Bisa jadi, tertundanya kenikmatan yang kita dapatkan, adalah sesuatu yang baik bagi kita.
Kabar mengagetkan menggempur hati para calon jamaah umroh dari Indonesia. Pemerintah Arab Saudi, menghentikan sementara penerbitan visa bagi para calon jamaah umroh pada (27/2) lalu.
Musababnya, Indonesia disinyalir masuk dalam daftar berbahaya penyebaran virus Corona. Tentu ini pengetahuan baru. Mengingat, sejauh ini, warga Indonesia tenang-tenang saja dan seolah tak terjadi apa-apa.
Nah, betapa cara berkomunikasi pemerintah terhadap masyarakat amat hebat. Sehingga, masyarakat Indonesia tetap tenang dan biasa-biasa saja.
Sialnya, ketenangan itu sempat hampir runtuh gara-gara pemerintah Arab Saudi membatalkan rombongan umroh dari Indonesia — yang disinyalir sebagai negara masuk dalam daftar berbahaya penyebaran virus Corona.
Dibatalkannya pemberangkatan umroh dan sebuah alasan bahwa Indonesia masuk dalam daftar negara berbahaya terkait virus Corona, tentu sesuatu yang, disadari atau tidak, baru disadari bersama, bahwa virus Corona memang berbahaya.
Satu hikmah yang patut kita pahami, bahwa cara berkomunikasi pemerintah amat keren dalam menenangkan kecemasan massa. Bahkan, ketidaksigapan pemerintah dalam menangani virus Corona, seolah simbol yang membuat masyarakat bisa tenang-tenang saja. Hmm
Oke-oke, sampai di situ dulu pujian untuk pemerintah yang pandai meredam kecemasan masyarakat. Sekarang, kita kembali pada masalah dibatalkannya niat umroh.
Pembatalan keberangkatan umroh, tentu disayangkan calon jamaah, wabilkhusus para penyedia jasa keberangkatan umroh. Lha gimana tidak, mereka udah terbiasa bilang kalau umroh itu mudah, Je.
Dikutip dari CNNIndonesia, marketplace ibadah umrah, umroh.com, bahkan sudah menyatakan menghentikan penjualan paket umrah di situs web maupun di aplikasi per Kamis (27/2), hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
Penundaan hingga batas waktu yang tak ditentukan, tentu sesuatu yang kurang mengenakan. Tapi, kita harus memahami bahwa segala yang berhubungan dengan banyak orang, harus lebih dulu diutamakan.
Saya agak percaya, andai calon jamaah umroh tetap diberangkatkan misalnya, sesungguhnya virus Corona tak mampu menakut-nakuti niat para jamaah kok. Lha wong meninggal di Tanah Suci merupakan kemuliaan, Je.
Cuma, kita juga harus paham bahwa tak semua calon jamaah punya niat kuat seperti itu. Ada yang niat umrohnya untuk foto-foto selfie atau mencari downline belaka. Iya, kan ya? Hmm
Namun, terkait penundaan itu, saya jadi ingat kata-kata Abah Quraish Shihab: bahwa bisa jadi, tertundanya kenikmatan yang kita dapatkan, adalah sesuatu yang baik bagi kita.