Allah meminta alam semesta takluk pada mereka yang tak sempat berprasangka buruk pada orang lain.
Seorang anak muda ingin berguru pada seorang waliyullah yang masyhur memiliki karomah. Saat anak muda itu tiba di depan rumahnya, sang wali sedang mengaji.
Saat sang wali sedang membaca Surat Al-Fatihah, anak muda itu mendengar dan merasa kurang puas dengan makhraj bacaan sang wali, yang dia nilai kurang bagus dan kurang fasih.
“Kok bisa ya, seorang wali, makhraj bacaan Al Fatihahnya kurang bagus, bagaimana mungkin aku bisa menjadi muridnya?” ucap anak muda itu dalam hati, lalu mau nyelonong pergi.
Tapi, begitu dia berbalik badan, dia langsung dihadang seekor singa padang yang buas. Singa itu mengaum keras layaknya hendak memangsa anak muda itu. Karena ketakutan, anak muda itu berusaha lari ke belakang.
Namun, di belakangnya juga ada seekor singa buas lain yang menghalanginya. Praktis, anak muda itu terjebak di tengah-tengah tanpa bisa berbuat sesuatu.
Anak muda itu menjerit keras ketakutan, sambil menyesal telah membatin sesuatu yang buruk. Mendengar jeritan dari luar, waliyullah tersebut keluar dari rumah.
Beliau, sang wali, menatap kedua ekor singa buas itu, menghampirinya, dan mengelus-elus keduanya.
Kedua singa yang semula terlihat buas itu pun duduk bersimpuh di hadapan waliyullah tersebut. Setelah kedua hewan buas itu benar-benar pergi, anak muda itu merasa keheranan.
“Bagaimana Anda dapat menaklukkan singa-singa yang begitu liar dan buas itu?” tanya dia.
“Anak muda, selama ini aku sibuk memperhatikan urusan hatiku. Bertahun-tahun aku berusaha menata hati hingga aku tidak sempat berprasangka buruk pada orang lain. Untuk kesibukanku menaklukkan hatiku ini, Allah telah menaklukkan seluruh alam semesta kepadaku. Semua binatang buas di sini termasuk singa yang buas itu, semua tunduk kepadaku,” jelas sang wali.
Anak muda itu hanya terdiam dengan penuh rasa malu. Namun, di sisi lain ia begitu mengagumi karomah yang dimiliki sang wali.
“Engkau tahu kekuranganmu, wahai anak muda?” kata waliyullah tersebut.
“Tidak, guru.”
“Selama ini engkau sibuk memperhatikan hal-hal lahiriah hingga nyaris lupa memperhatikan hatimu, karena itu engkau takut pada seluruh alam semesta,” jawab sang wali.
Anak muda itu pun mengurungkan niatnya untuk pergi. Dia menetapkan hati untuk menjadi murid sang waliyullah masyhur bernama Syaikh Abul Khair tersebut.