Sebagai kesenian tradisional, Jaranan punya daya magis yang luar biasa. Lewat suguhan pertunjukkan yang unik, Jaranan jadi kesenian yang digemari oleh banyak orang.
Jaranan merupakan kesenian tradisional Jawa. Kesenian ini sangat identik dengan hal-hal mistik. Tak heran jika di tiap pertunjukkannya, selalu ada ritual khusus seperti memanggil roh nenek moyang.
Jika dirunut dari sejarahnya, kesenian Jaranan muncul pada zaman Kerajaan Kediri. Dulunya, jaranan sering ditampilkan di keraton. Kala itu, jaranan merupakan sarana komunikasi antara pihak kerajaan dengan nenek moyang.
Seiring berjalannya waktu, jaranan tak cuma muncul di keraton atau area kerajaan saja. Ia telah menjelma jadi pertunjukkan yang bisa disaksikan oleh masyarakat umum.
Jaranan diiringi oleh suara gamelan yang bertalu-talu. Berpadu dengan bau kemenyan yang menyeruak ke indra penciuman. Membuat suasana pertunjukkan jadi intens dan menegangkan.
Lewat aksi teatrikal menarik ditambah dengan ritual mistis, jaranan dengan mudah jadi tontonan yang digemari oleh masyarakat Indonesia.
Dalam perkembangannya, kesenian jaranan sempat meredup. Itu diakibatkan oleh perisitiwa G30S. Mayoritas kelompok maupun seniman jaranan saat itu memang terafiliasi dengan partai terlarang di Indonesia.
Pelan tapi pasti, kesenian jaranan kembali bangkit. Stigma atau cap buruk perlahan pudar. Jaranan pun kembali diterima sebagai seni tradisional yang bisa dinikmati oleh banyak orang.
Kini, kesenian Jaranan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Berbagai daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah punya kelompok jaranannya masing-masing.
Tak hanya milik orang tua saja, kelompok kesenian Jaranan zaman sekarang juga banyak diperkuat oleh anak muda. Baik itu laki-laki maupun perempuan. Bukti bahwa kesenian ini benar-benar diterima oleh semua kalangan.