Sidi Abu Madyan Al Ghauts merupakan Wali Besar sekaligus pemuka sufi dari Andalusia. Beliau dikenal sebagai Al Ghauts (Wali berkedudukan mulia). Bahkan, istilah “Al Ghauts” tak sekadar menjadi maqom (kedudukan), tapi sudah menjadi nisbat di belakang namanya.
Sidi Abu Madyan dikenal sebagai pilar langit dari barat (Maroko). Penggenap Syekh Abdul Qodir Jaelani yang merupakan pilar langit dari timur (Baghdad). Ia disebut sebagai Syekh Abdul Qodir Jaelani-nya Negeri Maghrib (Maroko).
Sidi Abu Madyan masyhur Wali Besar memiliki banyak karomah. Namun, kewalian Abu Madyan juga dibuktikan dengan banyaknya murid yang kelak dikenal sebagai Wali Besar. Di antara murid Sidi Abu Madyan yang cukup terkenal adalah Sayyid Ibnu Masyisyi (1198-1261 M) dan Syaikhul Akbar Ibnu Arabi (1165-1240 M).
Sayyid Ibnu Masyisyi adalah guru utama dari Sayyid Abul Hasan Syadzili (pendiri Tarekat Syadziliah). Sementara Ibnu Arabi adalah Wali Besar yang mempopulerkan ajaran Wahdatul Wujud. Karena mencetak banyak Wali Quthub inilah, Abu Madyan dikenal sebagai guru para Wali Quthub.
Pengarang Kitab Hikam, Ibnu Atha’illah Sakandari (1260-1309 M) mengatakan: “Dia (Abu Madyan) berhasil mengantar 12 ribu murid sampai pada Allah. Suatu prestasi yang sulit ditandingi. Kita sering tercengang mendengar karamah Wali yang bersifat pribadi. Tapi sebenarnya, keberhasilan mengkader 12 ribu orang menjadi Wali adalah karamah teragung”.
Biografi Sidi Abu Madyan
Sidi Abu Madyan bernama lengkap Abu Madyan Syuaib ibn Al Husaini ibn Al Anshari (1126–1198 M). Ia dikenal dengan sejumlah nama. Di antaranya; Sidi Abu Madyan atau Sidi Bou Mediene atau Abu Madyan Al Maghribi. Beliau lahir di Andalusia, dan wafat di Tlemcen Al Jazair.
Sidi Abu Madyan berasal dari keluarga sederhana. Ketika beranjak dewasa, ia sempat terjun ke dunia perdagangan, sebuah pekerjaan yang umum pada masa itu. Namun, dahaganya akan ilmu pengetahuan, membuatnya mempelajari Al Qur’an dan Tasawuf.
Guru-guru Sidi Abu Madyan
Untuk memperdalam ilmu agama, Sidi Abu Madyan pergi ke Kota Para Wali, yakni Kota Fes, Maroko. Di Kota Fes, ia belajar pada banyak ulama besar. Di antara guru-gurunya adalah; Sidi Ali Hirzihim, Sidi Abu Ya’za al-Hazmiri, dan Sidi Abu Ali al-Daqaq.
Sidi Ali Hirzihim adalah syeikhul futuh (guru pembuka hati) bagi Abu Madyan. Darinya, beliau mulai akrab dengan karya-karya Imam Al-Ghazali. Kepada Sidi Ya’za Al Hazmiri, Abu Madyan ditempa dalam hal suluk hingga mencapai maqamat kesufian. Abu Madyan juga memperdalam tasawuf pada Sidi Abu Ali al-Daqaq hingga mendapat khirka (jubah sufi).
Dari Kota Fes, Abu Madyan rihlah ke Makkah. Di mana, di sana ia bertemu dan berguru langsung pada Wali Besar Sayyid Abdul Qadir al-Jilani. Di bawah bimbingan Sayyid Abdul Qadir al-Jailani lah, ia meneruskan jalan spiritualnya. Sekembalinya dari Makkah, Sidi Abu Madyan mulai dikenal. Ia kemudian menetap di Bejaia, di mana ia mendirikan zawiyah untuk pengajaran Sufi.
Karya-karya Sidi Abu Madyan
Sidi Abu Madyan dikenal Wali bukan sekadar klaim dan dongeng. Namun, benar-benar meninggalkan karya ilmiah. Di antara karya Sidi Abu Madyan adalah Bidayat al-Muridin, Diwan, (kumpulan puisinya), Ouns al Wahid, Tahfat al-Arib, dan The Way of Abu Madyan (diterjemahkan oleh Vincent Cornell).
Murid-murid Sidi Abu Madyan
Sidi Abu Madyan memiliki puluhan ribu santri yang kelak dikenal sebagai Wali Besar. Di antara yang populer adalah Syeikhul Akbar Ibnu Arabi dan Sayyid Ibnu Al Masyisyi (guru utama dari Sayyid Abul Hasan Syadzili).