Jurnaba
Jurnaba
No Result
View All Result
Jurnaba
Home Cecurhatan

Menjadi Bijaksana Seperti Manusia

Ahmad Wahyu Rizkiawan by Ahmad Wahyu Rizkiawan
November 16, 2019
in Cecurhatan
Menjadi Bijaksana Seperti Manusia
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan Ke WA

Bijaksana adalah saat kau berada di atas awan, kakimu masih mampu merasakan tanah, masih mampu merasakan apa yang dirasakan orang yang kau sakiti.

Kau pernah berkata pada dirimu sendiri. Andai bertemu Doraemon, satu hal yang ingin kau minta: mesin pengulang waktu. Kau ingin memperbaiki banyak hal di masa lalumu. Satu di antaranya, sifat kekanak-kanakanmu.

Meski kau tahu, angan-angan itu jelas tak akan mungkin terjadi. Waktu bergerak ke depan. Ia tak akan bergeser ke belakang. Meski sesungguhnya, banyak perihal perih yang ingin kau sembuhkan di masa lalu.

Kau pernah menjadi lelaki yang tidak bijaksana. Kekanak-kanakan dan tidak dewasa. Meski mungkin patut dimaklumi. Sebab usiamu kala itu baru 22 tahun. Tapi kau benar-benar kekanak-kanakan. Dan tidak bijaksana. Dan plin-plan.

Zakiyah, teman perempuan yang kau merasa nyaman saat berada di dekatnya itu, sering menangis dan sempat tak doyan makan selama berhari-hari hingga sakit demam, hanya karena kelakuanmu yang tidak bijaksana itu.

Tanpa kesalahan yang jelas, kau memutuskan untuk tak lagi menemuinya. Mengatakan padanya jika kau sudah tak cocok lagi dengannya. Kau cari-cari perkara dengan membanding-bandingkan Zakiyah pada teman barumu, teman lama yang baru mendekat padamu itu.

Zakiyah tentu marah. Dia yang semula baik-baik saja, menjadi tampak jahat di matamu hanya karena Zakiyah tak mau dibanding-bandingkan dengan teman barumu itu. Tentu kau berhasil. Kau berhasil membuat Zakiyah menjadi tidak menyenangkan di matamu.

Lalu, kau putus Zakiyah di saat-saat seperti itu. Di saat-saat yang mungkin, Zakiyah sedang cinta-cintanya kepadamu. Kau tinggalkan Zakiyah. Kau tinggalkan perempuan baik yang sering menemani kesedihanmu itu. Kau tinggalkan dia secara baik-baik.

“Kenapa sih kamu plin-plan, kenapa sih kamu plin-plan, kenapa sih kamu plin-plan?” Zakiyah mengulang kalimat itu sebanyak tiga kali di depanmu. Saat mengucap itu, dia menangis tersedu-sedu.

** **

Theresa, perempuan berambut sebahu dengan mata coklat itu, memang mampu merebut perhatianmu dari Zakiyah. Theresa perempuan yang telah lama kau sukai, tapi baru kali ini dia mendekat padamu, karena Theresa baru putus dari pacarnya.

Kau nyaman bersama Theresa. Begitupun Theresa, dia nyaman bersamamu. Kalian berdua sangat cocok. Kemana-mana selalu berdua. Meski kau tahu, ada Zakiyah yang melihat kemesraan kalian berdua. Bagaimanapun, kalian bertiga kuliah di tempat yang sama.

Pernah suatu hari, di depan perpustakaan kampus, kau dan Theresa jalan bareng sambil menenteng buku-buku bekas. Kalian ingin menaruh buku itu di lemari perpustakaan. Sementara di dalam, ada Zakiyah bersama teman-temannya sedang berdiskusi.

Kau dan Zakiyah sempat saling tatap. Wajah Zakiyah tampak langsung berubah. Dia merasa aneh, lalu memutuskan untuk keluar ruangan dan meninggalkan teman-temannya. Dia seperti tak kuat melihatmu. Sementara kau biasa-biasa saja. Kau merasa itu normal.

Theresa, perempuan yang mirip Hayley William itu, memang perempuan baik. Dia sosok yang sangat kau kagumi dan kau bangga-banggakan di depan teman-temanmu, yang sekaligus teman-teman Zakiyah.

The Only Exception, lagu yang selalu kau nyanyikan untuk Theresa itu, sering kau nyanyikan di kelas. Di depan teman-temanmu. Zakiyah, yang satu kelas denganmu, tak jarang sering melihat dan mendengar kau menyanyikan lagu itu.

