. Mak Rah yang dimaksud, adalah Masirah — pengelola warung nasi rawon pertama. Itu seperti diceritakan Kasiyem atau Mak Yem yang kini mengelola warung Mak Yah tersebut.
“Mak Rah itu ibu saya. Beliau meninggal pada 2001 lalu,” kata Kasiyem atau Mak Yem yang kini mengelola warung rawon Mak Rah.
Dari cerita Mak Yem, warung Mak Rah mulai eksis pada 1951. Warung ini sempat pindah-pindah tempat sebanyak 4 kali. Namun, tetap berada di dalam Pasar Kota.
Awalnya rawon yang dikelola oleh Masirah ini berjualan di pinggir jalan pasar Bojonegoro. Dari sinilah nama rawon Mak Rah mulai melambung.
Mak Yem adalah anak dari Mak Rah. Kini, rawon Mak Rah dikelola oleh generasi ke dua, yakni Mak Yem. Waduh, udah kayak JKT48 aja ya Nabs ada gen kedua-nya. Tepatnya pada 2001 lalu, Mak Rah berpulang dan kini pengelolaannya digantikan Mak Yem.
Saking lamanya menjajakan rawon di area pasar. Nama rawon Mak Rah menjadi semakin dikenal. Kini, dalam berjualan, Mak Yem dibantu anaknya.
Selain harganya tidak bikin kantong tipis, yakni seporsi hanya sebesar Rp 7 ribu sampai Rp 8 ribu saja, rawon Mak Rah ini juga ada toping serundeng atau parutan kelapa gorengnya.
Tentu, ini memberikan kesan gurih dalam rawon. Tidak lupa juga dengan jeruk pecel dan kerupuk udang sebagai pelengkap. Sungguh nikmat.
Mak Yem tetap menggunakan nama Ibunya (Mak Rah) sebagai brand warung. Karena nama rawon Mak Rah sebagai mendiang Ibunya sudah dikenal di mana-mana. Kini, wanita kelahiran 1958 itu dibantu oleh anaknya.
Yang hebat dari Mak Yem — yang konon sudah dilakukan sejak zaman Mak Rah dulu — warung Mak Rah selalu buka sejak pukul 3 dini hari dan tutup pukul 2 siang.
“Sejak dulu jam 3 pagi sudah buka, terus tutupnya jam 2 siang,” kata Mak Yem.
Semangat yang teramat produktif dan energik ya, Nabs. Bahkan, Mak Yem juga memasak rawon di dalam warungnya di dalam pasar. Itu sangat memudahkan. Sebab Mak Yem bisa belanja bahan sekaligus memasak di warungnya.
Buat kamu yang bosan dengan menu pecel. Mungkin, rawon Mak Rah bisa jadi rekomendasi. Penasaran merasakan sensasi menikmati rawon di dini hari? Rawon ini patut dicoba lho, Nabs. Hehe