Jurnaba
Jurnaba
No Result
View All Result
Jurnaba
Home Kultura

Kenangan Masa Anak-anak saat Sholat Tarawih

Bakti Suryo by Bakti Suryo
10/05/2019
in Kultura
Kenangan Masa Anak-anak saat Sholat Tarawih

Courtesy: Masjid Al Akbar

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan Ke WA

Hari ke 3 puasa telah dilewati. Ketika malam, surau dan masjid masih diramaikan para jamaah tarawih. Suasana begitu hangat menyambut bulan suci Ramadhan. Mulai dari anak-anak hingga para sepuh semangat mengikuti sholat tarawih. Soal 11 rakaat atau 23 rakaat, itu urusan nanti. Yang terpenting adalah memperbanyak amal ibadah.

Memang, suasana tahunan saat Ramadhan terasa begitu ikonik. Surau dan masjid menjadi ramai setiap hari, setiap waktu, setiap saat.

Bagi penderita quarter life crisis, suasana seperti ini menjadi moment yang tepat untuk mendekatkan diri kepada tuhan. Selain itu, suasana sholat tarawih berjamaah di tempat ibadah mampu menggugah kengangan.

Tentunya kenangan masa kecil saat masih anak-anak. Sesuai dengan apa yang dikatakan seorang pemuda asal Makam Sedeng, Kelurahan Kepatihan bernama Hendra Mulya Wibaya. Hendra mengungkapkan bahwa banyak kenangan saat masih kecil ketika sholat tarawih berjamaah.

“Suasananya sih jelas berbeda kalau kita masih anak-anak dulu. Ngerasanya sih seperti oh dulu aku pernah begini juga,” kata Hendra.

Kala itu, Ramadhan tidak begitu bisa dipahami. Yang jelas, seharian melakukan puasa, baik setengah hari atau penuh, lalu sholat berjamaah pada malam hari. Pergi sholat tarawih gemruduk bersama teman-teman sebaya sambil membawa buku absensi Ramadhan.

Dahulu, buku itu dibeli dengan harga seribu atau dua ribu. Kemudian harus diisikan dengan tanda tangan imam sholat atau orang tua.

Ada kolom sholat Jum’at, sholat tarawih, tadarus dan beberapa kolom lain. Pada bagian terakhir buku, terdapat kolom tanda tangan saudara ketika hari raya Idul Fitri.

Hendra mengatakan bahwa ketika kecil hat itu lumrah dilakukan. Teman-teman yang berbeda sekolah juga memiliki buku yang sama. Tak jarang juga dia memalsukan tanda tangan orang tua. Alasannya, tidak setiap hari dia rutin melakukan aktivitas.

“Kadang juga memilih main saja bareng teman-teman. Kakakku sering ngajak bersepeda, jalan-jalan sambil main mercon,” kata Hendra.

Ketika dewasa ini, sholat tarawih agak terganggu ketika banyak sekali anak kecil yang tidak khusyuk. Malahan, lebih banyak bermain dan bercanda. Bahkan, terkadang ada yang berteriak tidak jelas. Sangat ngawur. Namun, bukankah kita pun dulu pernah melakukannya? Hehehe~

Sholat tarawih sambil senggol-senggolan dengan teman. Lalu tertawa-tawa di tengah rakaat. Ada yang berteriak tak jelas saat imam membaca ayat terakhir Al-Fatihah. Ada yang ngilikithik dlemek’an kaki teman saat sujud.

Ada yang membuka sarung teman. Ada yang mengambil kupluk atau peci lalu disembunyikan. Ada pula yang duduk-duduk saja menunggu sholat tarawih selesai lalu buru-buru minta tanda tangan imam. Bahkan, masih ada banyak lagi yang lainnya.

“Kan ada bapak ibu yang ikut sholat juga, kadang mlipir-mlipir trus main aja sama teman-teman,” katanya.

Tidak berhenti pada saat sholat tarawih saja. Ada juga lho perkara unik saat tadarusan. Misalnya mengganggu teman yang membaca dengan guyonan. Ada yang membaca satu ayat atau satu baris lalu tidur.

Tentu saja tidur menunggu kiriman takjil bagi peserta tadarus. Ada yang belum giliran membaca, makanan datang lalu mengambilnya dan langsung pulang. Yap, opportunis sejak dini. Hehehe~

Mungkin, bagi sebagian orang hal itu cukup mengganggu. Terlebih ketika kita sedang berada di tengah-tengah sholat. Namun, apakah anak-anak itu merasa demikian? Mungkin sah-sah saja jika mereka belum tahu dan paham betul. Hanya saja, kita sebagai orang dewasa harus mampu bersikap dengan bijaksana.

Seperti halnya quote seorang pemimpin besar dari Turki, Sultan Muhammad Al-Fatih. Dia merupakan seorang hebat yang pernah menakhlukan Konstantinopel. Lalu, dia diangkat menjadi seorang pemimpin Islam yang besar kala itu.

“Jika kalian tidak lagi mendengar riang tawa dan gelak bahagia anak-anak di antara shaf-shaf sholat di masjid-masjid. Waspadalah. Maka sesungguhnya takutlah kalian akan kejatuhan generasi muda kalian.”

Tags: RamadhanTarawih

BERITA MENARIK LAINNYA

Bersiaplah Jatuh Cinta dengan Menulis, Lewat Tiga Hal Berikut!
Kultura

Bersiaplah Jatuh Cinta dengan Menulis, Lewat Tiga Hal Berikut!

26/04/2022
Mengapa Menjaga Kesehatan Mental Itu Penting?
Kultura

Mengapa Menjaga Kesehatan Mental Itu Penting?

23/04/2022
Momen Tarawih: Dari Mengamankan Perut hingga Mengkondisikan Sandal
Kultura

Momen Tarawih: Dari Mengamankan Perut hingga Mengkondisikan Sandal

11/04/2022

REKOMENDASI

Kisah Para Penggerak Dunia Pendidikan dari Bumi Wali

Kisah Para Penggerak Dunia Pendidikan dari Bumi Wali

19/05/2022
Milad Aisyiyah dan Semangat al-‘Ashr

Milad Aisyiyah dan Semangat al-‘Ashr

18/05/2022
Hiperrealitas Norma dalam Film KKN Desa Penari

Hiperrealitas Norma dalam Film KKN Desa Penari

17/05/2022
Stop! Perempuan Bukan Objek Kekerasan

Stop! Perempuan Bukan Objek Kekerasan

16/05/2022
Bukan Tutorial Move On Bagi Yang Patah

Bukan Tutorial Move On Bagi Yang Patah

15/05/2022
MotoGP Mandalika dan Dampak Positif Bagi Perekonomian NTB

MotoGP Mandalika dan Dampak Positif Bagi Perekonomian NTB

14/05/2022

Tentang Jurnaba - Kontak - Squad - Aturan Privasi - Kirim Konten
© Jurnaba.co All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
  • KULTURA
  • DESTINASI
  • FIGUR
  • CECURHATAN
  • ALTERTAINMENT
  • FIKSI AKHIR PEKAN
  • SAINSKLOPEDIA
  • TENTANG
  • KONTAK

© Jurnaba.co All Rights Reserved