Menjadi makhluk sosial memang sebuah anugerah. Tapi, harus bisa menggunakan anugerah (kemampuan berkomunikasi) itu dengan baik.
Semakin dewasa, pembicaran mengenai kesehatan mental tidak akan ada habisnya. Banyak hal yang diremehkan tentang mental. Mental adalah hal yang berkaitan dengan jiwa manusia dan kesehatan.
Kesehatan mental bukan hal yang remeh, tetapi saat mendasari perjalanan kehidupan. Kesehatan mental harus diutamakan dari segala bentuk aspek agar mental baja.
Kesehatan mental hukumnya wajib diperhatikan semua kalangan tak terkecuali karena begitu pentingnya. Kabar berita mengenai tentang kasus bunuh diri sering terdengar dan diperbincangkan.
Sekarang maraknya tentang kasus bullying baik secara verbal maupun nonverbal. Mudahnya untuk mengakses sosmed untuk bersosialisasi lewat mempermudah semua kalangan untuk berinteraksi lewat media online. Hal itu menimbulkan dampak buruk sekaligus dampak positif.
Dampak buruk yang bisa kita lihat di lingkungan sekitar, yakni orang sering berkomentar negatif tanpa mempertimbangkaan apakah suatu kejadian yang dikomentari itu fakta atau tidak. Orang yang suka nyinyir di sosmed ataupun secara langsung disebut haters.
Perlu kita sadari setiap orang memiliki kekuatan mental yang berbeda. Setiap orang yang dihujat bisa jadi tidak terima dan korban yang tidak senang dan akhirnya membuat mentalnya down.
Perlu adanya kesadaran setiap individu agar bisa berinteraksi dengan orang lain secara baik serta tidak menimbulkan hal yang tidak diinginkan apalagi sampai membuat mental orang lain down. Akibat mental down membuat orang tertekan, rasa was-was yang berlebihan, Stres, Depresi dan bunuh diri.
Akibat dari mental down membawa malapetaka bagi setiap orang dan efek negatif yang luar biasa harus ada upaya, yakni kesadaran pada lingkungan sekitar. Kita perlu meluangkan waktu untuk diri sendiri dan ruang keluh kesah untuk orang lain.
Rasa tertekan membuat perjalanan hidupnya berat. Hal ini muncul pemikiran untuk berhenti berjuang menganggap dirinya tak penting, insecure berlebih dan ingin untuk berhenti berjuang. “Apakah itu pilihan terbaik?’ jawabannya tidak.
Rasa itu bisa diolah menjadi acuan untuk bisa bangkit dari masalah yang membuat rasa tertekan dan sebagainya. Mungkin salah satunya Ketika aku di posisi tersebut adalah membantu orang yang ada di sekitarku yang membutuhkan bantuan.
Cara ini aku lakukan, Ketika kita dapat membantu dan berhasil membuat orang yang kita bantu tersenyum is another level of happiness. Bersedialah menjadi tempat cerita orang – orang sekitarmu dan tanpa menilai orang lain apapun tentang cerita mereka.
Sekarang sulit menemukan orang yang mau menjadi pendengar baik dan menghindari men-judge orang lain karena mendengarkan cerita orang lain kita dapat mengetahui dan belajar dari pengalaman orang lain tanpa harus melewati prosesnya.
Orang yang bercerita beban hidupnya akan berkurang rasa tertekannya karena dia dapat bercerita kepada seseorang tentang masalahnya.
Adapun mencari teman untuk dapat diajak ngobrol emang bisa dibilang sulit. Namun bukan berarti tidak ada kawan. Carilah teman yang sefrekuensi dan dimana dia bisa menghargaimu.
Sedikit bercerita tentang lingkungan pertemanan saya. Lingkungan pertemanan yang saya miliki adalah circle yang cukup baik.
Mereka adalah the best friend. Teman terdekat saya bisa dihitung dengan jari, tetapi mereka mempunyai value yang berkelas membuat saya merasa terinspirasi karena mindset mereka.
Setiap dari circle kami yang ada masalah, pasti per individu akan meluangkan waktu untuk menjadi tempat bercerita dan membantu. Kami memulai circle ini sejak duduk dibangku SMA.
Topik yang sering kami bahas dalam pertemanan adalah karir, skill, masalah perkuliahan dan tidak ketinggalan masalah percintaan. Walaupun kami sekarang kuliah di kota yang tak sama lagi, kami tetap selalu meluangkan waktu untuk bertemu.
Menurut saya, di kalangan muda topik percintaan yang banyak membuat mental down, maka dari ini perlu adanya teman atau keluarga yang bisa menjadi tempat cerita suka duka. Dewasa hal yang cukup berat dan harus dilewati setiap orang. Yakin adalah kunci pertama agar siap menghadapi gemburan dunia.
Ada sesuatu yang bisa diambil dari pertemananku di luar circle tadi. Di luar circle saya, menemukan teman yang sangat pendiam. Saat di kelas dia memilih untuk sendiri dan nutup dirinya untuk bercerita.
Sikap teman saya seperti itu, akhirnya membuat dia diasingkan saat di kelas. Saya bukan orang yang baik menurut saya sendiri.
Namun, ketika di lingkungan sekitar saya ada permasalahan seperti itu, saya akan mengambil Tindakan agar dapa membantu sesama.
Salah satu cara saya yang pertama langkah yang saya ambil melihat latar belakang dia seperti apa, mendekati dia sering menyapa dan mengajak ngobrol walaupun di cuekin. Namun, hal itu berhasil membuat orang yang diam itu, tidak merasa sendiri dan mau bercerita alasan dia seperti itu.
Alhasil mereka orang-orang yang diam biasanya adalah orang yang aktif, tetapi banyak masalah yang dihadapi menyebabkan dia lebih memilih diam.
Dua topik tadi kitab isa belajar, bahwa boleh setiap orang mempunyai circle pertemanan. Namun, tetap harus bisa berteman dengan diluar circle tanpa harus membeda-beda orang.
Bercerita adalah suatu hal yang dilakukan setiap orang untuk menceritakan kejadian yang terjadi di hidupnya. Bahwasanya setiap orang membutuhkan bantuan orang lain dan tidak dapat hidup sendiri.
Orang yang lebih memilih memendam perasaan dan menumpuk permasalahan lebih banyak stresnya daripada orang yang mau bercerita dengan orang lain.
Permasalahan ini bersangkutan dengan dunia pertemanan. Banyak kejadian yang pertemanan buruk membuat mental orang menjadi drop karena memiliki teman yang menjudge.
Kesehatan mental pun terganggu karena dipicu kondisi yang kurang kondusif, kurangnya kegiatan yang bisa meluapkannya, kurangnya pengertian dan perhatian dari orang sekitar.
Buat teman – teman semua, Berceritalah kawan, bercerita bukan selalu dianggap lemah, tetapi bentuk perawatan dan menjaga diri. “To enjoy the glow of good health, you must exercise”.