Pagelaran Jazz Bengawan 2018 pada Selasa (20/11/2018) mampu bius penonton. Acara yang dihelat di lapangan desa Ledok Kecamatan Bojonegoro itu mampu padukan musik Jazz dan etnik.
Hujan deras beberapa jam sebelumnya tak menggoyahkan niat para penonton yang ingin menyaksikan Jazz Bengawan 2018. Acara yang sudah memasuki tahun kedua ini menjadi rangkaian peringatan Hari Jadi Kabupaten Bojonegoro ke-341.
Jazz Bengawan 2018 tak hanya sekedar konser musik. Terdapat upaya pelestarian lingkungan juga di dalamnya. Ada program pembagian bibit Mangrove, penyebaran bibit ikan dan penanaman pohon di sekitar bantaran sungai Bengawan Solo. Program pelestarian dipimpin langsung oleh wakil Bupati Bojonegoro, Budi Irawanto.
Untuk pagelaran tahun ini, ada dua musisi Jazz yang diundang sebagai bintang tamu. Pertama ada musisi Jazz kondang Indonesia, Nita Aartsen. Kedua, ada musisi Jazz yang berasal dari Perancis, Jean Sebastian. Keduanya menjadi penampil utama di Jazz Bengawan 2018.
Nita Aartsen merupakan musisi Jazz yang sudah bergelut di dunia musik selama lebih dari 20 tahun. Musisi yang sempat berkarir di Belanda ini mengaku senang dengan pagelaran Jazz Bengawan yang sangat spesial ini.
“Pastinya saya seneng banget kalau acara begini diadakan di alam terbuka. Apalagi yang datang bukan hanya dari kalangan musisi saja tapi juga warga sekitar,” ujar Nita Aartsen ketika ditemui tim Jurnaba.
Hal berbeda diungkapkan oleh Jean Sebastian. Musisi asal Perancis yang mahir memainkan terompet tersebut mengaku mendapatkan pengalaman yang berbeda saat tampil di Jazz Bengawan. Tak lupa, Ia mengucapkan selamat atas kesuksesan Jazz Bengawan tahun 2018 ini.
“Bagi saya ini adalah acara yang kredibel karena sangat berbeda dengan apa yang sudah saya alami. Saya mengucapkan selamat kepada Bojonegoro dan semoga acara seperti ini terus berlanjut,” ungkap Jean Sebastian.
Pagelaran Jazz Bengawan 2018 menjadi suguhan yang sulit untuk dilupakan. Perpaduan antara seni, musik dan suasana temaram sungai Bengawan Solo menjadi kombinasi syahdu dalam menikmati malam di bumi Angling Dharma.
Comments 1