Akan jadi lelucon besar sepanjang sejarah dunia olahraga jika Liverpool gagal jadi juara Liga Inggris musim ini. Jika diibaratkan, bagi Liverpool ini seperti perkara membalikkan telapak tangan. Mudah. Sangat mudah.
Liverpool hanya membutuhkan dua kemenangan lagi untuk memastikan gelar Premier League musim 2019/2020. Ini akan jadi gelar indah bagi para pendukung Liverpool yang sudah menunggu hingga 3 dekade.
Pandemi corona membuat Premier League terhenti di bulan Maret. Saat itu, Liverpool masih berada di puncak klasemen dengan keunggulan 25 poin atas peringkat kedua, Manchester City.
Setelah kurang lebih 2 bulan libur, Premier League akan kembali mulai 18 Juni 2020. Dengan protokol ketat dan tanpa penonton, semua sisa laga Premier League musim 2019/2020 akan dimainkan.
Ini tentu jadi kabar baik bagi para pendukung Liverpool. Ancaman gagal juara terhapuskan. Asa untuk mengangkat trofi Liga Inggris untuk pertama kali dalam 30 tahun terakhir pun terbuka lebar. Sangat lebar malahan.
Di atas kertas, Liverpool hanya butuh dua kemenangan lagi untuk mengunci gelar Juara Premier League. Cukup mudah dan sederhana bukan?
Baca juga: 5 Rekor Premier League yang Sulit Dipecahkan
Dua kemenangan itu bisa didapatkan Liverpool dari pertandingan melawan Everton dan Crystal Palace. Itu adalah dua pertandingan pertama Liverpool selepas “libur panjang”. Sesuai dengan jadwal Premier League yang harus terhenti sementara karena pandemi corona.
Laga menghadapi Everton tentu jadi sesuatu yang sangat menarik. Laga yang bertajuk Merseyside Derby itu dipastikan berjalan dengan sengit.
Tuan rumah Everton tentu tak ingin saudara sekotanya itu mendapatkan kemenangan mudah. Sebagai rival, Everton akan melakukan segala daya upaya untuk menjegal Liverpool dalam upaya mengunci gelar juara.
Pelatih Liverpool, Juergen Klopp sendiri tak ingin main aman di sisa musim ini. Meski hampir pasti juara, Klopp ingin memastikan semua poin yang tersisa berhasil direbut oleh Liverpool.
“Ada 27 poin tersisa untuk kami dan kami akan mencoba segala cara untuk meraih semuanya. Kami masih belum juara, kami harus memainkan pertandingan dan memenangi semuanya,” ujar Juergen Klopp.
Pesan Klopp tentu sangat jelas. Rebut semua poin yang ada, semaksimal mungkin, dan jadi juara dengan cara paling terhormat. Mampukah Liverpool melakukan itu semua?
Akan jadi lelucon besar sepanjang sejarah dunia olahraga jika Liverpool gagal jadi juara Liga Inggris musim ini. Jika diibaratkan, bagi Liverpool ini seperti perkara membalikkan telapak tangan. Mudah. Sangat mudah.
Tapi jangan remehkan kemampuan Liverpool untuk membuyarkan mimpi dan mengecewakan para pendukungnya. The Reds punya rekam jejak panjang dalam membikin sedih dan malu para pendukungnya.
Baca juga: Belajar Sabar dan Tawakal dari Suporter Liverpool
Musim 2013/2014, Liverpool juga berpeluang besar untuk jadi juara. Sayangnya, Liverpool gagal memanfaatkan peluang. Terpelesetnya Steven Gerrard saat bersua Chelsea jadi awal malapetaka bagi The Reds yang kala itu diasuh oleh Brendan Rogers.
Kans juara yang sudah di depan mata sirna karena di sisa laga Liverpool lebih sering membuang angka. Alhasil, gelar juara direbut di saat-saat terakhir oleh Manchester City.
Kondisi Liverpool pada musim 2013/2014 dengan 2019/2020 tentunya sangat berbeda. Kans Liverpool jauh lebih besar musim ini untuk jadi penguasa Premier League.
Namun jika gagal memastikan gelar, Liverpool akan kembali jadi bahan olok-olokan karena tak bisa memanfaatkan peluang yang begitu besar. Mampukah Liverpool membalikkan telapak tangan musim ini, Nabs?