Imam Sibawaih (760-796 M), merupakan ulama besar, ahli gramatika Arab berjuluk Imam Nahwu yang Agung. Ia dikenal sebagai penulis kitab monumental berjudul Al Kitab (Kitab Sibawaihi), kitab tata Bahasa Arab yang pertamakali dibukukan di dunia.
Imam Sibawaih memiliki pengaruh sangat besar dalam peradaban tata bahasa Arab di dunia. Karyanya jadi rujukan penting banyak ulama Nahwu di seluruh dunia, dari zaman ke zaman. Saking pentingnya, Kitab Sibawaihi juga dijuluki Qur’an An-Nawi (Qurannya Ilmu Nahwu).
Imam Sibawaihi diakui secara konsensus sebagai pakar bahasa Arab terbesar sepanjang masa. Walau ia sangat mahir dalam tata bahasa Arab, ia bukanlah orang Arab, melainkan Persia. Ia berbahasa ibu Farsi, sedangkan bahasa Arab adalah bahasa asing yang ia pelajari.
Waliyullah Tampan
Beliau bernama asli Amr bin Utsman bin Qanbar. Lahir di desa Syairaz, Baidho, Persia, pada 760 M. Beliau wafat di Syairaz pada 796 M, dengan usia sangat muda, yakni 36 tahun. Meski usianya sangat muda, tapi pengaruhnya sepanjang masa.
Masyhur. Imam Sibawaih memiliki wajah sangat tampan. Perempuan yang melihat wajahnya, langsung jatuh hati. Ia memiliki karomah berupa aroma tubuh alami yang memiliki keharuman khas buah apel. Itu alasan ia disebut Sibawaihi, yang menurut bahasa Persia, berarti Aroma Apel.
Saking tampannya, bahkan guru Sibawaih tak mau menatap wajah muridnya itu saat sedang mengajar. Beliau cukup membelakanginya saja. Kalaupun harus menghadap ke arah Sibawih, sang guru menutup wajahnya dengan jubah. Demikian diceritakan dalam Kitab Hasyiyah Ibnu Hamdun (juz 2).
Masa Belajar Imam Sibawaihi
Imam Sibawaih pertama belajar dasar-dasar agama di kota kelahirannya, Syiraz. Ia belajar pada ahli hadits yang bernama Hammad bin Salmah. Kepadanya, Imam Sibawaih belajar dasar-dasar agama seperti ilmu fiqh dan hadits.
Selain pada Hammad bin Salmah, Imam Sibawaih juga belajar pada banyak ulama. Salah satu gurunya yang cukup terkenal adalah Al Khalil bin Ahmad al-Farahidi (ia merupajakan salah seorang murid dari Abu Amr, seorang ahli qira’at).
Di antara nama-nama gurunya yang lain adalah; Yunus ibn Habib, Abu Amr ibn al-Ala, Isa ibn Umar, Abu al-Khattab, Ibn Abi Ishaq, dan Harun ibn Musa, Al-Akhfasy Al-Akbar Abdul Hamid bin Abdul Majid, Ya’qub bin Ishaq bin Zayd bin Abdullah bin Ishaq al Hadromi.
Karya Imam Sibawaihi
Imam Sibawaihi memiliki sangat banyak karya. Namun, banyak yang hilang dan terbakar. Di antara karya yang masih ada dan berpengaruh besar adalah kitab berjudul Kitab Sibawaihi (Al Kitab). Kitab itu merupakan catatan kuliah Imam Sibawaih dengan para gurunnya, terutama dengan Al-Khalil bin Ahmad.
Apa yang ia dengar dianalisis satu persatu sesuai kasusnya. Selain mengandung teori-teori nahwu, di dalam Kitab Sibawaihi juga mengandung contoh diambil dari ayat Al-Qur’an, Hadits, dan syair-syair Arab.
Beliau seperti merekam secara cermat, teliti, dan lengkap mengenai apa yang dipelajarinya serta menjelaskan apa yang dibutuhkan orang akan kaidah bahasa Arab. Tak heran jika mahakarya itu masih jadi rujukan tata bahasa Arab atau bidang ilmu nahwu hingga saat ini.
Murid-murid Imam Sibawaihi
Di antara murid Imam Sibawaihi yang paling terkenal adalah Imam al-Akhfasy al-Awsath dan Imam Quthrub. Keduanya disebut sebagai penerus pemikiran Imam Sibawaihi.