Awal bukan menjadi penilaian mutlak di akhir. Hidup ini bak permainan sepak bola. Terkadang unggul dalam penguasaan bola, namun unggul juga dalam kemasukan bola alias kebobolan. Asem og!
Sebuah awal di bulan Juni. Ada yang mengawali dengan melankoli, happy, dan ada juga yang mengawali tanpa arti. Ada yang masih istiqomah jualan LPG, istiqomah ngopi dari pagi hingga dini hari, rebutan korek api, sikut kanan sikut kiri untuk berebut kursi, dan ada juga yang tidak sadar berada di sebuah penghujung atau suatu permulaan.
Penghujung, masa kritis studi di sebuah perguruan tinggi, penghujung dari sebuah adiksi, penghujung bisa menikmati pemandangan alam dan buatan yang tersaji salah satunya karya seni baik yang seni rupa murni atau fine art dan seni rupa terapan atau applied art, penghujung klub sepak bola kebanggaan Nabsky tidak juara sama sekali atau bahkan degradasi? Bisa juga, bulan Juni 2022 menjadi penghujung pertemuan dengan kawan-kawan dekat, Nabs. Dan tidak menutup kemungkinan menjadi akhir dari perjalanan dalam kehidupan.
Namun jangan terlalu risau. Bisa juga, bulan Juni 2022 ini, menjadi sebuah permulaan yang bermakna. Siapapun bisa membuatnya, termasuk Nabsky yang sedang membaca tulisan ini. Permulaan memulai aktivitas yang progresif dan produktif, permulaan untuk lebih istiqomah lagi membaca plus menulis, permulaan masuk diskotik namun untuk berdakwah, dan bisa jadi, permulaan berteman dan lebih dekat dengan dia, dia, dan dia.
Nabs, apa yang terbesit dalam pikiran, ketika mendengar atau melihat kata ‘Juni’? Bulan ke-enam dalam kalender masehi, merupakan bulan yang istimewa. Selain sebagai hari lahir Pancasila, juga menjadi bulan lahir beberapa manusia ternama, antara lain: Soekarno, Suharto, Habibie, Jokowi, Ernesto Guevara de la Serna atau ‘Che Guevara’, Bambang Pamungkas, dan lain-lain.
Tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahir Pancasila. Ihwal Pancasila, lima sila dalam Pancasila, berbanding lurus dengan agama dan kepercayaan warga negara Indonesia. Maka dari itu, Pancasila dijadikan dasar dan dipastikan ‘ada’ dalam naskah organisasi semacam AD/ART. Dari organisasi di lingkup kementerian, mahasiswa, dan organisasi lain. Namun, jarang sekali, yang ingin tahu lebih dalam ihwal Pancasila. Dan mencoba melakukan perenungan, ihwal Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Ada beberapa buku menarik ihwal Pancasila. Salah satu di antaranya Mata Air Keteladanan (2014) karya Yudi Latif. Yudi menuliskan ihwal pengalaman hidup beberapa warga negara, dari founding parents Indonesia hingga orang-orang biasa dalam pengamalan Pancasila. Sila ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial untuk penguasa, merupakan sila-sila yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Hal tersebut, digambarkan dengan menarik dan penuh ibrah/pelajaran yang bisa dipetik oleh saban pembaca dari karya Yudi Latif dalam Mata Air Keteladanan.
Selain itu, juni di negara yang secara astronomis terletak di 11°Lintang Utara (LU)-11°Lintang Selatan (LS) dan 95°Bujur Timur (BT)-141°Bujur Timur (BT), dan secara geografis terletak di antara benua Asia dan Australia dan juga samudera Hindia dan Pasifik, dimana lagi kalau bukan di Indonesia. Terkadang akan lebih hidup dengan beberapa karya sastra salah satu di antaranya berupa puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono (SDD).
Dua karya di atas, merupakan karya tulis. Selain karya tulis, juga ada karya audio dan visual berupa film yang ada kaitannya dengan bulan Gemini dan Cancer ini. Yaitu sebuah film yang menarik dan harus ditonton bagi kawula muda maupun tua wa bil khusus yang suka berkelana, yaitu film dengan tajuk The Motorcycle Diaries. Film yang mengisahkan perjalanan dua orang yaitu Che Guevara dan Alberto berkeliling benua Amerika.
Nabsky bisa melihat, Ernesto muda yang jiwa kemanusiaannya di atas rata-rata, menolong dengan tulus dan ikhlas orang-orang yang terkena penyakit, menyebrangi sungai dengan berenang di malam hari, dan peristiwa unik lainnya. Karena tokoh (Che) yang pernah diidolakan oleh pendakwah kondang Ustadz Abdul Somad (UAS) lahir di bulan juni, agar juni mempunyai seni dan lebih bermakna, sila cari dan tonton film tersebut.
Che Guevara dimata Nelson Mandela, he is an inspiration for every human being who loves freedom. Menurut Jean Paul Sartre, Che was not only an intellectual but also the most complete human being of our age. Menurut Mandela, Che Guevara adalah inspirasi untuk setiap manusia yang cinta kemerdekaan. Dan di mata Sartre, Che Guevara bukan intelektual biasa. Che Guevara adalah intelektual yang luar biasa. Che merupakan alumnus perguruan tinggi ternama program studi kedokteran di Buanos Aires (Argentina).
Che merupakan salah satu di antara beberapa role model intelektual panutan yang pernah lahir di bumi ini. Bukan hanya sekadar asik dan sibuk sendiri di laboratorium universitas, melainkan Che lebih dari itu, mengamalkan ilmu dan pengetahuannya di laboratorium yang bernama kehidupan. Che, bukan hanya idola rakyat Kuba, bukan hanya idola Diego Maradona, melainkan Che Guevara adalah idola alam raya. Hasta siempre, comandante!
Baik, cukup sekian catatan yang tidak panjangan ini, untuk mengawali pekan-pekan awal di bulan ini. Bagi penulis, juni pada tahun ini, melahirkan kalimat yang akan direnungi plus diejawantahkan (semoga), yaitu Menuju Setapak Jalan Seperempat Abad.