Pandemi tak membuat para jihadis literasi Bojonegoro berdiam diri. Biar tangan tidak kaku karena terlalu lama nggak nata buku, kami pun menggelar Mendadak Lapak sesuai protokol Covid.
Sore sehabis ashar (02/6), saya langsung mandi dan bersiap diri menuju tempat yang sudah kami janjikan bersama, depan cafe Jawah_co.
Saya memasukan niat dalam hati dan sejumlah buku ke dalam tas carrier. Tak lupa, saya pakai kaus keramat Ngaostik sebagai penyempurna seperangkat alat melapak.
Ini, jadi kegiatan pertama setelah sekian lama saya dan teman-teman tidak buka lapak buku. Sebelumnya, seorang kawan pengelola cafe Jawah_co, Anas, mengajak kolaborasi para jihadis literasi Bojonegoro untuk menggelar lapak buku.
Kegiatan Mendadak Lapak membuat saya, secara personal, merasa senang. Sebab selain bertemu kawan-kawan, juga jadi agenda pertama sejak Pandemi Corona menyerang muka bumi selama beberapa bulan ini.
Tak pelak, beberapa kawan jihadis literasi Bojonegoro ikut datang meramaikan. Kawan-kawan, bahkan sudah berada di lokasi dan bersiap menata buku ketika langit masih terang dan temaram belum menjelang.
Selain Andri Mangsi Bojaksara dan Andre Oktafian Perpus Jalanan (dua sosok jihadis literasi paling militan yang pernah dimiliki Bojonegoro), hadir pula teman-teman muda seperti Afif, Rifan dan Naim dari Ruang Baca Gratis Bojonegoro.
Seperti biasa, kami menata buku Serapi mungkin. Ini sudah menjadi tradisi di antara para jihadis literasi di Bojonegoro. Sebab, kami percaya, menata buku untuk dilapakkan sama halnya menata masa depan. Harus rapi dan penuh perhitungan.
Nabs, kegiatan ini dilakukan bukan tanpa alasan. Kegiatan ini bertujuan untuk kembali mengajak masyarakat, terutama kaum muda, untuk membaca sambil berdiskusi dengan teman-temannya. Sebab, pandemi sempat melumpuhkan itu semua.
Ada beberapa genre buku yang dijajakan di lapak baca sore kemarin. Mulai genre anak-anak sampai genre dewasa. Dari buku bacaan anak-anak, akademis, filsafat, novel sastra, komik, hingga tentu saja buku ideologis.
Kami tak hanya menata buku saja. Dalam acara ini, kami juga berdiskusi perihal buku yang dibaca teman-teman. Seluk beluk permasalahan literasi dan ngobrol tentang kegiatan literasi masing-masing komunitas.
Acara yang kami helat sejak pukul 16.00 sampai 21.00 tersebut, memang sempat dikunjungi satpol PP. Tapi kunjungan itu tidak berorientasi penggrebekan. Mungkin karena sudah banyak anggota Satpol yang suka baca buku. Jadi mereka cuma mengingatkan agar kami pakai masker saja.
Kegiatan Mendadak Lapak sangat menyenangkan. Sebab, setelah sekian lama tidak bertemu dan bersua teman-teman dan buku, kami bisa kembali bertemu.