Berdasar data IQAir yg diakses pada 3 Oktober 2022 pukul 10.00 wib, sangat jelas menunjukan status kualitas udara di Bojonegoro dinyatakan berstatus Tidak Sehat Bagi Kelompok Sensitif.
Indeks kualitas udara (AQI) dan polusi udara di Bojonegoro dinyatakan berstatus “Tidak Sehat Bagi Kelompok Sensitif”. Hal ini didasarkan pada data polusi Bojonegoro secara waktu nyata (real time) yang ditampilkan IQAir pada laman website resminya (iqair.com).
Sesuai data IQAir yang diakses pada pada tanggal 3 Oktober 2022, pukul 10:00 Wib, menunjukkan tingkat PM 2.5 mencapai mencapai 36.2 mikrogram per meter kubik. Konsentrasi PM 2.5 di Bojonegoro ini sepadan dengan 7.2 kali nilai ambang batas tahunan kualitas udara yang ditetapkan World Health Organization (WHO), yakni kurang dari 5 mikrogram per meter kubik, sebagaimana dikutip dari Tempo.
Hasil penelitian ini, sesuai data waktu nyata (real time), yang bisa berubah setiap saat, tergantung kapan waktu ia diperiksa dan dilihat. Dari penelitian itu,
idealnya Bojonegoro punya alat monitor udara yang terpasang selalu, yang memberikan update informasi kualitas udara secara real time (waktu nyata) yang bisa diakses publik secara terbuka, baik secara Online maupun Offline.
PM 2.5 atau Particulate Matter 2,5 merupakan partikel polutan udara yang berukuran sangat kecil, sekitar 2,5 mikron (mikrometer). Polutan ini sangat berbahaya untuk kesehatan manusia, terlebih kelompok rentan.
Dikutip dari Tirto.id yang menyebutkan bahwa polutan udara yang sangat halus seperti PM 2,5, ini amat berbahaya bagi kesehatan terutama kelompok rentan seperti bayi, anak-anak, ibu hamil dan lanjut usia.
Penyakit yang dapat terjadi akibat PM 2,5 yang tinggi ini antara lain stroke, penyakit jantung, infeksi saluran pernapasan, kanker dan penyakit paru kronis.
IQAir merekomendasikan beberapa cara melindungi diri dari polusi udara tersebut, diantaranya dengan memakai masker bagi kelompok rentan, menutup jendela rumah/ kantor untuk menghindari udara luar yang kotor, mengurangi olahraga (beraktivitas) di luar ruangan, dan jika punya alat pemurni udara maka perlu dinyalakan.
Sebagai informasi tambahan, IQAir adalah perusahaan teknologi kualitas udara yang berbasis di Swiss, berdiri sejak 1963 dengan membawa visi-misi memberdayakan individu, organisasi, dan komunitas untuk menghirup udara yang lebih bersih melalui solusi informasi, kolaborasi, dan teknologi.
IQAir di laman wesitenya menyebut, data polusi udara di Bojonegoro, dimodelkan (bersumber/diolah) menggunakan data satelit. IQAir tidak punya data monitor udara di Bojonegoro. Karenanya, dalam laman websitenya, IQAir mengajak publik untuk jadi yang pertama dalam mengukur dan memberi kontribusi data kualitas udara di daerah-daerah yang belum ada alat monitor polusi udara ini.
Para pegiat Lingkar Studi Ekologi dan Energi Terbarukan (Suket), sebuah program kolaborasi komunitas masyarakat sipil dan jurnalis di Bojonegoro yang punya concern di bidang isu lingkungan, berharap agar di Bojonegoro ada alat dan sistem informasi data kualitas udara yang real time (waktu nyata) serta bisa diakses publik secara terbuka, baik secara Offline maupun Online.
Informasi mengenai kualitas atau polusi udara ini sangat penting, agar datanya makin akurat, mengingat dampak tingkat polutan PM 2.5 yang amat berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Toh, APBD Bojonegoro ini sangat besar, untuk level kabupaten tertinggi ketiga di Indonesia.