Blendung atau grontol merupakan jajanan pasar yang terbuat dari jagung. Jajanan pasar ini terbuat dari jagung rebus yang dicampur dengan parutan kelapa.
Jajanan pasar jenisnya cukup banyak dan beragam. Ada yang masih mudah dibeli dan ditemui. Ada juga yang sudah langka karena sudah jarang yang membuat dan menjajakannya.
Salah satu jajanan pasar yang bisa dikategorikan langka adalah blendung. Orang Bojonegoro menamainya seperti itu. Namun di daerah lain, jajanan tersebut juga bisa disebut dengan grontol.
Jajan pasar satu ini biasanya bisa dengan mudah ditemui di Pasar Kota Bojonegoro. Namun beberapa tahun ke belakang, blendung mulai sulit ditemui.
Blendung atau grontol merupakan jajanan pasar yang terbuat dari jagung. Jajanan pasar ini terbuat dari jagung rebus yang dicampur dengan parutan kelapa.
Menurut warga Bojonegoro yang pernah membuat blendung, Musyafaah, proses pembuatan panganan satu ini bisa dibilang cukup rumit dan memakan waktu lama.
Baca juga: 7 Jajanan Tradisional Bojonegoro di Hari Raya Idul Fitri
Proses awalnya adalah memisahkan biji jagung dari tongkolnya secara manual. Itu adalah proses pembuatan orang zaman dulu. Seiring berjalannya waktu, sudah ada yang menjual jagung dalam bentuk biji.
Setelah memisahkan biji jagung dari tongkolnya, proses selanjutnya adalah perendaman. Jagung yang bakal diolah direndam dengan air dulu. Idealnya semalaman. Setelah itu, barulah masuk proses perebusan.
Biji jagung direbus dalam kurun waktu 1 hingga 2 jam dengan api kecil. Direbus sampai biji jagungnya kelihatan merekah.
“Bikinnya lama karena harus mesti misahin jagung mentah dari tongkolnya, kemudian direndam dulu, lalu direbus sampai matang. Prosesnya bisa memakan waktu berjam-jam,” ujar Musyafaah.
Dalam proses perebusan, biasanya ditambahkan garam. Tujuannya untuk memberikan cita rasa pada jagung yang punya rasa alami manis. Selama proses perebusan, disiapkan pula “bumbu” tambahan yakni parutan kepala tua.
Baca juga: Jajanan Pasar sebagai Benteng Budaya dan Tradisi Jawa
Setelah cukup matang, jagung kemudian diangkat dan ditiriskan. Jika sudah cukup dingin, barulah parutan kelapa dicampur hingga merata. Jadilah blendung jagung, jajan pasar yang sudah langka di Bojonegoro.
Masih menurut Musyafaah, blendung dulu bisa ditemui dengan mudah di pasar atau dijajakan oleh bakul blonjo alias pedagang sayur keliling. Namun sekarang sudah jarang ada yang membuatnya.
“Di pasar sekarang jarang ada yang jual. Mungkin karena sepi pembeli,” ujar ibu 3 anak tersebut.
Blendung jagung ini memang sudah sulit ditemui. Jajanan legendaris satu ini kalah pamor dengan jajan pasar lain yang masih eksis macam getuk, lemper, apem, atau onde-onde.
Ini diperparah dengan serbuan snack kemasan dan jajanan kekinian. Beragam jajan pasar yang dulunya jadi favorit anak-anak, kini mulai tergerus oleh modernitas.
Meski sudah sulit didapatkan, blendung jagung tetap jadi jajanan ikonik yang pernah memberi warna tersendiri pada Pasar Kota Bojonegoro. Ingatan atau memori yang tak bisa dilepaskan begitu saja bagi mereka yang pernah mencicipinya.