Shalawat Marhaen jadi bukti bahwa umat Islam tak bisa dipisah dari degup juang kehidupan sosial.
Di setiap negara atau daerah, ritus kehidupan beragama punya bentuk berbeda-beda. Namun tujuan sama. antaralain untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. Beragam jalan bisa ditempuh untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. Misal melalui shalat, shalawat, jihad sosial, dan jalan sunyi lainnya.
Hak Asasi Manusia (HAM) perlu peran akademisi, lembaga bantuan hukum, mahasiswa, dan sebagainya. Khusus di Bojonegoro, yang menyandang label Human Rights Cities, seyogianya pemerintah benar-benar dan mau mendengar keluh kesah kaum buruh; baik buruh anak, harian, kasar, lepas, tambang, tani, dan lain-lain.
Perjuangan kaum buruh selaras dengan nilai-nilai yang ada dalam agama Islam. Karena itu, agamawan yang sering memberi ceramah, tausiah, siraman rohani, dan sebagainya harus ikut mandi keringat bersama buruh dalam upaya menyuarakan haknya, membantu advokasi, dan kerja-kerja lain.
Itu semua sebagai laku jihad sosial. Sehingga tidak hanya sekadar menjadikan agama sebagai komoditas ekonomi dan memberi gambaran agama yang kaku dan suka marah-marah saja. Tapi juga peka sosial dan pelindung hak buruh.
Dalam Islam, terdapat beragam shalawat sebagai laku berdoa. Ada shalawat nariyah, badar, ibrahimiyah, tibil qulub dan lain-lain. Sudah tahu belum, di Indonesia ada shalawat Marhaen bikinan Gus Muhammad Al-Fayyadl.
Mengingat 1 Mei sebagai Hari Buruh, shalawat marhaen bisa digunakan sebagai refleksi agar kedepannya, buruh bisa sejahtera dan tidak ada pelanggaran yang terjadi.
Melalui shalawat marhaen, Gus Fayyadl coba gambarkan keadaan buruh di tanah air. Seperti upah murah yang tak sesuai, perbudakan, bicara dibungkam, minta upah layak ditakut-takuti, terpaksa menjual tanah garapan dengan ancaman pihak lain, dan sebagainya.
Di Ramadhan ini, ada nilai tersendiri untuk mencoba mendengarkan, merenungkan, dan memahami shalawat marhaen. Dalam shalawat marhaen, terdapat degup perjuangan dalam kehidupan sosial umat Islam.
Di dalam teks shalawat marhaen, misalnya, terdapat kalimat: “Nabi Muhammad pejuang, Nabi marhaen semua, pembela kaum yang papa, pelipur segala nestapa, moga shalawat dan salam, tetap selalu untuknya, syafaatnya membebaskan, kita dari penindasan”.
Manusia terbaik sepanjang zaman, Nabi Muhammad, juga telah memberi contoh melakukan jihad sosial seperti menolong dan membebaskan budak, memberi makan orang yang benci padanya, dan hal-hal lain yang begitu luar biasa.
Nabi Muhammad merupakan role model paripurna yang menginspirasi orang-orang di berbagai penjuru bumi. Dari Leo Tolstoy hingga Johan Wolfgang Von Goethe (Goethe). Nama Kanjeng Nabi tentu tidak hanya terkenal di kalangan penduduk bumi, melainkan juga penduduk langit.