Indonesia memiliki banyak potensi energi terbarukan. Satu di antaranya adalah energi surya. Berikut ini 4 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terbesar di Indonesia yang, keberadaannya jadi kabar baik progres Energi Terbarukan.
Proses transisi energi (menggeser energi minyak fosil menuju energi terbarukan) bukan sekadar isu belaka. Namun, sudah dilaksanakan di sejumlah tempat di Indonesia. Proses pergeseran sumber energi ini, ditujukan untuk meminimalisir produksi Gas Rumah Kaca (GRK) sekaligus mengendalikan potensi perubahan iklim.
Menurut Outlook Energi Indonesia 2022 yang dirilis Dewan Energi Nasional (DEN), total potensi energi terbarukan di Indonesia mencapai 3.643 gigawatt (GW). Dari total potensi tersebut, energi surya memiliki potensi yang sangat besar yaitu 3.294 GW.
Dalam Rencana Umum energi Nasional (RUEN), energi terbarukan ditarget dapat berkontribusi sebesar 23 persen terhadap bauran energi nasional pada 2025. Dari target tersebut, pemanfaatan energi surya menjadi energi listrik dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) diupayakan mencapai 4,7 GW.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut 4 PLTS terbesar di Indonesia yang harus kita ketahui.
1. PLTS Cirata, Jawa Barat
PLTS Cirata adalah salah satu PLTS terbesar di Asia Tenggara. PLTS yang berkapasitas 192 megawatt peak (MWp) ini memiliki 340.000 panel surya yang terbentang di atas lahan seluas 200 hektar. PLTS Cirata mampu menghasilkan listrik yang cukup untuk menerangi sekitar 50.000 rumah.
Proyek ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) hasil kolaborasi Indonesia dengan Uni Emirat Arab (UEA), yang melibatkan subholding PLN Nusantara Power dengan Masdar.
Dengan luas Waduk Cirata hingga lebih dari 6.200 hektare, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif optimistis, kapasitas terpasang PLTS terapung masih bisa dioptimalkan hingga 1,2 gigawatt peak (GWp).
Kapasitas PLTS Terapung Cirata masih bisa dikembangkan lebih besar lagi, dengan total potensi maksimum mencapai sekitar 1,2 GWp apabila memanfaatkan 20 persen dari luas total Waduk Cirata.
2. PLTS Likupang, Sulawesi Utara
PLTS Likupang, yang terletak di Desa Wineru, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara, diresmikan pada 5 September 2019 setelah masa konstruksi sekitar 1,5 tahun dengan total biaya investasi mencapai 29,2 juta dollar AS.
Di lahan seluas 29 hektar tersebut, sekitar 64.640 panel surya tersusun, memanfaatkan energi matahari. PLTS Likupang memiliki kapasitas terpasang sebesar 21 MWp dan berperan dalam menyokong suplai listrik di jaringan PLN Sulutgo (Sulawesi Utara-Gorontalo).
3. PLTS Coca-Cola Amatil
Perusahaan Coca-Cola Amatil memasang PLTS seluas 72.000 meter di atap pabrik perusahaan Coca-Cola di Cikarang, Jawa Barat. Kapasitas terpasang PLTS atap di perusahaan tersebut mencapai 7,2 MWp dan pernah diklaim sebagai salah satu yang terbesar di kawasan ASEAN.
Total investasi PLTS atap di pabrik perusahaan Coca-Cola tersebut mencapai Rp 87 miliar. Produksi PLTS atap di pabrik Coca-Cola diperkirakan mencapai 9,6 juta kilowatt jam (kWh) per tahun.
Coca-Cola berencana memperluas pemakaian panel tenaga surya atap di pabrik yang berlokasi di Semarang, Jawa Tengah; Medan, Sumatera Utara; dan di Surabaya, Jawa Timur.
4. PLTS Oelpuah
PLTS Oelpuah terletak di Desa Oelpuah, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. PLTS ini memiliki kapasitas terpasang 5 MWp yang terdiri atas 22.008 modul surya di hamparan areal seluas 7,5 hektare.
PLTS Oelpuah dibangun di awal 2015 dan diresmikan Presiden Joko Widodo pada Januari 2016. Fasilitas pembangkit listrik ini menyumbang 4-5 persen listrik dari total 160 MW sistem kelistrikan di Timor.
Itu tadi 4 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), yang sudah beroperasi di Indonesia. Tentu saja ini jadi kabar baik terkait progres energi terbarukan di Indonesia. Selain itu, ini juga jadi bukti Indonesia memiliki potensi energi terbarukan sangat beragam. Dan satu di antara keberagaman Energi Terbarukan itu adalah: Energi Surya.