Jurnaba
Jurnaba
No Result
View All Result
Jurnaba
Home Destinasi

Kisah Cak Munir dari Lembah Kebahagiaan

Yogi Abdul Gofur by Yogi Abdul Gofur
March 24, 2020
in Destinasi
Kisah Cak Munir dari Lembah Kebahagiaan
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan Ke WA

“Kita harus lebih takut kepada rasa takut itu sendiri, karena rasa takut menghilangkan akal sehat dan kecerdasan kita” — Munir Said Thalib.

Buitenzorg, 2020. Berawal dari sebuah informasi yang tersebar di grup WA mengenai beasiswa berupa Short Course yang diselenggarakan RMI (The Indonesian Institute for Forest and Environtment). Short Course angkatan IV (empat) dengan tema Relawan Lingkungan untuk Perubahan Sosial.

Beberapa persyaratan sebelum mengikuti pelatihan tersebut misalnya; membuat karya tulis berupa essay, mengisi form online, dan lain-lain.

Terpilih sekitar 20-an peserta dari berbagai penjuru negeri, ada yang berasal dari Gresik yang sedang menempuh studi di UIN Syarif Hidayatullah Ciputat, UIN Wali Songo Semarang, Universitas Kristen Indonesia (UKI), Makassar, Klaten, Jakarta, Pesantren Agroekologi Biharul Ulum, dan lain-lain.

Senang dan syukur rasanya bisa bertemu kawan-kawan dari beragam latar belakang dan pemikiran. Selain menambah jejaring silaturahim, juga beroleh sudut pandang baru dalam melihat fenomena yang ada.

Materi yang diberikan menarik dan bergam seperti mind fullness, ekologi politik, kerelawanan, riset, gender, etika lingkungan, dan lain-lain. Namun tidak hanya berhenti pada teori, melainkan peserta juga melakukan bermacam praktek.

Seperti jelajah malam di sekitar Lembah Kebahagiaan, menikmati derasnya aliaran cintaku padamu sungai, pemandangan alam yang tiada dua berupa sawah dan kebun, riset sosial dengan objek lingkungan sekitar, dan beragam hiburan serta permainan yang sederhana namun maknanya luar biasa.

Cerita bermula di sebuah vila yang berada di daerah Puncak, Bogor. Tempat kami ikut short course tersebut. Tempat yang sering nongol di televisi apabila arus balik dan mudik hari Hari Raya.

Saban hari, hujan bulan Juni menjadi penghias Bogor. Itu mungkin alasan Kota Hujan menjadi salah satu nama lain dari Buitenzorg alias Bogor. Serangkaian kegiatan berlalu. Ada hal yang saya dapat. Misalnya, Yatra dari India.

Yatra merupakan sebuah konsep menyuarakan pendapat (demonstrasi) tanpa suara. Ya mirip-mirip kayak pas kamu udah suka sama dia tapi nggak berani ngungkapin gitu lah, Nabs. Asem og.

Btw, masih ingat pelajaran ketika duduk di bangku sekolah yang mengulas mengenai teknik dan cara menyampaikan pendapat?

Seingat saya, ada tiga. Yaitu lisan, tulisan, dan cara lain. Secara tulisan ya melalui kalimat kayak tulisan ini. Secara lisan ya berorasi. Nah, Yatra mungkin kategori cara lain.

Yatra dilakukan sambil jalan tanpa mengucap kata apapun. Ternyata, manfaatnya manjur. Silakan coba berjalan di pagi hari sambil tak bersuara dari rumahmu menuju rumah kekasihmu Alun-Alun Kota Bojonegoro.

Kembali lagi ke cerita saat di Bogor. Tempat ini merupakan salah satu daerah wisata populer. Banyak kita temui hotel, villa, indekos, dan beragam jenis penginapan lain.

Salah satu dari sekian banyak vila yang ada di Bogor, berdiri sebuah vila yang berada di daerah Puncak. Nah, kebetulan ketika riset sosial tentang ekonomi dan local wisdom, saya mewawancara seorang yang tahu banyak hal soal vila di Bogor.

Pak Agus namanya. Dia tahu banyak tentang sejarah vila yang digunakan kegiatan dan beragam kisah lain di balik kemegahan dan keindahan villa tersebut. Vila itu bernama GG House Happy Valley, Pak Agus memberi informasi yang cukup lengkap tentang sejarah, hal-hal mistik, dan segala hal berkait dengan vila tersebut.

GG House Happy Valley. GG merupakan nama dari inisal pemilik vila yaitu sepasang suami istri. Happy Valley berasal dari kata happy yang artinya bahagia dan valley artinya lembah.

