Keruhnya Sungai Bengawan Solo belakangan ini jadi perhatian banyak pihak. Pencemaran tersebut disinyalir akibat dari limbah industri kecil hingga menengah. Semua diperparah dengan kebiasaan masyarakat membuang sampah ke sungai.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo baru-baru ini mengumpulkan sejumlah pihak untuk membicarakan masalah pencemaran Sungai Bengawan Solo. Bertempat di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Ganjar mengadakan rapat khusus untuk mencari solusi terkait pencemaran Bengawan Solo.
Dalam rapat tersebut, Ganjar mengundang sejumlah pihak untuk hadir. Mulai dari perusahaan besar, perwakilan industri sedang, pelaku usaha kecil menengah (UKM) dan pengusaha di sektor peternakan.
Dari rapat tersebut ada sejumlah kesepakatan yang akhirnya diambil. Kesepakatan utamanya adalah memberi waktu selama 12 bulan kepada sejumlah perusahaan untuk memperbaiki sistem pengelolaan limbah masing-masing.
“Jika masih melakukan pelanggaran, saya minta aparat penegak hukum untuk turun tangan,” ujar Ganjar Pranowo seperti dikutip dari Tirto.id
Ganjar menambahkan jika industri besar punya peran yang cukup signifikan dalam pencemaran Sungai Bengawan Solo. Karena, mulai dari hulu sampai hilir, sejumlah industri besar berdiri di hampir semua titik lokasi yang dilewati aliran Sungai Bengawan Solo.
Sejumlah daerah yang dilewati oleh aliran Sungai Bengawan Solo memang terkena dampak dari pencemaran ini. Tak hanya di Provinsi Jawa Tengah saja, tapi juga Jawa Timur. Salah satunya adalah Kabupaten Bojonegoro.
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro juga sudah mewaspadai pencemaran Sungai Bengawan Solo. Melalui Dinas Lingkungan Hidup, Pemkab akan mengambil langkah serius untuk menanggulangi masalah ini.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bojonegoro, Hanafi mengatakan jika pihaknya akan menunggu hasil tes laboratorium. Setelah ada hasil yang konkret dari tes lab, DLH Bojonegoro akan langsung melakukan langkah-langkah tepat.
“Belum ada tindakan lainnya selain menunggu hasil laboratorium. Pasti akan kita sampaikan hasil dari laboratorium,” ujar Hanafi.
Tercemarnya air Sungai Bengawan Solo diduga telah merusak ekosistem sekitar. Khususnya ikan-ikan kecil dan biota lainnya. Menurut DLH Bojonegoro, pencemaran ini disebabkan oleh limbah industri dan kotoran ternak yang dibuang sembarangan.
Sandy Purbawa adalah salah satu warga yang tinggal di dekat Sungai Bengawan Solo, Bojonegoro. Menurut Sandy, dalam sebulan terakhir ini air Bengawan Solo memang berubah jadi lebih gelap dari biasanya.
“Airnya lebih keruh dari biasanya. Warnanya cokelat kehitaman,” ujar warga Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro tersebut kepada Jurnaba.co
Sebagai warga yang tinggal di dekat dengan Bengawan Solo, Sandy berharap jika ada pihak-pihak terkait segera mencari solusi untuk mengatasi masalah ini. Jangan sampai, pencemaran ini mengganggu aktivitas dan kehidupan warga sekitar.
Pencemaran Sungai Bengawan Solo ini memang harus mendapat perhatian khusus. Sebagai sungai terpanjang di Pulau Jawa, Bengawan Solo kerap jadi tumpuan masyarakat dalam banyak hal. Oleh karenanya, wajib hukumnya bagi semua pihak untuk menjaga kelestarian dan kebersihan Bengawan Solo.