Screening film punya banyak dampak positif bagi kreator film indie. Selain menyediakan wadah apresiasi, ia juga ruang promosi sekaligus wasilah memotivasi.
“Kau tahu apa masalahmu?”, kata Steve Martin, suatu kali. “Itu karena kau belum melihat cukup banyak film, semua teka-teki kehidupan dijawab dalam film.” ucap penulis dan aktor asal Amerika tersebut.
Apa yang dikatakan Steve, tentu ada benarnya. Terlebih bagi yang mempercayainya. Sebab, banyak perkara didapat dari film. Ibaratnya, dari film, kita merangkum banyak pengalaman hidup orang lain.
Siapa sih yang nggak suka nonton film? anak kecil, anak muda hingga orang tua, pasti suka menontonnya. Sayangnya, meski banyak yang suka nonton film, giat screening film masih belum banyak dilakukan.
Nabs, pernah dengar istilah screening film nggak sih? Yaps, screening film merupakan giat nonton bareng yang tak hanya ditonton saja. Tapi juga diteliti, diperbincangkan, dan didiskusikan.
Screening film, umumnya mengacu pada pertunjukan khusus sebagai bagian dari siklus produksi dan rilis film. Jadi, film tak berhenti pada proses produksi dan distribusi. Tapi juga perbincangan hingga diskusi.
Era digital, diakui atau tidak, memicu banyak orang mampu memproduksi film. Entah itu film pendek maupun panjang. Atau film serius maupun iseng. Yang jelas, berbentuk film.
Sayangnya, hingga kini, giat screening film belum banyak dilakukan. Padahal nih, Nabs, screening film itu penting. Kenapa penting? Sebab, ia bukti bahwa film tak selesai sekadar tontonan.
“The moment we cry in a film is not when things are sad, but when they turn out to be more beautiful than we expected them to be.” kata filsuf dan penulis Swiss, Alain de Botton.
Iya, menangis saat nonton film bukan ketika yang ditonton menyedihkan, tapi ketika film itu berubah menjadi lebih indah dari yang kita harapkan. Pertanyaannya, bukankah kesan “lebih indah dari yang kita harapkan” kian awet ketika dibicarakan dan didiskusikan? Hehe
Dengan melakukan screening film, kita bisa mengawetkan kesan hasil tangkapan dari apa yang kita tonton. Tidak hanya mengawetkan, tapi juga saling bertukar dan mempertebal tangkapan kesan tersebut.
Screening Film di Bojonegoro
Di Bojonegoro, mulai banyak kreator film. Banyak anak muda membikin film. Dengan kualitas yang bahkan cukup mumpuni. Itu bukan glorifikasi semata. Sebab, dibuktikan dengan label prestasi.
Namun, produksi film sekadar berhenti pada proses pembuatan dan distribusi. Tak ada advanced stages (tahap lanjutan) dari apa yang telah dibikin. Dampaknya, karya berhenti setelah jadi.
Screening film punya banyak dampak positif bagi kreator film indie. Selain menyediakan wadah apresiasi, ia juga jadi tahap promosi sekaligus etalase bagi para kreator untuk memamerkan dan memperkenalkan karya mereka.
Dengan banyaknya kreator film, sangat disayangkan jika belum banyak giat screening film dilakukan di Bojonegoro. Sebab, adanya screening film mampu jadi ruang untuk memunculkan para kreator secara elegan.
Tak hanya itu. Screening film, bahkan mampu memotivasi orang yang sebelumnya tak punya minat bikin film untuk ikutan berkarya. Sebab, audiens (dalam acara screening film) bisa paham tentang proses dan motivasi di balik tiap pembuatan film.