Sejak tidak diakui sebagai planet pada 2006 lalu, masyarakat dan pemerintah Pluto marah. Mereka merasa disingkirkan dan sangat kecewa. Berkali-kali mereka melakukan protes pada Dewan Alam Semesta (DAS).
Namun, karena DAS punya alasan tersendiri dan protes-protes itu tak ditanggapi, masyarakat Pluto pun marah besar dan melampiaskan kekecewaannya dengan berbuat jahat. Mereka melakukan intimidasi dan kerap men-sabotase matahari.
DAS pun goncang. Intimidasi terbesar terjadi beberapa tahun lalu saat sejumlah tentara Pluto memblokir cahaya matahari menggunakan dinding kaca hitam berukuran raksasa.
Delapan penghuni planet lain pun gelagapan karena planet tempat mereka tinggal dihantui gerhana kegelapan selama berbulan-bulan. Tidak hanya itu, tentara Pluto juga pernah mengacaukan pergerakan matahari hingga membuat matahari cepat berputar. Dampaknya, panas yang terkirim memicu overheating global di delapan planet lainnya.
Intimidasi dari tentara Pluto sempat mereda ketika DAS menjanjikan akan kembali mengakui Pluto sebagai planet. Tapi, karena komitmen DAS yang hingga sebelas tahun berikutnya tak bisa dibuktikan, pada 2017 lalu Pluto mengancam bakal mengirim pasukan untuk mengacaukan satelit yang ada di masing-masing planet. Karena bulan menjadi satelit alami bumi, tentu tidak lepas dari ancaman itu.
Demi keamanan tata surya, ancaman Pluto benar-benar mendapat perhatian dari DAS. Organisasi Perserikatan Planet-Planet itu mengumpulkan pemuda-pemuda pilihan untuk dijadikan Duta Alam Semesta.
Masing-masing planet mengirim delegasi sesuai kebutuhan DAS. Berapa jumlahnya, tergantung keputusan DAS. Tugas mereka mendatangi berbagai seminar dan pertemuan yang membahas keseimbangan tata surya dan siap diterjunkan setiap saat jika dibutuhkan.
Dari planet bumi, ada sebanyak 100 pemuda-pemudi pilihan yang terpanggil. Mereka dipanggil bukan karena kecerdasan atau kemampuan yang mereka miliki. Dewan Alam Semesta memilih mereka secara acak.
Namun, setelah terpilih, mereka dibekali beberapa keistimewaan seperti kemampuan memanggil gerobak hologram (moda transportasi lintas antariksa), kemampuan adaptasi hidup di luar angkasa dan senjata rahasia yang tersimpan di kuku jemari tangan mereka. Di antara 100 pemuda-pemudi itu, 20 di antaranya dari Indonesia, Wardhana dan Melana salah duanya.
“Kamu berangkat ke Saturnus? DAS mengirim pesan agar kita berangkat kesana,” tulis Wardhana pada Melana melalui pesan WA.
“Enggak tahu, Jogja sedang hujan. Aku malas keluar,”
“Nggak sungkan sama DAS ta, udah diundang masak gak datang?,”
“Hemmh, iya sih. Ya udah. Jemput ke rumah ya. Aku tunggu,”
Dengan tiga kali sentilan ibu jari dan jari tengah seperti layaknya menimang burung piaraan, gerobak hologram yang berfungsi seperti kapal selam tiba-tiba datang mendekat pada Wardhana.
Kendaraan mirip mobil mini itu siap mengantarnya menjemput Melana untuk selanjutnya menembus lapisan ozon dan menghadiri pertemuan Alam Semesta di kantor mereka, planet Saturnus.
Bagi pemuda alam semesta yang diberkahi dengan kemampuan mengendalikan gravitasi dan berbagai gadget di dalam kuku jemari tangan dan memiliki kendaraan super canggih berupa gerobak hologram, perjalanan Bumi – Saturnus bisa ditempuh hanya dengan waktu tiga jam. Jarak antar planet bisa ditempuh hanya dengan hitungan waktu sejam.
