Hidup memang tak mudah. Tapi, bagaimanapun keadaannya, tugas kita adalah berusaha, berdoa, dan bersyukur.
Perayaan tahun baru identik dengan berbagai festival akbar dan makan besar. Namun, ada yang berbeda pada dua tahun terakhir ini.
Kita dihadapkan pada sebuah keadaan yang tak pernah terlintas dipikiran setiap insan.
Hal terseburt dikarenakan datangnya sebuah makhluk tak kasat mata dari negeri Cina. Makhluk tersebut berupa virus yang dikenal dengan sebutan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Makhluk kecil tersebut menggemparkan seluruh jagad raya, mulai dari negeri ginseng, hingga nusantara di perbatasan garis katulistiwa.
Kita sebagai manusia biasa patut bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk hidup dengan keadaan sehat wal afiat ditengah pandemi yang belum usai hingga detik ini.
Banyak orang yang baru menyadari bahwa kesehatan adalah sebuah nikmat yang sangat luar biasa.
Dua tahun terakhir, banyak manusia yang dipanggil ke hadapan Sang Pencipta. Pengeras suara di mushala silih berganti menyiarkan kabar duka hampir setiap hari.
Hal tersebut juga tak luput dari penyiaran berita duka di berbagai media sosial, termasuk grup WhatsApp keluarga.
Kontaminasi berita Hoax juga merajalela dimana-mana. Oleh karena itu, kita harus memasang filter guna menyaring berita yang tidak benar dengan cara melakukan tabayyun.
Kesehatan mental harus senantiasa dijaga, agar kesehatan jasmani dapat dijaga untuk bisa bertahan dan menggapai masa kesuksesan.
Adapun kebiasaan baru di masa pandemic yang harus diterapkan secara ketat untuk menekan jumlah korban yang terkonfirmasi positif Covid-19 berupa hal-hal kecil, namun sering diremehkan oleh kebanyakan orang.
Pencegahan tersebut di antaranya, yaitu rajin mencuci tangan, menjaga jarak, mengenakan masker, menguranghi aktifitas di luar rumah, dan menghindari kerumunan.
Hal-hal tersebut memiliki makna yang positif, tetapi menjadi hal yang sangat baru, karena belum atau jarang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dibalik keterpurukan sana-sini akibat pandemi, perkembangan pendidikan mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam digitalisasi pembelajaran, khususnya di Indonesia.
Pada awal tahun 2020, pendidikan tingkat dasar hingga tingkat tinggi baru saja akan mencicipi kurikulum baru hasil racikan Mas Menteri, Nadiem Makariem.
Kurikulum tersebut dikenal dengan istilah Kurikulum Merdeka Belajar.
Maksudnya bukan membebaskan pelajar dari beban dan tugas utamanya untuk belajar, namun maksud dari kurikulum _out of the box_ ini adalah memberikan kebebasan kepada pelajar dalam menggunakan berbagai media dan kesempatan lain untuk mengembangkan proses belajarnya.
Jadi, proses pembelajaran tidak hanya berlangsung didalam kelas, dan disampaikan oleh pak guru dengan metode ceramah.
Media belajar berbasis online pun menjadi viral dan akrab bagi kalangan pembelajar.
Hal tersebut didorong dengan adanya kebijakan PPKM, yang mengakibatkan pelajar harus bertatap maya untuk mendapatkan materi pembelajaran dari guru.
Meskipun banyak kendala dan hambatan, kita wajib bersyukur sebab masih diberikan kemudahan dengan adanya kecanggihan teknologi.
Bayangkan saja proses belajar pada zaman kakek dan nenek ketika zaman dahulu.
Mereka harus bolak-balik ke perpustakaan untuk mencari sumber referensi yang shahih untuk menuntaskan studinya.
Sedangkan kita dapat mengakses referensi secara mudah dengan hitungan detik melalui bantuan mbah Google.
Berbagai situs internet dapat dimanfaatkan untuk membantu menyelesaikan permasalahanmu (tapi bukan termasuk pinjaman online ya).
Di samping itu, kita juga bisa mengakses platform yang berguna untuk mengasah dan mengembangkan bakat minat.
Di masa Corona jilid II ini, kita yang lebih banyak rebahan di rumah bisa mengikuti berbagai jenis pelatihan dan seminar yang dilakukan secara online.
Pandemi Covid-19 memaksa kita untuk mengadakan banyak pertemuan secara online, sebab pertemuan offline hanya dilakukan dengan sangat terbatas.
Di sisi lain, kita sebagai milenial dapat mempublikasikan serta memasarkan hasil karya secara online.
Sebab di era digital seperti saat ini, banyak orang yang dimanjakan dengan pasar online.
Dengan sekali klik, barang pesanan akan dikirim ke tempat tujuan. Jadi sudah sepatutnya kita mengimbangi perkembangan zaman dengan meningkatkan kualitas soft skill, bukan hanya hard skill.
Bagaimanapun keadaannya, tugas kita adalah berusaha, berdoa, dan bersyukur. Sesuai dengan firman Allah dalam surat cinta-Nya QS. Ibrahim ayat 7.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih,” (QS. Ibrahim:7)
Tetap semangat menjalani kehidupan ini dengan kunci jaga iman dan jaga imun. Nikmati proses pembelajaran, KKN, PPL, bimbingan skripsi, bahkan wisuda online, karena semua itu akan ada banyak hikmah yang terselip didalamnya.
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui (Al-Baqarah:216).