Alumni SMUNESS 2003 menyiapkan 100 paket sembako untuk warga kurang mampu di Kecamatan Sumberejo, Bojonegoro. Bantuan disalurkan langsung ke rumah warga dengan dua kali termin. Sebelum dan sesudah idul fitri. Sasaran utamanya adalah fakir miskin dan anak yatim.
Gerakan solidaritas warga untuk membantu sesama di berbagai daerah pada masa pandemi corona terus mengalir. Lewat gerakan kepedulian antar sesama ini, setidaknya bisa meringankan sedikit beban di masa sulit.
Sikap gotong royong khas Indonesia sangat terasa pada masa pendemi corona. Sesama warga saling membantu untuk meringankan beban satu sama lain.
Gerakan sosial terus bermunculan. Warga dari berbagai kalangan dan lapisan aktif ikut serta dalam penanggulangan covid-19. Solidaritas warga ini benar-benar berdampak besar ke masyarakat.
Salah satu gerakan sosial juga diinisiasi oleh alumni SMA Negeri 1 Sumberrejo (SMUNESS). Dengan semangat solidaritas tinggi, alumnus SMUNESS ikut serta dalam upaya meringankan beban warga yang terdampak corona.
Alumni SMUNESS tersebut menyiapkan 100 paket sembako untuk warga kurang mampu di Kecamatan Sumberejo, Bojonegoro. Bantuan disalurkan langsung ke rumah warga dengan dua kali termin. Sebelum dan sesudah idul fitri. Sasaran utamanya adalah fakir miskin dan anak yatim.
Ada beberapa desa yang didatangi. Yakni Desa Butoh, Sumberrejo; Desa Pasinan, Baureno; serta desa di Kecamatan Kanor dan Sugihwaras.
Salah satu penggagas gerakan ini adalah Arland Rojeb Suherman. Pria yang tumbuh besar di Sumberrejo tersebut merasa tergerak untuk ikut membantu warga yang terdampak corona. Bantuan berupa paket sembako yang berisi beras dan kebutuhan pokok lainnya.
Menurut Arland, Alumni SMUNESS 2003 memang sudah mempunyai agenda dan donatur tetap. Donasi difokuskan kepada sesama keluarga alumni yang membutuhkan. Karena pandemi corona, donasi dialihkan kepada warga terdampak.
“Biasanya bantuan diberikan ke sesama keluarga alumni. Dan sekarang ini rekan-rekan tergerak untuk membantu masyarakat lebih luas karena dampak perekonomian yang kurang baik,” ujar Arland.
Kepedulian dan gerakan dari Alumni SMUNESS 2003 ini jadi bukti bahwa solidaritas warga di tengah pandemi corona benar-benar ada. Tak melulu dari kawasan kota metropolitan saja, di daerah pun juga banyak gaungnya.
Peneliti dari lembaga riset Hicon Law & Policy Strategies, Puguh Windrawan, mengatakan jika warga Indonesia memiliki jiwa komunal atau kebersamaan yang tinggi. Tanpa menunggu bantuan pemerintah, warga dan masyarakat saling membantu di masa pandemi.
“Saat ini, masyarakat sudah hidup berdampingan dengan virus. Pihak yang selama ini diidam-idamkan untuk menjadi panglima dalam menangani virus ini justru masih gamang dalam menentukan sikap. Mau tidak mau, masyarakat harus berdikari untuk membangun imunitasnya sendiri,” ujar Puguh seperti dikutip dari Gatra.
Gerakan warga dan berbagai pihak non pemerintah dalam membantu penanggulangan corona memang layak diapresiasi. Tanpa birokrasi berbelit, bantuan bisa langsung disalurkan kepada yang benar-benar membutuhkan.