Setelah ribut-ribut pemilu, meski ributnya sudah lumayan reda. Sekarang pada ribut film Avengers: Endgame. Dari tiket sampai cerita film tetap diributin. Kamu maunya apa sih ribut-ribut terus. Gak nyaman atau gimama kalau selow tenang santai-santai saja meski tanpa coklat batangan.
Dari yang beneran paham sampai cuma ikut-ikutan. Semua serba saling tuding menunjukan kebenaran. Belum lagi yang spoiler ke orang sekitar. Demi dianggap lebih dulu update.
Kenapa hal ini hanya terjadi pada film luar saja? Apa film Indonesia tak sebagus itu? Kalau kamu kulik film kita juga banyak yang bagus. Bahkan kalau mau di adu tokoh fiksinya juga tidak kalah hebat.
Munculnya film ini memicu keributan dari berbagai pihak. Ini bukan soal menang atau kalah. Tapi lebih kepada kesadaran kamu bahwa tidak usah meributkan hal semacam ini. Terlebih untuk kamu yang suka mengotori bioskop setelah selesai nonton.
Kalau kamu cuma nungguin bagaimana akhirnya Thanos dalam cerita itu. Thanos tak lebih hebat dari Om Jin dalam serial Jin dan Jun. Sesama tokoh fiksi boleh lah kita gali kehebatan masing-masing. Thanos dengan kekuatan cincinnya dan Om Jin dengan sihirnya.
Kamu tahu bahwa Thanos telah memusnahkan sebagian populasi alam semesta. Dengan kekuatan cincin yang dimilikinya. Dengan ikatan kebencian yang menguatkan tekad Thanos untuk balas dendam. Dari situlah petualangan Thanos dimulai. Mencari dan melengkapi cincin yang digunakan sebagai sumber kekuatannya.
Sedangkan Om Jin yang terkurung ribuhan tahun dalam botol. Tidak sedikit pun menaruh dendam pada siapapun. Bisa saja Om Jin dengan sekejap memusnahkan siapa orang yang mengurungnya. Namun Om Jin tak pernah sedikit pun menyimpan rasa dendam. Karena dendam hanya milik Nyi Pelet.
Revolusi Thanos juga sia-sia, dimana dia ingin membangun ulang alam semesta agar seimbang. Gimana mau seimbang kalau sudah terpatri ikatan kebencian.
Tapi ya begitulah, perubahan sangat sulit dicapai jika tidak ada yang sepemikiran. Bahkan merubah akan membuat keseimbangan menjadi timpang.
Kalau Om Jin sendiri karena tidak mengemban dendam. Om Jin tetap memyerahkan keseimbamgan sepenuhnya pada alam.
Karena Om Jin tahu bahwa keseimbangan sudah menjadi tugas alam. Sebagai penghuni kita hanya turut menjaga keseimbangan. Sebagai rasa terimakasih pada alam. Dengan menggunakan kekuatan cincinnya. Thanos menarik benda luar angkasa untuk menghantam Iron Man.
Kalau Om Jim mau, dalam kedipan mata saja Iron Man bisa pindah di luar angkasa. Orang senjata tajam saja bisa berubah jadi pisang. Gegara kedipan mata Om Jin.
Nah, lagi-lagi bukan tentang kalah menang. Tapi lebih melihat bagaimana sebuah kekuatan di dapatkan. Apapun sumbernya bisa menjadikan kekuatan yang besar. Tapi akan mengantarkan kemana sebuah kekuatan tersebut.
Usaha Thanos memang terlihat tidak sia-sia. Terpatri dengan ikatan kebencian yang melahirkan dendam. Namun akhirnya Thanos berani mengawali sebuah perubahan. Meski perubahan memang perlu pengorbanan. Hingga menumbalkan anak sendiri untuk mendapatkan kekuatan cincin terakhir.
Kita juga tidak tahu bagaimana nantinya dengan Om Jin. Disaat dirinya terkurung dalam botol ribuan tahun. Entah apa yang direncanakan. Bisa-bisa setelah menuruti semua kemauan Jun, Om Jin malah akan sebaliknya.
Menjadi antagonis lalu memusnahkan sebagian populasi semesta. Hanya dengan mengedipkan mata tanpa harus mengumpulkan cincin seperti Thanos.
Eh, tapi kalau sudah ada Om Jin. Masih perlukan kehadiran para superhero Avengers? Satu lagi kelebihan Om Jin tidak bisa dilihat kehadirannya. Hanya Jun yang bisa melihatnya. Hmmm sepertinya seru jika Om Jin perang dengan Thanos. Pasti akan terngiang kalimat “Om Jin kerjain ya, Bos”.