Kisah tentang seragam putih abu-abu dan almamater kampus tertua di Bojonegoro.
Waktu kian berputar pada porosnya. Hidup yang semakin hari semakin melelahkan tapi tak lupa banyak hal baik di balik rasa lelah ini.
Nabs, ingin rasanya aku kembali memakai seragam putih abu-abu yang penuh dengan keceriaan serta kekonyolan hukuman. Khususnya hukuman yang diterima akibat tidak mengerjakan pekerjaan rumah alias PR, wkwkwk.
Kita selalu bersama. Dalam coretan di dalam buku meskipun itu sedikit yaa bisa di katakan tugas lah ahahha. Oh iya, tak lupa kertas jawaban yang selalu menjadi sebab kekompakan teman-teman saat ujian.
Kita sering melakukan hal konyol yang membuat tertawa lepas, Nabs. Terlihat dari wajah-wajah temanku yang setiap kali tertawa melihatkan gaya tertawa yang berbeda-beda, wkwkkw. Dan tentunya tertawa tanpa beban.
Semakin kesini aku semakin sadar, bahwa “masa yang paling indah itu masa SMA”.
Dan kini aku melihat bayanganku di cermin dengan memakai almamater kesayangan. Dengan cara berfikir yang berbeda, seperti ada teriakan yang kencang dalam diri, “AKU MAHASISWA”.
Nabs, saat menjadi mahasiswa entah ada perbedaan yang aku rasakan, ya mungkin dari kapasitas berfikir dan berbicara. Tetapi semua itu tak ada arti ketika berkumpul dengan teman-teman di kantin membicarakan kehidupan sampai kisah asrama yang tak kunjung ada kepastian wkwkkwk.
Seiring berjalanya waktu, aku menjalani kehidupan sebagai mahasiswa yang katanya jadi mahasiswa itu enak, bagiku tidak sama sekali.
Namun ketika mengerjakan tugas dengan teman-teman dan diiringi sebuah lagu sembari membicarakan perihal kehidupan, seakan-akan memberiku tamparan bahwa “betapa beruntungnya saya menjadi seorang mahasiswa”.
Bergelut dengan buku, rapat, dan praktek. Bagiku sudah menjadi makanan sehari-hari untuk seseorang yang di sebut mahasiswa.
Belum lagi beberapa kegiatan di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) serta beberapa olimpiade yang saya ikuti. Oh iya, kalau kalian tanya ikut olimpiade apa? ya pastinya “pencak silat” dong, hehehe.
Namun aku menyadari, ketika aku menjadi mahasiswa aku tidak boleh mengeluh dengan segala alasan yang sebenarnya membuatku lebih terbentuk kedepanya.
Aku selalu termotivasi dari diriku sendiri, seringkali aku heran ketika ada hal yang baik bagi perubahan di lingkungan sekitarku tanpa kusadari pemikiran itu datang dari diriku sendiri.
Semua itu tak lepas dari doa kedua orang tuaku serta teman-temanku yang asik yang selalu memberikanku pelajaran akan betapa indahnya kita dalam menikmati dan mensyukuri kehidupan saat ini.
Feri Setiawan, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bojonegoro.