Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Bojonegoro terasa begitu terik. Namun, ruang pelayanan riuh dipadati orang-orang yang gupuh. Meski bulan puasa, mereka tetap semangat ikuti ujian praktek SIM C.
Mereka yang dimaksud, tentu para peserta ujian praktik SIM C. Baik dengan kepentingan membikin baru, maupun memperpanjang SIM. Bulan puasa ini, jumlah pembuat surat izin mengemudi itu sangat ramai.
Jam dinding ruangan menunjuk pukul 12.15 wib. Di bagian luar ruangan Satlantas, terlihat beberapa orang bergerombol. Mereka menggunakan rompi berwarna oranye. Dan bersiap mengikuti ujian praktik SIM C.
Terdapat beberapa orang yang masih muda, satu perempuan dan sisanya bapak-bapak. Setelah itu, terdengar suara salah seorang berbicara dengan nada memberikan komando.
“Silahkan mencoba dulu sebentar. Kalau sudah siap, langsung tes,” kata seorang petugas ujian praktek SIM.
Kemudian, terlihat empat orang berompi oranye memacu sepeda motor ke tengah lapangan. Mereka mengendari motor mengikuti gambar dan tiang kecil yang tersebar di lapangan.
Motor yang mereka kendarai, meliuk menghindari tiang dan mengikuti garis yang ada. Meski cuaca begitu panas dan terik, mereka semua bersemangat mendapatkan SIM C.
Tak berselang lama, petugas yang bernama Onny Sambera tersebut memberi komando. Para peserta ujian praktek SIM C pun mulai berbaris.
“Untuk ujian praktek, ada dua kali kesempatan. Jika ada tiang yang tersenggol dan jatuh, maka diulang dari awal. Jika dua kali gagal, silahkan datang minggu depan lagi. Sekarang saya contohkan, nanti ikuti seperti saya,” kata Onny.
Ada beberapa tantangan dan kesulitan di dalam tes tersebut. Tantangan; antara lain rute lurus, zig-zag, angka delapan, belokan dan segitiga.
Setelah petugas memberi contoh, dia langsung mengambil berkas-berkas peserta ke tengah lapangan. Dia bersiap untuk menilai. Dipanggilnya tiga peserta sekaligus. Ujian praktek SIM C, dimulai!
Satu per satu peserta mulai memacu kendaraan bermotor. Sebagian besar peserta menjatuhkan tiang kecil dan mengulang dari awal. Sebagian lagi, sudahlah gagal sejak di rute zig-zag. Ketika kembali duduk di tempat petugas, Onny pun sedikit bercerita.
“Memang sebagian besar gagal di angka delapan,” kata Onny.
Menurutnya, rute tersebut memang cukup susah. Namun, peserta tidak akan kesulitan jika belajar. Satlantas Bojonegoro membuka klinik latihan untuk ujian praktek SIM setiap hari Jum’at pukul dua siang hingga empat sore.
Masyarakat yang ingin latihan ujian praktek SIM, bisa mengikutinya. Petugas yang ada akan mengajarinya.
Sebagian besar peserta gagal dalam ujian praktek SIM C tersebut. Misalnya peserta bernama Febrian Lukman Hakim. Dia mengaku kurang konsentrasi karena tidak sempat latihan. Setelah dua kali gagal, dia akan mengulang pada minggu depan.
“Tadi agak terlambat dan tidak sempat latihan, jadinya kurang fokus,” kata Febrian.
Di antara para peserta tersebut, hanya ada satu peserta yang lulus. Peserta tersebut seorang pemuda yang baru lulus SMA bernama Nur Cholis. Dia mengaku bahwa beberapa kali sudah latihan. Latihan tersebut dia lakukan sendiri di rumah.
“Sebelum ke sini saya sudah latihan terus di rumah. Alhmadulillah tadi bisa dan lulus,” kata Cholis.
Menurutnya, ujian praktek SIM C gampang-gampang susah. Yang terpenting adalah berlatih sehingga terbiasa. Jika kurang latihan, mungkin akan terasa kaget. Belum lagi, kalau ujian kadang malah merasa gugup. Kalau sudah terbiasa, ujian akan terasa santai dan bisa fokus.
Di bawah terik matahari bulan Ramadhan, mereka tetap bersemangat mengikuti ujian praktik SIM C. Memang banyak yang tidak lulus. Namun mereka mau mengikuti ujian ulang minggu depan.