Setelah melakukan tes dan evaluasi, PSSI akhirnya memilih pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong sebagai arsitek timnas Indonesia. Nama Shin Tae Young lebih dikedepankan daripada Luis Milla oleh PSSI.
PSSI resmi memperkenalkan pelatih baru timnas Indonesia, Shin Tae-yong pada Sabtu (28/12). Pada sesi perkenalan tersebut, Shin Tae-yong didampingi Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, Wakil Ketua Umum, Iwan Budianto dan Sekjen, Ratu Tisha Destria.
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan mengatakan bahwa finalisasi kontrak telah selesai dilaksanakan dan Shin Tae-yong akan menjalankan projek jangka panjang dengan durasi kerja sama selama empat tahun.
“Shin Tae-yong telah dipilih Komite Eksekutif PSSI dengan berbagai pertimbangan dan masukan dari Departemen Teknik PSSI serta sejumlah pelatih. PSSI ingin membangun tim nasional yang solid dan berprestasi. Hal ini tentu saja tidak dilakukan secara instan, namun terukur dengan program kepelatihan yang disusun tim pelatih,” kata Mochamad Iriawan.
Ditunjuknya Shin Tae-yong memang melalui proses yang cukup panjang. Setelah memecat Steve McMenemy, PSSI melakukan pendekatan terhadap 2 pelatih berpengalaman. Yakni Shin Tae-yong dan Luis Milla yang notabene pernah menjabat sebagai pelatih kepala timnas Indonesia.
Setelah melakukan tes dan evaluasi, PSSI akhirnya memilih pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong sebagai arsitek timnas Indonesia. Nama Shin Tae Young lebih dikedepankan daripada Luis Milla oleh PSSI.
Shin Tae-yong merupakan pelatih berpengalaman yang pernah membawa Korea Selatan ke pentas Piala Dunia 2018. Bahkan saat itu sanggup mengalahkan raksasa sepak bola dunia Jerman 2-0. Ia juga punya pengalaman membawa klub menjadi juara di Liga Champions Asia. Semasa menjadi pemain, Shin juga banyak menorehkan sejumlah prestasi.
Dengan visi dan pengalamannya, apa yang diharapkan untuk tim nasional Indonesia semoga bisa diwujudkan. Tentunya dengan kolaborasi pelatih-pelatih nasional yang akan dilibatkan dalam project ini.
Sinergi dengan Program Filanesia
Shin tak hanya bertanggungjawab terhadap tim senior saja. Ia juga ditugasi untuk mengembangkan tim junior. Karena itu, PSSI melakukan beberapa penyesuaian.
Shin Tae-yong akan jadi pelatih kepala di semua level usia. Dari senior, U23, U19, hingga U16. Nantinya, Shin akan dibantu oleh pelatih-pelatih lain seperti Indra Sjafri, Seto Nurdiyantoro dan Fachri Husaeni dalam menangani tim dari berbagai level usia tersebut.
Dalam sesi perkenalan, Shin menyampaikan beberapa hal terkait pembinaan usia muda yang akan dilakukannya. Ia berjanji untuk memberikan pendidikan yang menyeluruh ke semua level timnas.
“Kalau kita memberikan pendidikan dari level U-16, U-19, U-22, itu akan membentuk dasar yang kuat agar tim tersebut tidak runtuh dengan mudah. Kemampuan masing-masing pemain Indonesia cukup bagus. Masalahnya pemain Indonesia setelah babak kedua menit ke-65 keatas ada masalah di fisik. Kami akan cari solusi, fisik harus kuat dan mental juga tentu,” ujar Shin Tae-yong.
Jika bicara mengenai pembinaan usia muda berjenjang, Shin harus paham tentang Filanesia atau Filosofi Sepakbola Indonesia. Filanesia merupakan program pengembangan gaya bermain Indonesia yang sudah digaungkan 4 tahun terakhir ini.
Filanesia adalah sebuah filosofi yang akan menjadi fondasi dan karakter sepak bola Indonesia, baik untuk pembinaan usia dini sampai profesional dari segi individu maupun tim.
Melalui Filanesia, para pesepakbola muda diajari bagaimana filosofi bermain Indonesia. Hal ini sudah diterapkan dan juga disosialisasikan ke berbagai level, hingga tingkatan Sekolah Sepak Bola.
Shin boleh saja membenahi sepakbola Indonesia dengan cara atau program yang dimilikinya. Namun pelatih berusia 52 tahun tersebut juga harus mensinergikan programnya dengan Filanesia, supaya pengembangan sepakbola nasional selalu terarah.