Meski kerap dipandang sebelah mata, tumbuhan tembakau memberi banyak kontribusi pada pembangunan Kota Bojonegoro. Baik dari sisi kesehatan, ekonomi hingga pemberdayaan masyarakat.
Kedekatan Bojonegoro dan tumbuhan tembakau memang sedekat seorang Arjuna pada Dewi Shinta. Tembakau menjadi komoditas utama selain padi, yang menjadi tanaman unggulan di Bojonegoro.
Tanaman tembakau menjadi satu di antara penopang hidup kalangan petani Nusantara, sejak berabad-abad silam. Masyarakat sudah mengkonsumsi tembakau sejak lama. Namun, dikonsumsi sebagai pelengkap kunyahan sirih.
Di Bojonegoro, tembakau bahkan menjadi tanaman khas. Tanaman yang identik. Setidaknya, sangat berhubungan dengan kalangan petani di Bojonegoro.
Sejak dulu hingga sekarang, jumlah petani tembakau sangat banyak. Terbukti dengan banyaknya jumlah pabrik kretek. Selain itu, juga dibuktikan dengan stabilnya dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) untuk Bojonegoro.
Dari data Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Bojonegoro, pada 2018 terdapat sebanyak 21 pabrik rokok yang terdaftar. Jumlah itu meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya 19 pabrik.
Dari 21 pabrik rokok itu, terbagi menjadi 3 golongan. Golongan 1 ada dua; Sampoerna dan Gudang Gak. Golongan 2 ada satu; Wismilak. Dan golongan 3 ada 18 pabrik yang mayoritas bertipe SKT.
Banyaknya pabrik rokok (di luar yang tidak terdaftar) tentu tergolong besar. Dan itu menunjukkan betapa optimalnya produksi tembakau di Bojonegoro. Sebab, pemasaran juga mayoritas keluar Kota Bojonegoro.
Data dari Bagian Perekonomian Bojonegoro menyatakan bahwa DBHCHT membantu mendukung pembangunan Bojonegoro. Bahkan, pembiayaan dari DBHCHT menelusuk ke berbagai macam bidang pembangunan.
Pada 2018, Pemkab Bojonegoro memperoleh DBHCHT sebesar 34 Miliar. Di mana 66 persen dari pembiayaan tersebut digunakan untuk membeli peralatan medis di 3 RSUD dan beberapa puskesmas.
Pada sisi ekonomi, pembiayaan DBHCHT juga mendukung pembuatan jalan padat karya di beberapa tempat di Kecamatan Ngasem, Temayang dan Sekar. Maksimalnya pembuatan jalan tentu mendukung geliat ekonomi di wilayah tersebut.
Dari sisi pemberdayaan, DBHCHT juga membantu menyediakan bibit unggul tembakau. Mulai pemeliharaan tembakau hingga jadi tanaman tembakau siap panen. Berbagai macam pelatihan petani tembakau beserta penyediaan alat rajang tembakau juga diambil dari DBHCHT.
Nabs, tak banyak yang tahu bahwa tembakau sangat mendukung proses pembangunan di Bojonegoro. Begitu penting dan luasnya penggunaan DBHCHT ini untuk mendukung pembangunan Bojonegoro.