Hanya perspektif dan sudut pandang. Agar kita melihat sesuatu secara lebih mendalam.
Mereka tidak lahir dari penjahat. Trauma masalalu yang menjerat kadang membuat mereka hilang arah dan berusaha mencari kepuasan lain dari kekecewaan yang pernah dialami. Untuk itu, para pelaku selayaknya di gandeng ke jalan benar, bukan malah dikucilkan atau dijauhi.
Berangkat dari sebuah perbedaan cara ekspresi seksual yang dianggap menyimpang menjadi kian memanas beberapa pekan terakhir. Dari satu menjadi ribuan tanggapan berujung adanya seruan pemusnahan kelompok.
Kemunculan kelompok-kelompok baru di masyarakat yang memiliki cara ekspresi berbeda dalam seksual dari norma atau ajaran yang dianut, dianggap sebagai hal tabu yang tak layak mendapatkan tempat bersuara.
Stigma, sentimen, diskriminasi kerap didapatkan mereka yang dianggap perusak agama dan penyebab turunnya azab Tuhan. Selain itu juga dianggap sebagai perilaku berbahaya anti manusia dan kemanusiaan.
Isu orientasi seksual kaum lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) menjadi perbincangan hangat hingga trending 1 di twitter pada (02/12) dengan tagar #UsirLGBTDariIndonesia. Sebanyak 6 ribu lebih tweet, membahas terkait penolakan kedatangan aktifis LGBT dari Amerika yang pada Desember ini hendak berkunjung ke Indonesia.
Trending akan isu tersebut tidak pertama kali menjadi pusat pembicaran. Beberapa waktu lalu dari hasil cuitan salah seorang content creator Indonesia yang kini tinggal di Jerman juga menjadi trending Twitter selama tiga hari.
Keberadaan homoseksualitas pada umumnya masih dianggap tabu oleh masyarakat negeri ini. Terbatasnya ruang diskusi publik mengenai homoseksualitas sulit ditemui bahkan jarang dibahas secara terbuka.
Menurut Riska Carolina seorang aktivis LGBTQ dari Crisis Response Mechanism (CRM) memaparkan “Betapa sulitnya membangun ruang untuk berdiskusi isu minoritas gender dan seksualitas untuk berekspresi” dilansir dari bbc.com.
Penolakan keras pada konten yang mengulas isu LGBT kerap dituding sebagai bentuk kampanye mendukung keberadaan LGBT. Seruan terang-terangan tokoh agama dan masyarakat yang menganggap LGBT sebagai penyakit dan menulur.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) sendiri telah mengeluarkan Fatwa Nomor 57 Tahun 2014 Tentang Lesbian, Gay, Sodomi dan Pencabulan. Dalam fatwa yang ditandatangani oleh Ketua Komisi Fatwa MUI Prof Dr Hasanuddin AF dan Sekretaris Komisi Fatwa KH Asrorun Niam Sholeh dijelaskan, bahwa orientasi seksual terhadap sesama jenis adalah kelainan yang harus disembuhkan. Selain itu, orientasi seksual sesama jenis ini juga ditegaskan sebagai bentuk dari penyimpangan yang harus diluruskan.
Namun perlu diketahui, menurut teori LGBT dan penjelasan pakar medis mengatakan kemunculannya dipicu dari suatu dampak sosial. Trauma masa lalu yang dialami dari pengalaman disakiti lawan jenis menjadi faktor utama yang membuat mereka memiliki perbedaan orientasi seksual yang berbeda dari masyarakat pada umumnya.
Misal ketika seseorang anak laki-laki pernah mengalami pengalaman traumatis dengan sang ibu, dari kejadian tersebut timbul kebencian atau antisipasi terhadap perempuan. Selain itu munculnya dorongan seks sesame jenis, hal itu berlaku juga sebaliknya dengan perempuan.
Rencana kehadiran utusan khusus Amerika Serikat yang diwakili oleh Jessica Stern untuk memajukan HAM kelompok LGBT. Dalam kunjungan tersebut bertujuan untuk berdiskusi terkait pelaksanaan hak asasi manusia kamu LGBT.
Kehadiran tersebut ditolak keras oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pengambilan keputusan untuk menolak tamu yang seharusnya disambut layaknya raja, berlandasan pada bentuk upaya menghindari perusakan nilai-nilai luhur agama, budaya bangsa Indonesia dari kehadiran tamu yang dianggap pro pada praktek LGBT.
Pilihan prinsip setiap individu selalui menemui terima atau tolak. Keputusan tindakan penyimpangan seksual ini memang sangat sulit diubah, untuk mengubahnya memang dibutuhkan keiinginan dari diri sendiri.
Hingga diera yang katanya hak asasi manusia selayaknya didapatkan setiap individu, hal itumasih dibatasi bahkan ditentang apabila kita berdiri sebagai kelompok minoritas. Perbedaan prinsip yang sejatinya diluruskan bersama tapi direspon penuh dengan ketidakmanusiaan.