Jurnaba
Jurnaba
No Result
View All Result
Jurnaba
Home Cecurhatan

Mereka yang Terpisah Karena Weton dan Hitungan Hari

Joko Kuncoro by Joko Kuncoro
February 8, 2020
in Cecurhatan
Mereka yang Terpisah Karena Weton dan Hitungan Hari
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan Ke WA

Putus cinta tak hanya murni karena niat pelakunya. Tapi karena ada pilihan lain weton dan hitungan hari yang dianggap tidak cocok penanggalan Jawa.

Segala sesuatu tak akan terjadi jika belum waktunya ditetapkan. Mempertahankan sesuatu boleh-boleh saja. Tapi, saat waktu dan takdir memutus untuk dipisah, ya harus berani berpisah.

Waktu itu, teman saya berwajah muram. Tatapan kosong menerawang ke langit gelap, duduk di sebuah ayunan tanpa sedikit pun menggerakan tubuhnya.

Dia hanya diam dalam lamunan, seolah tak mempunyai semangat untuk melanjutkan hidup. Lontaran pertanyaan tak satu pun dijawab olehnya, entah apa yang terjadi.

Perempuan yang suka meneriakan kesetaraan bagi kaum perempuan ini, sedang dilawan perasaan yang tak karu-karuan. Terbaca dari wajahnya tanpa ekspresi, menunjukan ada kesedihan mendalam di sana.

Barulah beberapa menit kemudian, tersirat kabar bahwa dia telah berpisah dengan kekasihnya. Hubungan yang telah direncanakan akan indah itu, telah terputus secara sepihak hanya karena weton dalam hitungan pasaran jawa mereka tidak cocok.

Dia Aina, sangat menyesalkan pertemuan kala menginjak semester lima itu. Bagaimana tidak, hubungan yang telah terjalin setahun itu, tiba-tiba saja berubah berupa sikap acuh.

Tingkat kepedulian yang awalnya menjadi prioritas sebagai pembeda Rangga dengan lelaki lain, kini kian meredup. Hingga suatu saat, Aina mencoba bertanya, kenapa Rangga bersikap berbeda seperti itu.

Di sebuah taman kota, akhirnya Rangga mengaku dan menangis untuk berpamitan. Rangga memilih pergi meninggalkan ikatan kisah. Dia tak mau tetap tinggal sebab hubungan ini seperti tak bisa dilanjutkan.

Saat Aina menanyakan alasan, hanya ada dua alasan terbesar yang menjadi landasan keputusan Rangga untuk pergi. Pertama: mereka sama-sama anak tunggal. Kedua: orang tuanya tak merestui, sebab hitungan Jawa antara Aina dan Rangga jelek.

Dan yang paling menyakitkan dari kisah ini adalah Aina yang seorang aktivis militan, yang selalu meneriakkan perlawanan dari sebuah perjuangan bersama-sama. Namun saat itu juga, Rangga menyerah pada keadaan. Sebab tak berani melawan takdir.

Dalam pikirannya, Aina berpikir: bukankah Allah tak akan mengubah suatu kaum, ketika kaumnya tidak melakukan usaha. Namun seringkali manusia takut pada budaya. Sehingga semacam takut pada konsekuensi nasib yang belum tentu terjadi.

 

Joko Kuncoro atau Jokun adalah mahasiswa dan aktivis progresif, pernah disengat luka karena cinta, tapi baik-baik saja.

Tags: HariPenanggalan JawaWeton

BERITA MENARIK LAINNYA

Propaganda Bahagia ala Sekolah Guratjaga
Cecurhatan

Propaganda Bahagia ala Sekolah Guratjaga

February 23, 2021
Jalur Evakuasi dan Kemampuan Memaksa Diri Sendiri
Cecurhatan

Jalur Evakuasi dan Kemampuan Memaksa Diri Sendiri

February 23, 2021
Over Optimistis Itu Buruk
Cecurhatan

Over Optimistis Itu Buruk

February 22, 2021

REKOMENDASI

Maklumat Kelas Literasi Jurnaba

Maklumat Kelas Literasi Jurnaba

February 24, 2021
Propaganda Bahagia ala Sekolah Guratjaga

Propaganda Bahagia ala Sekolah Guratjaga

February 23, 2021
Jalur Evakuasi dan Kemampuan Memaksa Diri Sendiri

Jalur Evakuasi dan Kemampuan Memaksa Diri Sendiri

February 23, 2021
Over Optimistis Itu Buruk

Over Optimistis Itu Buruk

February 22, 2021
Usai Sebelum Dimulai

Usai Sebelum Dimulai

February 21, 2021
Kemdikbud bersama BEM PTNU Nasional Helat Sosialisai Kampus Mengajar

Kemdikbud bersama BEM PTNU Nasional Helat Sosialisai Kampus Mengajar

February 20, 2021

Tentang Jurnaba - Kontak - Squad - Aturan Privasi - Kirim Konten
© Jurnaba.co All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
  • KULTURA
  • DESTINASI
  • FIGUR
  • CECURHATAN
  • ALTERTAINMENT
  • FIKSI AKHIR PEKAN
  • SAINSKLOPEDIA
  • TENTANG
  • KONTAK

© Jurnaba.co All Rights Reserved