Segerombolan anak muda berkumpul di tribun Alun-alun Kota Bojonegoro, Kamis (26/12/2019) pagi yang cerah. Para pemuda itu mahasiswa asal Universitas Airlangga. Sebelum langit Bojonegoro menunjukkan teriknya, mereka segera bertolak untuk kunjungan belajar. Tujuannya adalah Desa Drenges, Kecamatan Sugihwaras, Bojonegoro.
Para mahasiswa tersebut tergabung dalam organiasasi mahasasiswa daerah (ormada) asal Bojonegoro. Namanya Airlangga Bojonegoro Community (ABC). Kunjungan belajar ini termasuk dalam program kerja tahunan ABC. Program kerja bertajuk Bisnis Visit.
“Bisnis Visit ini bertujuan untuk mengenalkan teman-teman ABC dalam belajar berbisnis dan mengembangkan kemampuan kewirausahaan mereka. Ini bagian dari serangkaian kegiatan MOP (Muleh Omah Project),” kata Ketua Pelaksana kegiatan, Vina Mahfirotul Azizah.
Melalui Bisnis Visit, mahasiswa putra daerah ini bermaksud belajar tentang kewirausahaan. Lokasi belajar kali ini berada di Wahana Kampoeng Drenges (WKD). WKD adalah tempat usaha budidaya jamur sekaligus produk olahan jamur. Padahal, usaha jamur adalah hal yang cukup menantang di Bojonegoro.
Namun, anggapan itu menjadi tantangan tersendiri. Khususnya bagi pengelola WKD, Prasetya Handrianto. Prasetya berencana untuk mengangkat potensi lokal. Selain itu juga berkontribusi dan turut membangun desa. Salah satunya melalui WKD dengan jamur sebagai produk khas.
“Awalnya, kami berpikir ini adalah sebuah tantangan. Apabila kami mampu menghadapinya, artinya ini adalah sebuah peluang,” kata Prasetya.
Menurut Vina, WKD adalah tempat menarik untuk dikunjungi. Letaknya di wilayah pedesaan adalah satu dari potensi lokal Bojonegoro yang bisa berkembang. Tentu ini menjadi bahan belajar yang bagus. Khusunya untuk mahasiswa putra daerah. Selain itu, anggota ABC juga bisa mengenal wilayah Bojonegoro lebih baik.
“Alasan memililih Desa Drenges karena tempatnya di pedesaan. Teman-teman bisa belajar sambil liburan dan menjelajahi daerah di Bojonegoro agar mengenal lebih baik lagi,” ucap mahasiswi jurusan Ekonomi Islam tersebut.
WKD tidak hanya sebagai tempat budidaya jamur. Terdapat pula hasil olahan jamur. Salah satunya adalah produk makanan. ABC melakukan pembelajaran mulai dari praktik budidaya jamur, pengolahan hasil budidaya hingga mencicipi olahan masakan dari jamur.
Selain itu, peserta kunjungan juga belajar cara terkait strategi pemasaran dan pengembangan. Hal tersebut yang paling penting dalam bisnis. Namun, yang paling penting adalah adanya manfaat kepada masyarakat sekitar. Seperti yang diharapkan WKD dalam pengembangan potensi lokal.
Kunjungan belajar ini tentu sangat bermanfaat. Terutama bagi para mahasiswa yang sedang belajar berwirausaha. Apa pun jurusan di perkuliahan, tidak akan membatasi kesempatan belajar. Khususnya kewirausahaan yang bidangnya cukup luas.
“Dengan kegiatan ini, semoga teman-teman ABC bisa mendapatkan pembelajaran dan bisa mengembangkan kemampuan kewirausahaan yang teman-teman miliki,” ucap mahasiswi angkatan 2018 tersebut.