Pemerintah Kabupaten Bojonegoro bergerak cepat dalam perencanaan pembangunan 2020. Namun bukan perencanaan pembangunan jalan atau infrastruktur kesehatan macam puskemas atau rumah sakit, ya Nabs. Melainkan pembangunan taman.
Pemkab Bojonegoro melalui Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Cipta Karya bersiap membangun lebih banyak taman dan ruang terbuka hijau. Menurut rencana, akan ada 6 taman baru di Bojonegoro pada 2020.
Salah satu taman, akan dibangun di kawasan Stadion Letjen H. Sudirman. Sisanya akan tersebar di beberapa kecamatan yang ada di Bojonegoro. Seperti Baureno, Trucuk, Kasiman, dan Kapas.
Kepala Seksi Pertamanan dan Pemakaman Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Bojonegoro, Dony A Setyawan mengatakan jika pembangunan taman ini punya tujuan baik.
Selain memperbanyak ruang terbuka hijua, juga sebagai alternatif tempat rekreasi warga Bojonegoro. Harapannya, taman tersebut banyak dikunjungi oleh warga sekitar.
“Taman menjadi tempat rekreasi masyarakat yang nyaman,” ujar Donny.
Taman yang dibangun nantinya juga dilengkapi dengan sarana bermain anak edukatif, lampu hias, dan sumur bor sibel. Sehingga saat musim kemarau melanda, tanaman tetap hidup dan terlihat hijau.
Sebelumnya, Pemkab Bojonegoro sudah membangun 24 taman sepanjang 2019 lalu. Dengan rincian 17 vertical garden dan 7 taman baru yang tersebar di kawasan kota dan kecamatan di Bojonegoro. Contohnya Taman Lokomotif yang ada di Jalan Teuku Umar. Taman yang notabene belum diresmikan karena masih dalam proses pembangunan.
Penampakan kota Bojonegoro memang cukup terlihat perbedaannya setelah munculnya vertical garden. Berbagai sudut jalan, perempatan, dan jembatan di Bojonegoro, sekarang dihiasi oleh vertival garden yang beraneka warna dan jenis.
Rencana Pemkab Bojonegoro untuk membangun lebih banyak taman 2020 mendapat perhatian warga. Contohnya Prima Dicky, warga yang tinggal di Jalan Gajah Mada, Bojonegoro.
Menurut Prima, rencana pembangunan taman di Bojonegoro harus sangat diperhatikan. Apakah sudah sesuai dengan kebutuhan publik atau belum. Apalagi dibutuhkan biaya yang tak sedikit untuk pembangunan taman.
“Jangan bangun-bangun terus tapi tak dirawat. Banyak tanaman di vertical garden yang layu dan kering. Padahal belum ada sebulan,” ujar Prima.
Alumni SMAN 2 Bojonegoro tersebut juga menyarankan pemkab banyak belajar dari Kabupaten Banyuwangi. Menurutnya, tata kota di Banyuwangi sangat bagus dan lebih penting lagi, tepat sasaran.
Prima berharap agar pembangunan tak terpusat di kota saja. Jalan poros desa dan kecamatan juga wajib diperhatikan. Jangan sampai fokus hanya di kota saja, sehingga terjadi ketimpangan pembangunan.
Rencana pembangunan lebih banyak taman pada 2020 membuat Bojonegoro bisa saja mendapatkan julukan baru. Jika dulu Bojonegoro identik dengan kota ledre, sekarang bisa saja berganti jadi kota seribu taman. Xixixi
Kalau menurut kamu gimana, Nabs? Perlukah pembnagunan lebih banyak taman di Bojonegoro? Atau fokus dengan pembangunan lainnya seperti jalan dan infrastruktur kesehatan?