Jurnaba
Jurnaba
No Result
View All Result
Jurnaba
Home Kultura

Lingsir Wengi: Ajaran Sunan Kalijaga untuk Berdoa pada Malam Hari

Bakti Suryo by Bakti Suryo
13/11/2019
in Kultura
Lingsir Wengi: Ajaran Sunan Kalijaga untuk Berdoa pada Malam Hari
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan Ke WA

Malam kian mencekam saat tembang Lingsir Wengi terdengar. Sebuah tembang pemanggil arwah atau hantu. Memang, lagu Jawa tersebut erat kaitannya dengan hal mistis. Seperti itulah anggapan masyarakat belakangan ini. Padahal, sebenarnya tidaklah begitu.

Budaya Jawa terkenal dengan keragamannya. Termasuk sastra dan bahasa. Bahkan, terdapat tembang atau kidung dengan nada yang khas dan lirik yang dalam. Lalu, apa benar Lingsir Wengi adalah kidung yang bisa memanggil hantu?

Lingsir Wengi merupakan kidung atau mantra dalam sebuah judul film horror. Sebenarnya, kidung ini dibuat Sunan Kalijaga. Sunan membuat kidung atau mantra sebagai bentuk do’a bagi masyarakat Jawa. Untuk itu, dibuatlah kidung Rumeksa Ing Wengi (perlindungan pada malam hari). Kidung ini lebih dikenal masyarakat dengan Lingsir Wengi.

Kala itu, masyarakat masih belum paham dengan bahasa Arab. Meski Nabi Muhammad sudah mengajarkan tuntunan doa. Karena itu, Sunan Kalijaga menyusun doa dalam bahasa Jawa. Ini agar kalimat doa dapat dipahami dan dihayati masyarakat.

“Yang baik, tentu saja yang disertai keyakinan tinggi dalam berdoa dan mengerti makna doa yang diucapkannya. Bahwa doa itu akan lebih mudah dihayati dan diyakini bila bahasanya dimengerti,” dikutip dari buku ‘Sunan Kalijaga: Mistik dan Makrifat’ karya Achmad Chodjim.

Kidung Lingsir Wengi juga dikenal sebagai Mantra Wedha, yaitu doa penyembuhan. Jadi, kidung Lingsir Wengi merupakan doa untuk perelindungan dan penyembuhan. Khususnya pada malam hari. Malam hari adalah waktu di mana manusia tidur. Waktu yang tepat untuk berlindung dan beristirahat.

“Ada kidung rumeksa ing wengi. Yang menjadikan kuat selamat terbebas dari semua penyakit. Terbebas dari segala petaka. Jin dan setan pun tidak mau. Segala jenis sihir tidak berani. Apalagi perbuatan jahat. Guna-guna tersingkir. Api menjadi air. Pencuri pun menjauh dariku. Segala bahaya akan lenyap.”
“Semua penyakit pulang ke tempat asalnya. Semua hama menyingkir dengan pandangan kasih. Semua senjata tidak mengena, bagaikan kapas jatuh di besi. Segenap racun menjadi tawar. Binatang buas menjadi jinak. Pohon ajaib, tanah angker, lubang landak, gua orang, tanah miring dan sarang merak.”

Pada bait pertama tersebut sudah jelas. Lirik kidung tersebut merupakan sebuah doa. Perlindungan dan penyembuah penyakit yang diutamakan. Serupa dengan ‘Ayat Kursi’ dari Al-Qur’an yang dibaca sebagai perlindungan dari kejahatan. Namun, Sunan Kalijaga mengajarkan doa menggunakan bahasa Jawa. Khususnya penjagaan diri pada malam hari.

“Digalinya perbendaharaan spiritual Jawa dan dipadukan dengan ajaran Islam. Lalu, dihasilkannya tembang Rumeksa Ing Wengi sebanyak 5 bait,” tulis Achmad Chodjim.

Kidung tersebut juga dimaksudkan untuk membebaskan diri. Terutama serangan berbagai penyakit. Baik bersifat fisik maupun kejiwaan. Terbukti dari makna yang terkandung pada kedua bait kidung tersebut.

Tentunya, doa Rumeksa Ing Wengi harus dibaca dengan penuh keyakinan. Penghayatan yang tinggi akan membangkitkan suatu daya. Seperti tembang-tembang yang dilafalkan masyarakat Jawa. Karena itu, Sunan Kalijaga menyusun doa dalam sastra macapat.

“Kata-katanya disusun dalam sastra macapat yang ditulis dalam metrum ‘dhandhanggula’, suatu bait-bait tembang yang mengharap terwujudnya cinta kasih dan hal-hal yang menyenangkan,” tulis Achmad Chodjim.

Kidung Rumeksa Ing Wengi sempat muncul dalam versi berbeda. Ia menjadi musik latar sebuah film horror. Ruh lagu yang semula memohon perlindungan tuhan membuatnya berubah. Terkesan menjadi mantra pemanggil makhluk halus. Itulah kidung Rumeksa Ing Wengi ciptaan Sunan Kalijaga yang diubah liriknya.

Lirik diubah menjadi sebab. Terdapat lirik yang menyebut si pelantun mengutus jin dan setan. Lagu ini lalu dikenal dengan judul Lingsir Wengi. Sehingga, saat ini kidung Rumekso Ing Wengi lebih dikenal dengan lagu Lingsir Wengi.

Tags: Lingsir wengimistis

BERITA MENARIK LAINNYA

5 Band Populer Indonesia yang Lahir dari Institut Kesenian Jakarta
Kultura

5 Band Populer Indonesia yang Lahir dari Institut Kesenian Jakarta

07/08/2022
Masalah Adalah Ibu dari Kreativitas
Kultura

Masalah Adalah Ibu dari Kreativitas

03/08/2022
Kyai Bakung dan Sejarah Dusun Pesantren Desa Bendo Kapas Bojonegoro
Kultura

Kyai Bakung dan Sejarah Dusun Pesantren Desa Bendo Kapas Bojonegoro

31/07/2022

REKOMENDASI

Saat Mahasiswa Gelar Penyuluhan Pengendalian Hama Terpadu

Saat Mahasiswa Gelar Penyuluhan Pengendalian Hama Terpadu

09/08/2022
Gelar LKMOK untuk Bekali Mahasiswa Leadership dan Kependidikan

Gelar LKMOK untuk Bekali Mahasiswa Leadership dan Kependidikan

08/08/2022
KKNT 17 Unigoro Berhasil Helat Sosialisasi Tentang Perlindungan dan Hukum Pidana Anak

KKNT 17 Unigoro Berhasil Helat Sosialisasi Tentang Perlindungan dan Hukum Pidana Anak

08/08/2022
5 Band Populer Indonesia yang Lahir dari Institut Kesenian Jakarta

5 Band Populer Indonesia yang Lahir dari Institut Kesenian Jakarta

07/08/2022
Bercakap Dengan Diri Sendiri ala Gus Mus

Bercakap Dengan Diri Sendiri ala Gus Mus

06/08/2022
Enigma Pengibaran Sang Dwiwarna

Enigma Pengibaran Sang Dwiwarna

05/08/2022

Tentang Jurnaba - Kontak - Squad - Aturan Privasi - Kirim Konten
© Jurnaba.co All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
  • KULTURA
  • DESTINASI
  • FIGUR
  • CECURHATAN
  • ALTERTAINMENT
  • FIKSI AKHIR PEKAN
  • SAINSKLOPEDIA
  • TENTANG
  • KONTAK

© Jurnaba.co All Rights Reserved

error: