Entah apa penyebabnya, kata Tuman mendadak viral di media sosial. Kata berkonotasi marah-marah tersebut, jika diartikan memang berarti kebiasaan. Lebih tepatnya, kebiasaan buruk yang harus disudahi: bocah kok senengane misuh, Tuman iki!
Banyak sekali meme-meme lucu yang menggunakan kata Tuman. Tuman, sudah tidak lagi berarti kebiasaan. Tapi juga jadi ungkapan pembalasan, penghakiman hingga sebuah pelampiasan kekesalan.
Istilah Tuman jadi viral karena selain enak dan mudah diucapkan, juga mudah dimodif dengan gambar dan tema apapun. Terlebih, Tuman teramat enak untuk diceploskan dalam kondisi mulut penuh amarah.
Tatkala Arsenal mengalahkan Manchester United misalnya, meme Tuman!!! dengan gambar seorang anak menampar anak di depannya langsung viral. Semacam ada rasa marah dan kesal yang terlampiaskan melalui kata Tuman tersebut.
Jika ditashrif menggunakan ilmu cocoklogi, kata Tuman sebenarnya tidak berdiri sendiri. Namun ada pendukungnya. Yakni; Tuman, Mantu dan Mantan. Tuman, Mantu dan Mantan memiliki garis linear terhadap nasib seorang jomblo.
Jika tidak Tuman melakukan perihal buruk, niscaya segera diambil Mantu sama bapaknya si dia. Dan si dia pun nggak jadi Mantan kamu. Tapi, karena kamu Tuman melakukan hal-hal buruk, alih-alih diambil Mantu, si dia pun memutuskan jadi Mantan kamu. Hmm
Tuman, Mantu dan Mantan memiliki garis hubung terhadap nasib. Jadi, buat kamu yang sudah punya kekasih, jangan Tuman melakukan hal-hal yang aneh. Niscaya kamu bakal segera diambil Mantu sama bapaknya si dia.
Sedangkan buat kamu yang masih jomblo, Tumanlah berbuat yang menyenangkan. Sehingga ada seseorang yang tertarik sama kamu. Siapa tahu, seseorang itu bakal meminta orangtuanya buat menjadikan kamu sebagai seorang Mantu.
Nabs, kalau kamu Tuman-nya, melakukan kebiasaan yang menyenangkan seperti suka menolong orang atau bantu bersih-bersih, niscaya bakal banyak kok yang pengen menjadikan kamu Mantu.