Jadi kalau diterjemahkan, lembah kebahagiaan. Setelah menginjakkan kaki, dan menikmati waktu dengan alam sekitar vila, menikmati panorama alam berupa aliran sungai, perkebunan, dan persawahan yang hijau, saya kembali bersemangat menjalani hidup yang fana ini.

Pak Agus kemudian bercerita tentang beberapa kawan-kawannya yang pernah menggunakan (menginap) vila tersebut. Salah satunya, Cak Munir Said Thalib. Dan Cak Munir dulu sering mengajak kawan, lembaga, dan kolega untuk menggunakan vila tersebut.

Tangis haru mewarnai, ketika Pak Agus bercerita soal beberapa kawannya seperti Cak Munir. Beliau berkisah tentang jalinan persahabatan, perjuangan almarhum, dan kisah-kisah lain tentang aktivis hukum dan HAM —- yang dalang di balik kematiannya masih menjadi misteri itu.

Setelah Pak Agus bercerita panjang lebar tentang Munir, sejarah vila, dan hal-hal lain. Saya bersama kelompok diberi kesempatan mengakses dokumen primer berupa kliping yang berisi tulisan dari beberapa tokoh untuk mengenang aktivis hukum dan hak asasi manusia (HAM) yang dengan lantang, tulus, dan ikhlas memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan itu.

Saya jadi ingat ungkapan dari Cak Munir: kita harus lebih takut kepada rasa takut itu sendiri, karena rasa takut menghilangkan akal sehat dan kecerdasan kita.

Rasa takut memang berbahaya. Sebab ia membuat panik dan menghilangkan akal sehat dan kecerdasan kita. Cocok banget dengan situasi saat ini ya, Nabs.

Kita harus lebih takut dengan rasa takut, berarti kita jangan takut. Sebab, dengan takut, banyak hal di luar kendali kita yang nantinya lebih mendominasi. Jadi jangan takut. Kalaupun takut, takutnya berorientasi kewaspadaan. Bukan kekalutan.

Setelah menemui Pak Agus dan kisah tentang Munir, saya dan kawan-kawan lain melanjutkan kegiatan Short Course yang bertema Relawan Lingkungan untuk Perubahan Sosial. Tak lupa saya mengabadikan momen tersebut dalam bentuk foto, aksara, dan tentu saja cerita.

Semoga kamu tetap dalam keadaan bahagia. Kan sayang kalau (((kamu, iya kamu Deq))) pembaca tidak bahagia. Pokoknya ingat terus kalimat keramat Jurnaba: Degup Kebahagiaan dan jadilah bahagia yang paripurna versi dirimu sendiri.

Tags: BogorKebahagiaanKisah Munir

BERITA MENARIK LAINNYA

Pengalaman Mengenakan Selama Tinggal di Bojonegoro
Cecurhatan

Pengalaman Mengenakan Selama Tinggal di Bojonegoro

December 31, 2020
Gereja Kristen Jawa Tengah Utara (GKJTU) Jemaat Bojonegoro dalam Tinjauan Historis
Destinasi

Gereja Kristen Jawa Tengah Utara (GKJTU) Jemaat Bojonegoro dalam Tinjauan Historis

December 30, 2020
Memorabilia tentang Tole, Dukuh T, dan Bengawan Solo
Destinasi

Memorabilia tentang Tole, Dukuh T, dan Bengawan Solo

December 29, 2020

REKOMENDASI

Memaknai Pedoman Hidup dan Sistem Sosial Masyarakat Samin Bojonegoro

Memaknai Pedoman Hidup dan Sistem Sosial Masyarakat Samin Bojonegoro

January 16, 2021
Siapa Bilang Berinvestasi Pasti Cuan?

Siapa Bilang Berinvestasi Pasti Cuan?

January 15, 2021
Sisi Lain Obrakan: Pancasila, Indonesia Raya, dan Orang Amerika

Sisi Lain Obrakan: Pancasila, Indonesia Raya, dan Orang Amerika

January 15, 2021
Kelas Guratjaga dan Hakikat Membaca

Kelas Guratjaga dan Hakikat Membaca

January 14, 2021
Koidahan dan Budaya Diskusi Ansor Kota Bojonegoro

Koidahan dan Budaya Diskusi Ansor Kota Bojonegoro

January 14, 2021
Fakta Ilmiah Mengapa Kita Menguap?

Fakta Ilmiah Mengapa Kita Menguap?

January 13, 2021

Tentang Jurnaba - Kontak - Squad - Aturan Privasi - Kirim Konten
© Jurnaba.co All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
  • KULTURA
  • DESTINASI
  • FIGUR
  • CECURHATAN
  • ALTERTAINMENT
  • FIKSI AKHIR PEKAN
  • SAINSKLOPEDIA
  • TENTANG
  • KONTAK

© Jurnaba.co All Rights Reserved