Selasa (24/9/19) menjadi momentum peringatan satu tahun kepemimpinan Bupati Anna Muawanah dan Wakil Bupati Budi Setiawan. Satu tahun bisa dikatakan sebagai waktu yang terlalu singkat untuk menilai sejauh mana pembangunan berjalan.
Meskipun begitu, refleksi satu tahun penting. Dari sana, pemerintah bisa mengevaluasi efektivitas strategi. Dan publik pun bisa memantau pondasi pembangunan. Sebab Bojonegoro tak bisa berjalan dengan satu kaki.
Dibutuhkan sinergi antara pemerintah dan masyarakat untuk terus berjalan satu visi. Pemerintah yang membenahi kota dalam berbagai lini, tak akan terwujud jika tak ada dukungan masyarakat.
Sebab Bojonegoro dibentuk dari kisah-kisah manusia di dalamnya. Hiruk pikuk pasar adalah denyut merenda pembangunan. Tahun 2019, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro meluncurkan Kartu Pedagang Produktif. Gunanya adalah pemberdayaan dan pendampingan kegiatan perdagangan mikro di wilayah Bojonegoro.
Baca juga: 5 Capaian Penting dalam Setahun Kepemimpinan Anna – Wawan di Bojonegoro
Tetes peluh di sawah adalah gerakan menanam peradaban. Karena itu, Kartu Petani Mandiri menjadi gacoan Pemerintah Kabupaten. Gunanya adalah membantu permodalan dan pelatihan kepada para petani. Terutama adalah jaminan gagal panen dan pembelian oleh BUMD dan BUMDes.
Gurat tinta di sekolah adalah pondasi masa depan. Tak berlebihan jika pendidikan dijadikan tonggak utama penguatan sumber daya manusia. Akses pendidikan yang tidak merata perlahan dipangkas. Pemberian tunjangan pendidikan dan beasiswa menjadi salah satu solusi yang diambil Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
Penciptaan karya adalah kreativitas yang menggerakkan dan memberdayakan. Era digital menyuguhkan panggung seluas-luasnya pada para pembuat konten. Oleh karenanya, fasilitasi terhadap karya pemuda-pemudi Bojonegoro penting adanya. Sektor kreatif perlahan dikuatkan dan ditopang pemerintah.
Baca juga: Benarkah Indeks Pembangunan Manusia di Bojonegoro Meningkat?
Masih banyak hal yang sedang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. Sinergi masyarakat diperlukan. Terutama untuk terus mengawasi, mendukung, dan memberikan saran dan kritik yang membangun.
Infrastruktur, fasilitas umum, potensi desa, sumber daya manusia dan alamnya. Mereka ada untuk dipelihara dan diperbaiki. Terus menerus dijaga dan dirawat sepenuh hati. Siapa yang berkewajiban? Tentu semua, Nabs. Baik pemerintah maupun masyarakatnya.
Satu tahun terlewati. Waktunya berhenti sejenak untuk melakukan refleksi dan berkontemplasi. Ingat, masih banyak mimpi untuk diwujudkan. Masih banyak potensi untuk digali. Demi mewujudkan cita-cita Bojonegoro, Produktif dan Energik.