Muda-mudi yang sedang patah hati punya utang budi kepada Lord Didi. Lewat suaranya, Didi Kempot jadi corong muda-mudi Indonesia terhadap betapa sakitnya patah hati.
Kabar duka datang dari dunia musik Indonesia. Penyanyi keroncong kenamaan Indonesia, Didi Kempot meninggal dunia pada Selasa (5/5/2020). Didi Kempot dikabarkan meninggal dunia akibat serangan jantung.
Kepergian Didi Kempot ini begitu mendadak. Tak heran jika publik sangat kaget ketika mendengar kabar meninggalnya pelantun lagu Stasiun Balapan tersebut.
Beberapa waktu lalu Didi Kempot juga sempat manggung . Dia tampil di acara penggalangan dana untuk penanggulangan virus corona atau covid-19 dengan tajuk konser #DiRumahAja. Dalam acara tersebut, Didi Kempot berhasil mengumpulkan donasi hingga Rp 3 milyar.
Aksinya di konser #DiRumahAja itu jadi penampilan terakhir Didi Kempot di hadapan publik. Hingga tersiar kabar bahwa musisi keroncong dan campursari ini meninggal dunia pada Selasa pagi.
Dalam 3 tahun terakhir, Didi Kempot memang berada di puncak popularitas. Wajahnya kerap menghiasi acara-acara di TV nasional. Dia pun wara-wiri dari satu kota ke kota lainnya untuk menyapa sobat ambyar – sebutan untuk para penggemarnya.
Berkat deretan lagu patah hatinya, Didi Kempot menjelma jadi musisi yang paling digandrungi oleh muda-mudi tanah air. Tak hanya di Jawa Timur dan Jawa Tengah saja, tapi seluruh Indonesia.
Melalui tembang-tembang berbahasa Jawa macam Cidro, Pamer Bojo, hingga Banyu Langit, Didi Kempot berhasil menyayat-nyayat hati para pendengarnya.
Lagu-lagunya sangat relevan dengan kondisi anak muda yang lagi patah hati. Lirik dari lagu-lagu Didi Kempot benar-benar mewakili betapa pahitnya saat sedang patah hati.
Sebutan Lord Didi dan Godfather of Broken Heart pun melekat pada sosok yang bernama asli Dionisius Prasetyo tersebut. Dalam sekejap, Didi Kempot didapuk sebagai Bapak Patah Hati-nya Indonesia.
Lewat suara ikoniknya, muda-muda yang sedang dilanda patah hati diajak untuk berjoget bersama. Alih-alih bersedih dan berduka, Lord Didi mengajak kita semua untuk bergembira ketika patah hati melanda. Patah hati mending dijogeti kalau kata Lord Didi.
Berkat Didi Kempot, patah hati tak melulu dirayakan dengan lagu sendu yang mendayu-dayu. Tabuhan kendang dan ketipung yang bertubi-tubi pun bisa jadi pengiring syahdu orang-orang yang baru diputus kekasihnya atau ditinggal kawin mantannya.
Jangan heran jika di tiap pertunjukkan Didi Kempot ada saja penonton yang nyanyi sambil meneteskan air mata, emosional, hingga nangis kejer. Tapi ya tetep sambil joget.
Tak hanya sobat ambyar saja yang kehilangan sosok Didi Kempot. Pencinta musik serta masyarakat Indonesia secara umum pastinya juga merasa kehilangan.
Didi Kempot meninggalkan warisan yang berharga dalam belantika musik Indonesia. Bahwa musik tradisional dengan lirik bahasa daerah yang kerap terpinggirkan, nyatanya bisa merangsek ke puncak budaya pop Indonesia.
Selamat jalan, Lord Didi. Tetaplah berdendang di atas sana.