Zakiyah juga tahu kalau nyanyian yang keluar dari tenggorokanmu, sudah tidak lagi untuk dirinya. Saat seperti itu, Zakiyah diam dan pura-pura tak mendengar.

Theresa yang berbeda jurusan darimu, sering kau ajak main ke kelas. Kau kenalkan pada teman-temanmu, yang juga teman-teman Zakiyah. Kau tak bermaksud apa-apa.

Kau hanya ingin teman-temanmu tahu bahwa kau dan Zakiyah sudah putus dan baik-baik saja.
Karena itu, kau sering mengajak Theresa main ke kelasmu.

Kau tak bermaksud jahat. Kau tak bermaksud apa-apa. Kau hanya ingin agar teman-temanmu tahu bahwa hubunganmu dengan Zakiyah telah selesai. Dan kau dan Zakiyah baik-baik saja dan tetap menjadi teman yang baik. Tak ada niatan sedikitpun dalam hatimu untuk menyakiti Zakiyah.

Kau hanya ingin agar teman-temanmu tahu bahwa kau dan Zakiyah baik-baik saja. Dan akan terus baik-baik saja. Karena itu, kau sering mengajak Theresa main ke kelasmu, bertemu dengan teman-temanmu, yang juga teman-teman Zakiyah.

Kau ingin semua segera baik-baik saja. Kau ingin teman-temanmu, yang juga teman-teman Zakiyah itu, tahu bahwa Zakiyah dan dirimu baik-baik saja. Tak ada masalah dengan kalian berdua. Karena itu, kau sering mengajak Theresa, pacar barumu itu,  main ke kelas, yang juga kelas Zakiyah.

Tapi kau tak pernah tahu bahwa sesungguhnya, tak ada yang bisa segera baik-baik saja. Semuanya justru tidak baik-baik saja. Dan tak akan pernah baik-baik saja. Kau ingin agar semua segera baik-baik saja. Tapi sesungguhnya, tak akan baik-baik saja.

Sudah hampir dua bulan Zakiyah tak lagi ke kampus. Zakiyah yang terkenal aktif dan disiplin itu, tak pernah lagi terlihat ke kampus, apalagi ke kelas. Mungkin dia sedang ada urusan di luar kampus, sehingga mengambil cuti, batinmu. Tapi batinmu salah.

Sitta, teman dekat Zakiyah yang juga teman baikmu, suatu hari bercerita jika Zakiyah tak lagi mau ke kampus. Katanya, dia sedih saat melihat kemesraanmu dengan Theresa kau umbar di dalam kelas. Sejak saat itu, Zakiyah tak mau lagi berangkat ke kampus.

Kata Sitta, jangankan mendengarmu bernyanyi, saat mendengar namamu disebut saja, Zakiyah masih sering bersedih. Apalagi melihatmu bernyanyi di dalam kelas bersama Theresa. Tentu dia sangat menahan luka.

Bahkan, menurut Sitta, agar hatinya tak sering pedih, Zakiyah tak melanjutkan kuliah atau tetap melanjutkan kuliah tapi ambil beda jurusan darimu. Agar tak ingat dirimu. Kelak, kau tahu bahwa Zakiyah mengambil opsi yang kedua.

Sitta sempat marah padamu. Katanya, kau tak dewasa. Kau sangat kekanak-kanakan. Kau sengaja membikin luka yang seharusnya segera sembuh, justru kian infeksi dan tambah abuh. Dan sialnya, kau tak pernah merasa demikian. Karena bagimu, semua akan segera baik-baik saja.

** **

Theresa, perempuan mirip Hayley William itu, suatu hari berkata padamu jika dia tidak lagi cocok denganmu. Tanpa kesalahan yang jelas, dia memutuskan untuk tak lagi menemuimu. Dia mencari-cari perkara dengan membanding-bandingkan dirimu pada teman barunya. Teman yang dia suka.

Kau tentu marah. Kau yang semula baik-baik saja, menjadi tampak jahat di matanya, hanya karena kau tak mau dibanding-bandingkan dengan teman barunya itu. Tentu Theresa berhasil. Theresa berhasil membuatmu menjadi tidak menyenangkan di matanya.

Lalu, Theresa memutusmu di saat-saat seperti itu. Di saat-saat kau sedang cinta-cintanya pada Theresa. Theresa meninggalkanmu. Theresa meninggalkan pria baik yang sering menemaninya itu. Theresa meninggalkanmu secara baik-baik.

