Weekend bermalas malasan dalam kamar. Menghabiskan waktu sendiri memang menyenangkan. Tapi tidak hening begitu saja. Semager magernya kamu, pasti disibukan mencari teman untuk menghabiskan weekend, kan?
Paling mudah ya nonton film, Nabs. Mau liburan juga gak mungkin buat para sobat kismin kayak kita.. heee. Mau keluar rumah kalah dengan rasa nyaman yang ditawarkan ruang kamar. Kamar kamu, Nabs. Bukan kamar mayat.
Menghabiskan waktu dengan menonton film. Menjadi hal paling umum dilakukan banyak orang. Selain murah dan meriah. Film juga bisa menjadi sebuah koleksi. Bisa juga sehabis nonton film, kamu dapat inspirasi.
Kamu tahu nggak Nabs kalau 30 Maret diperingati sebagai hari film nasional. Sejarah perfilman di Indonesia sangatlah panjang. Dari film bisu hitam putih hingga munculnya warna sampai penggunaan teknologi terkini. Awal adanya hari film nasional karena 30 Maret 1950 adalah hari pertama pengambilan gambar film Darah & Doa yang disutradarai oleh Usmar Ismail.
Film tersebut merupakan produk asli dari Indonesia. Seperti kita tahu, film Indonesia sempat menjadi raja di hati para penonton. Berbagai macam film disajikan untuk bisa dinikmati oleh para penonton.
Tahun 80-an film Catatan Si Boy menjadi tenar di kalangan kawula muda. Hingga tokoh karakter Boy menjadi idola para kawula muda di masanya. Kalau era sekarang sih ya mirip seperti Dilan gitu nabs.
Belum lagi film komedi ala Warkop DKI. Hampir setiap tahun dipertontonkan di layar lebar Indonesia. Hingga saat ini mengantarkan nama Warkop DKI menjadi legend. Luar biasa bukan dunia perfilman Indonesia.
Namun, di tahun 90-an, dunia perfilman Indonesia mengalami penurunan. Karena pada waktu film Indonesia lagi serentak marak dengan satu genre. Apalagi kalau bukan film dewasa. Waktu itu, banyak bertebaran pamflet film dewasa di setiap bioskop yang ada.
Dengan adanya situasi ini. Film Hollywood dan Hong Kong merajai dunia perfilman Indonesia. Itulah alasan kenapa kita bisa tahu dan mengingat persis. Bagaimana cerita Rocky, Rambo, Boboho hingga Vampire China.
Gebrakan terjadi ketika muncul film lokal yang memberikan nuansa baru. Munculnya film Petualangan Sherina menjadikan semangat baru dalam dunia perfilman Indonesia. Menimbulkan film-film baru seperti AADC yang vibe nya masih ramai diperbincangkan.
Sebagi penikmat film, Condro menjabarkan bahwa film sesungguhnya seperti sebuah cermin yg mampu merefleksikan realitas secara detail. Menjadi sebuah medium untuk melihat lebih dalam suatu keadaan yang kadang hanya selintas di hidup orang-orang.
“Semoga setiap film Indonesia menemukan penikmatnya masing-masin,” tambah Condro.
Saat ini film Indonesia masih terus berupaya tampil terdepan. Tapi apalah arti semuanya tanpa adanya dukungan dari masyarakat. Walaupun genrenya masih terbatas. Namun langkah dan arah yang dituju sudah jelas.
Ini dibuktikan dengan beberapa kolaborasi antar Indonesia dan Hollywood. Yang sempat beberapa kali menggarap bareng sebuah film. Aktor Indonesia pun juga sudah bisa disejajarkan dengan para aktor diluar sana.
Di hari film nasional ini semoga para sutradara hingga penulis cerita tetap semangat dalam berkarya. Terus sajikan keunikan cerita. Kolaborasi menjadi opsi dan sumber kekuatan. Sudah bukan waktunya untuk saling saing.
Boleh-boleh saja kamu yang menggilai drama korea hingga film bernuansa superhero buatan Amerika. Asal tidak lupa dengan karya produk bangsa. Dengan melihat dan datang ke bioskop saja. Kamu sudah turut serta memajukan perfilman Indonesia. Maju terus film Indonesia selamat hari film nasional.