Jargon Presiden yang kerja, kerja dan kerja; rasa-rasanya sudah merasuk ke dalam tulang sum-sum setiap rakyatnya. Tidak hanya yang tua, dewasa, remaja bahkan sampai anak-anak sekarang semua pada kerja.
Akhirnya karena semua pada gila kerja maka nongkrong di warung kopi tidak senikmat dulu waktu SBY menjadi presiden. Bayangkan saja tidak ada topik pembicaraan yang lebih menarik kecuali membuat project kerja bersama atau menanyakan gaji pekerjaan. Sungguh itu terasa sangat menyebalkan.
Tidak ada lagi nostalgia-nostalgiaan, misalnya membahas kejadian lucu saat upacara bendera di sekolah, bermain petak umpet yang ternyata malah ditinggal makan di rumah, maupun kejadian kaki menginjak tai saat mengejar layangan putus.
Sekarang ini obrolan selalu melulu persoal hal-hal maeriil. Apa sudah lupa ya kalau nanti setelah mati yang dibawa itu adalah amal bukan uang?.
Tua bekerja memang lumrah karena harus menghidupi keluarga yang ada di rumah, Dewasa pun juga sebab harus mulai hidup mandiri tidak bergantung kepada orang tua lagi. Begitu pun dengan remaja, kita sudah dituntut untuk mulai bisa menerima yang paling berharga di dunia adalah harta. Nah kalau anak-anak ini apa kabar?
Berbeda sekali dengan anak era 90-an hidupnya diisi dengan permainan yang begitu menyenangkan serta mengesankan. Anak-anak sekarang berbeda 360 derajat, memang tidak semua tapi ada. Mereka yang sudah menggeluti dunia gim online agar bisa menjadi youtuber seperti Jes No Limit.
Akhirnya pertemanan mereka tidak diikat oleh kesamaan sebagai bocil yang sering ngompol di celana seragam sekolahnya, namun diikat oleh sebuah tim game online bersama. Terlihat begitu kentara ketimpangan pertemanan, misalnya saja bagi mereka yang tidak mempunyai hape android dan jago bermain gim online ya mohon maaf mereka harus tersingkir dari daftar pertemanan.
Memangnya buat apa sih kerja itu? Saya tahu bekerja untuk sukses kan, sebut saja role model kalian itu Nadiem Makarim atau Kaesang, tapi coba pikir dan bayangkan bahwa Anda nggak bakal bisa sesukses mereka. Mereka yang muda dan kaya tidak seperti kalian yang bukan dari siapa-siapa. Mereka itu punya privellege dari keluarganya, jadi wajar jika sukses.
Oleh sebab itu tidak usah kiranya bekerja banting tulang dari pagi ketemu pagi. Rehatkan badan saja, selonjoran sambil nonton sinetron suara hati istri: Zahra. Jika sudah bosan menonton, Anda bisa pergi ke warung kopi dan mengobrol banyak dengan orang yang ditemui.
Sekarang marilah kita menjadi pembeda. Tanamkan dalam diri kalian bahwa bekerja hanya mengkungkung kita sebagai manusia yang tidak merdeka, serta membicarakan berbagai hal yang berhubungan dengan pekerjaan cuma membatasi ruang berpikir yang sempit. Bukankanh masih banyak diluaran sana yang harus kalian tahu serta pahami, contohnya terkait drama politikus di negara kita ini. Jangan semua-semuanya soal pekerjaan Bung!
Oh topik politik itu terlalu berat untuk didiskusikan, seperti yang sudah disinggung diatas nostalgia masa lalu itu terbilang terlalu manis untuk dibicarakan supaya hubungan pertemanan semakin erat, dan kalau sudah erat bolehlah untuk bertanya lowongan pekerjaan yang masih ada di kantornya. Eh.