Padangan menjadi kawasan amat cocok untuk sekadar bersantuy dan berhibur. Banyak wisata kuliner yang seolah tercecer di mana-mana. Kali ini, Jurnaba bakal memberi referensi sesuai arah mata angin.
Dari manapun berasal, jika kau naik bus umum, kau bisa turun di terminal bus Padangan. Turun dari bus, kau hanya cukup menggelindingkan badan untuk sampai di Taman Jembatan Padangan. Sebuah taman berornamen bangunan tua yang dipenuhi mural eksotis.
Di tempat itu, selain bisa dengan mudah menemui taman bermain, penjual kuliner jalanan dan pemandangan ber-view bengawan, kamu juga bisa sekadar bersantai untuk meneduhkan pikiran.
Di sekitaran tempat itu juga disesaki bangunan lama yang bisa dikunjungi untuk melihat peradaban masa lalu. Tentu saja, ini cocok buat kamu yang berjiwa tidak tuna sejarah dan suka berkunjung ke museum.
Nabs, kawasan taman jembatan itu amat dekat dengan pusat ledre, lho. Iya, ledre berasal dari Padangan. Dan lokasi pembuatan ledre, dari taman jembatan tersebut, hanya butuh sepebandeman kerikil aja. Tak hanya bisa mendapatkan ledre, tapi kamu bakal tahu, di tempat itulah ledre dilahirkan.
Tapi Nabsky harus tahu kalau Padangan nggak cuma identik sama ledre, lho. Banyak kuliner atawa jajanan yang bisa dinikmati di Padangan. Saking banyaknya, tempatnya pun terpisah-pisah dan tak berpusat.
Oke, kita awali dari perempatan besar Padangan saja, biar mudah. Dari perempatan ke timur (Jalan Surabaya), kuliner yang tersaji mayoritas depot lesehan berkonsep bakaran.
Di sana, terdapat Kawasan Klothok yang identik ikan bakar. Depot-depot lesehan Padangan, mayoritas menyajikan ikan bakar dan bermacam varian masakan berbasis ikan tawar. Ya, tawar. Bukan laut.
Sedangkan perempatan besar ke arah barat (Jalan Diponegoro), cafe-cafe bermazhab kontemporer berjejer rapi di sepanjang jalan. Di kawasan ini tak ada kuliner jenis bakaran. Sebab, mayoritas dihuni distro dan cafe bersuasana urban.
Kalau perempatan besar ke arah selatan (Jalan Dr. Sutomo), hampir mirip dengan kawasan perempatan besar ke arah timur, yakni kuliner bakaran. Ada banyak depot lesehan berkonsep lesehan. Dari yang berada di tengah sawah hingga di pinggir sekolah-sekolah.
Bedanya, selain kuliner bakaran berbahan ikan tawar, banyak juga makanan berbahan dedagingan seperti gulai, rawon hingga masakan klasik seperti lodeh, kare dan pecel yang rasanya agak condong ke pedas asin.
Untuk kawasan perempatan besar ke arah Utara (arah jembatan/terminal), ada kuliner khas yang dikenal dengan nama Lontong Setan. Kuliner ini, menjadi salah satu alasan banyak orang luar kota mendatangi Padangan.
Yang unik dari kuliner ini, dia mulai buka jam 12 malam. Atau kurang dikit. Atau lebih dikit. Dijuluki setan karena selain aktif saat malam hari, juga rasanya teramat pedas. Cocok banget buat kamu yang suka pedas-pedas.
Padangan memang jadi kawasan amat cocok untuk sekadar bersantuy dan berhibur. Banyak wisata kuliner yang seolah tercecer. Saking banyaknya, dicari sesuai arah mata angin pun bisa.