Ribuan orang berpartisipasi dalam pemecahan rekor tari thengul kolosal di Bojonegoro pada Minggu (14/7/2019). Bertempat di kawasan Jembatan Sosrodilogo, Trucuk, rekor MURI untuk Tari Thengul dan Sego Buwuhan berhasil diukir oleh masyarakat Bojonegoro.
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro gelar Bojonegoro Thengul International Folklore Festival 2019. Salah satu agenda dari event tersebut adalah pemecahan rekor tari thengul kolosal. Sebanyak 2019 penari dari SD, SMP dan SMA turut ambil bagian di event ini. Selain itu, ada pula pemecahan rekor Sego Buwuhan sebanyak 25.000 porsi.
Pusat penyelenggaraan event ini sendiri berada di kawasan Jembatan Sosrodilogo yang menghubungkan Kecamatan Trucuk dengan Kecamatan Kota Bojonegoro. Selain di sepanjang jembatan, event tari kolosal juga dipusatkan di lapangan Desa Tucuk.
Sebelum acara tari thengul kolosal, ada pemecahan rekor Sego Buwuhan yang juga dihelat. Dalam pemecahan rekor tersebut, hadir Chef Juna yang menjadi juri penilai lomba Sego Buwuhan yang diikuti oleh perwakilan Kecamatan yang ada di Bojonegoro.

Festival tari thengul dibuka langsung oleh Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah beserta dengan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) pada pukul 14.00 WIB. Ada pula perwakilan dari 4 negara sahabat yakni Meksiko, Polandia, Bulgaria, dan Thailand.
“Mudah-mudahan semua bergembira dengan acara yang kita selenggarakan ini,” ujar Anna Mu’awanah saat memberikan sambutan.
Setelah resmi dibuka, sebanyak 2019 penari pun langsung menunjukkan aksinya. Sinkronisasi gerak tari thengul yang indah dari ribuan penari jadi pertunjukkan yang megah dan mempesona. Gerak langkah para penari tak henti-hentinya diabadikan oleh lensa kamera.
Aksi dari penari berlangsung selama kurang lebih 15 menit. Perpaduan gerak yang indah dan kompak mengundang decak kagum para penonton. Tak ayal, setelah para penari selesai beraksi, tepuk tangan dari para penonton langsung membahana dari segala penjuru.
Perwakilan dari Museum Rekor Indonesia pun kemudian memberikan sertifikat pemecahan rekor Muri untuk Tari Thengul dan Sego Buwuhan. Sertifikat diterima langsung oleh Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah.
Setelah aksi dari para penari, Sego Buwuhan yang jumlahnya mencapai 25.000 bungkus kemudian dibagikan secara gratis kepada masyarakat. Kombinasi sempurna dari dua ikon terbaru dari Kabupaten Bojonegoro, yakni Tari Thengul dan Sego Buwuhan.
Tingginya Animo Masyarakat
Gelaran fesival tari thengul memang menarik animo masyarakat. Masyarakat dari berbagai kalangan hadir langsung di kawasan Jembatan Sosrodilogo, Trucuk, Bojonegoro.
Meski acara baru dimulai pada pukul 14.00 WIB, sejak pagi hari masyarakat Bojonegoro sudah mulai memadati area dari pergelaran Festival Tari Thengul 2019 Bojonegoro. Masyarakat yang datang tak hanya dari dalam Bojonegoro saja. Warga dari kabupaten tetangga seperti Tuban, Lamongan dan Blora pun juga turut hadir karena penasaran.

Satu di antara warga luar Bojonegoro yang hadir di pergelaran kolosal tersebut adalah Ahmad Syaifuddin. Warga Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban ini mengaku penasaran dengan event yang melibatkan ribuan peserta ini.
“Saya berangkat dari rumah jam 9 pagi. Penasaran dengan festival tari thengul sama nasi buwuhaan ini,” ujar pria yang juga membawa istri dan anaknya tersebut kepada tim Jurnaba.co
Ahmad Syaifuddin jadi satu di antara ribuan orang yang hadir di area acara pemecahan rekor muri Tari Thengul Kolosal dan Sego Buwuhan. Tingginya animo masyarakat berbanding lurus dengan semangat para penari dari SD, SMP dan SMA yang ada di Bojonegoro.
Lewat semangat dan latihan keras yang sudah dilakukan oleh para penari serta sumbangan Sego Buwuhan dari masyarakat, muncul lagi rekor MURI dari Kabupaten Bojonegoro.
Awal dari rangkaian acara Bojonegoro Thengul International Folklore Festival 2019 berlangsung dengan khidmat. Rekor tari thengul kolosal dengan 2019 penari dan 25.000 bungkus Sego Buwuhan pun terpecahkan. Capaian yang impresif bagi pengembangan pariwisata Bojonegoro.