Wartawan senior Kompas, Ahmad Arif menjadi pembicara dalam acara Peningkatan Kapasitas Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
Dalam acara dihelat di Hotel Aston Bojonegoro tersebut, Ahmad Arif mengatakan betapa pentingnya jurnalisme investigasi bagi masyarakat.
Jurnalisme investigasi tentu berbeda dengan straight news. Meski begitu, keduanya sama-sama merupakan karya jurnalistik. Namun, apa yang membedakan?
Straight news atau berita langsung, biasanya berbasis peristiwa dan cukup menggunakan metode deskriptif berdasar 5W+1H. Sedang jurnalisme investigasi merupakan berita peristiwa yang jauh lebih mendalam. Biasanya, pendalaman data berfokus pada what dan how.
Tujuannya untuk membangun atau meluruskan persoalan yang bersifat merugikan publik. Melalui jurnalisme investigasi, terkait masalah apa dan bagaimana itu terjadi, dikupas secara mendalam.
Mengutip Remotivi, liputan investigasi tidak berhenti pada penggambaran masalah secara komprehensif dan mendalam. Tidak cuma in-depth reporting saja. Produk liputan harus mampu mengungkap fakta-fakta. Baik fakta tersembunyi atau yang disembunyikan.
Fakta tersebut harus terungkap secara tuntas. Dari situ, nyaris tidak ada pertanyaan penting yang tersisa. Semua akan terjawab. Itu poin penting dari Jurnalisme investigasi.
Ahmad Arif, wartawan senior Kompas yang menjadi pembicara di acara workshop Peningkatan Kapasitas Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, menjelaskan bahwa kevalidan data adalah perkara utama.
“Menurut saya, yang paling penting itu kebenaran atau fakta dan kevalidan data,” kata Ahmad Arif, di Aston Hotel Bojonegoro pada Kamis (20/6/2019).
Jurnalisme investigasi memiliki kekuatan. Pasalnya, produk jurnalistik punya nilai penting. Yakni, pertanggungjawaban kepada publik. Namun, meski liputan begitu mendalam, kode etik jurnalis tetap harus menjadi pijakan dalam liputan.
“Penting bagi media untuk medeskripsikan atau menarasikan impact atau kerugian nantinya sebagai edukasi bagi masyarakat atau pembaca,” ucap Arif.
Menurut Arif, jangan mempublis sebelum data didapatkan secara lengkap. Hal itu demi menghindari munculnya persepsi yang berbeda. Jika terkait kasus negatif, para pihak terkait mungkin akan diam saja ketika dimintai keterangan.
Jadi, data pada karya jurnalisme investigasi harus lengkap. Setelahnya, baru setiap data dijelaskan secara detail. Sehingga seluruh pihak mengetahui peristiwa secara penuh dan menyeluruh. Serta, pihak mana saja yang harus bertanggung jawab.
Jurnalisme investigasi memang cukup penting bagi kepentingan masyarakat luas. Lewat jurnalisme investigasi, masyarakat bisa paham dan mengetahui hal-hal yang jarang muncul ke muka publik.