Karena sebelum sampai ke Saturnus harus melewati Mars dan Jupiter dahulu, Wardhana biasa mencapai Saturnus dalam hitungan tiga jam.
Selalu ada hujan di Jogjakarta yang membuat Melana malas berangkat saat mendapat undangan dari DAS. Sebaliknya, selalu ada Wardhana yang telaten menjemput Melana untuk berangkat bareng ke kantor Saturnus untuk berkunjung ke kantor DAS.
Berulangkali berangkat bersama, tentu membuat mereka kian dekat. Kedekatan itu kian optimal karena sebagai pemuda Alam Semesta, mereka harus menyembunyikan jati diri agar tidak diketahui orang lain perihal identitas ke-alam-semesta-an mereka. Dampaknya, mereka berdua sering saling curhat karena merasa sejuang dan sepernasiban.
“Kau tahu, kenapa kantor Dewan Alam Semesta berada di Saturnus?,”
“Heii, kamu sedang nyetir, harus konsentrasi! Itu banyak asteroid berkeliaran. Nabrak baru tahu!,”
“Enggak, aku kan sudah ahli. Eh tapi jawab dulu, kenapa kantor kita ada di Saturnus?,”
” Enggak tahuuu…..”
” Jawabannya karena Saturnus itu punya cincin…”
” Teruuuusss????”
Di depan ratusan pemuda-pemudi pilihan dari berbagai planet, Dewan Alam Semesta mengumumkan bahwa Pluto kembali murka dan berencana mengacaukan berbagai satelit yang ada di masing-masing planet.
Karena itu, pihak dewan mengimbau pada para pemuda pilihan itu untuk mulai membuat propaganda tipis-tipis agar masyarakat di planet masing-masing tidak takut dan abai terhadap fenomena antariksa yang terjadi, tentu dengan tetap mewaspadai kedatangan tentara Pluto dalam bentuk umbra-penumbra.
Awal 2018 membuat hubungan Wardhana dan Melana kian dekat. Bagaimana tidak? Hampir setiap seminggu sekali DAS mengundang pemuda pilihan untuk berangkat ke Saturnus untuk mengikuti rapat. Maklum, ancaman Pluto pada sejumlah planet kian berani.
Hampir setiap seminggu sekali pula, Jogjakarta selalu diguyur hujan dan Melana selalu malas berangkat dan dengan ketelatenan maksimal, Wardhana selalu menjemputnya untuk berangkat bersama. Itu artinya, mereka berdua selalu ada waktu nge-date antimainstream tiap seminggu sekali.
“Apa kamu pernah berfikir untuk membangun keluarga?,” Tanya Wardhana sambil tetap memegang kendali setir gerobak hologram di depannya.
“Hemmh, tentu saja,”
“Lelaki seperti apa yang kau inginkan jadi suamimu?,”
“Lelaki pemberani,”
“Berani menghadapi tentara Pluto?”
“Iya, termasuk berani melawan ragu dan takut saat ingin menyatakan keseriusannya menjalin hubungan cinta,”
Beberapa asteroid terlihat bergerak syahdu melintasi gerobak hologram yang mereka berdua kendarai. Gugusan bintang bersinar redup seolah menandakan jika dalam hidup, ada saat-saat paling tepat untuk meredupkan ego demi membangun satu kesinambungan hidup yang baru.
Di akhir Januari 2018 malam, 12 tahun sejak Pluto terusir dari gugusan planet, Pluto benar-benar melancarkan serangannya ke satelit bumi. Tentara Pluto menutup bulan menggunakan dinding kaca hitam yang di tempel di sekitar permukaan bulan.
Gerhana bulan pun tak bisa dielakkan. Namun, kejadian itu tak berlangsung lama setelah Dewan Alam Semesta menurunkan jutaan Pemuda Alam Semesta untuk turun bertempur dan mengusir tentara Pluto.
Di waktu yang sama, sebuah gerobak hologram lari dari pertempuran dan sengaja mendamparkan diri di sudut planet Neptunus, dua penumpangnya memastikan diri menjadi pasangan manusia pertama yang melakukan pernikahan di luar angkasa, dengan gugusan bintang sebagai saksi dan wali nikahnya.