Theresa sudah memilih pria idaman yang baru. Dia juga mengumumkan pada teman-temannya, yang juga teman-temanmu, bahwa Theresa dan dirimu baik-baik saja. Kalian berdua putus secara baik-baik.

Bersama kekasih barunya, Theresa sering sengaja menemuimu untuk menunjukkan pada semua bahwa kau dan Theresa segera baik-baik saja, dan akan terus baik-baik saja. Meski sesungguhnya, kau tidak baik-baik saja. Dan kau sakit. Dan kau menangis.

Kau takut mendengar lagu The Only Exception karena kau takut mengingat Hayley William sekaligus takut mengingat Theresa, perempuan yang mirip Hayley William itu.

Kau baru sadar jika ternyata kau amat penakut. Dan baru sadar jika kecemasan dan kekhawatiran dan ketakutan psikologis macam itu, pernah dirasakan Zakiyah atas dirimu.

** **

Zakiyatun Nafisa. Nama itu, tiba-tiba masuk ke dalam kepalamu. Iya, kau ingat saat Zakiyah bolos kuliah hanya demi menemanimu ikut seleksi pemain bola di Stadion Delta Sidoarjo. Saat kakimu terkilir, dia yang memeriksakanmu ke dokter, lalu diam-diam membayar biaya pengobatanmu, tanpa kau tahu.

Zakiyatun Nafisa. Entah kenapa kau bersedih dan menyesal saat mengingat nama itu. Saat mengingat nama tersebut, kau teringat kalimat: “Kenapa sih kamu plin-plan?” Yang dulu pernah dia katakan kepadamu sebanyak tiga kali itu.

Kau baru merasakan betapa yang kau lakukan pada Zakiyah adalah sifat kekanak-kanakan, saat Theresa melakukan hal yang sama kepadamu. Kau baru tahu betapa tidak bijaksananya dirimu pada Zakiyah, sesaat setelah kau diperlakukan tidak bijaksana oleh Theresa.

Kau baru tahu jika bijaksana adalah saat kau berada di atas awan, kakimu masih mampu merasakan tanah, masih mampu merasakan apa yang dirasakan orang yang kau sakiti, justru sesaat setelah kau disakiti oleh Theresa.

Kau berharap bertemu Doraemon, dan meminta mesin pengulang waktu. Agar kau bisa memperbaiki banyak hal di masa lalumu. Agar kau tidak plin-plan. Agar kau tidak kekanak-kanakan. Dan agar kau menjadi bijaksana seperti manusia, bukan seperti makhluk yang tidak manusia.

Tags: Fiksi Akhir Pekan

BERITA MENARIK LAINNYA

Datangnya Kilang Minyak dan Fatamorgana Masa Depan
Cecurhatan

Datangnya Kilang Minyak dan Fatamorgana Masa Depan

February 26, 2021
Saatnya Membantah Teori Sejarah The Great Man Theory
Cecurhatan

Saatnya Membantah Teori Sejarah The Great Man Theory

February 25, 2021
Propaganda Bahagia ala Sekolah Guratjaga
Cecurhatan

Propaganda Bahagia ala Sekolah Guratjaga

February 23, 2021

REKOMENDASI

Panggil Saja Aku, Jum

Panggil Saja Aku, Jum

March 2, 2021
Menerawang Khasiat Bunga Telang: Si Serbaguna dari Bumi Anglingdharma

Menerawang Khasiat Bunga Telang: Si Serbaguna dari Bumi Anglingdharma

March 1, 2021
Sarapan penuh Kehangatan 

Sarapan penuh Kehangatan 

February 28, 2021
Menghelat Diskusi Santai Perihal Perempuan

Menghelat Diskusi Santai Perihal Perempuan

February 27, 2021
Datangnya Kilang Minyak dan Fatamorgana Masa Depan

Datangnya Kilang Minyak dan Fatamorgana Masa Depan

February 26, 2021
Saatnya Membantah Teori Sejarah The Great Man Theory

Saatnya Membantah Teori Sejarah The Great Man Theory

February 25, 2021

Tentang Jurnaba - Kontak - Squad - Aturan Privasi - Kirim Konten
© Jurnaba.co All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
  • KULTURA
  • DESTINASI
  • FIGUR
  • CECURHATAN
  • ALTERTAINMENT
  • FIKSI AKHIR PEKAN
  • SAINSKLOPEDIA
  • TENTANG
  • KONTAK

© Jurnaba.co All Rights Reserved