Soekarno dikenal sebagai seorang pemberani. Termasuk dalam berbicara di hadapan publik. Karena itu, dia mendapat julukan sebagai Bapak Proklamator Indonesia. Kemampuan berbicara membuat Soekarno disegani para pemimpin dunia. Keberanian tersebut perlu ditiru.
Kemampuan berbicara di depan umum bisa dipelajari. Seorang penulis bernama Asti Musman memberikan kuncinya. Kunci tersebut dia beberkan melalui buku berjudul “Anti Panik Berbicara di Depan Umum”. Menurutnya, terdapat hal mendasar yang perlu dilakukan dan harus dihindari.
Dalam belajar berbicara, ada tiga hal yang harus dilakukan.
Pertama, menyadari bahwa rasa takut sebelum berbicara adalah hal wajar. Sebagai manusia, rasa takut itu normal. Malahan, akan aneh jika manusia tidak memiliki rasa takut. Namun, rasa takut itu harus segera diatasi.
“Sadari bahwa takut bicara adalah hal yang wajar. Kita bukan orang aneh, kita orang normal.”
Kedua, menghindari mimbar pembicara berarti mengurangi nilai diri. Itu harus diakui diri sendiri, baik di dalam pikiran. Tanpa adanya mimbar bicara tentu membuat orang tidak bisa menonjol. Sedangkan dunia ini penuh dengan persaingan. Tanpa ‘panggung’ dan ruang berbicara kita tidak mampu menunjukkan nilai diri.
“Akui kepada diri sendiri bahwa menghindar dari mimbar pembicara berarti mengurangi nilai diri kita.”
Ketiga, tanyakan pada diri sendiri hal apa yang harus dilakukan. Setelah itu, ambil tindakan nyata. Tentu ada rasa takut dan khawatir. Abaikan saja rasa itu. Cobalah memberanikan diri dan berbicara sebaik mungkin.
“Tanyakan pada diri sendiri, “Apa yang harus aku lakukan?” Kemudian, ambil tindakan dan abaikan rasa takut kita, teruskan keberanian untuk bicara.”
Nah, itu yang harus dilakukan saat memulai berbicara di depan umum. Semakin sering akan semakin terbiasa. Belajar berbicara di depan umum tentu butuh waktu. Tidak seketika menjadi pandai secara langsung.
Bertahan pada zona nyaman hanya akan menghambat proses belajar. Beranikan diri dan ambil tindakan nyata. Karena itu, terdapat pula hal yang perlu dihindari saat belajar berbicara di depan umum.
Pertama, menunda untuk belajar. Tidak perlu menunggu hari esok. Ambil tindakan mulai hari ini. Kemampuan berbicara perlu dilatih. Semakin sering, semakin bagus.
“Menunda sampai besok. Ambillah tindakan hari ini.”
Kedua, menghibur diri dengan menilai bahwa kamu seorang introver. Jangan merasa bahwa kamu orang yang cocok di belakang layar. Penilaian tersebut harus dihindari. Kemampuan berbicara tidak ada hubungannya dengan hal tersebut.
“Menghibur diri dengan berpikir bahwa kita seorang introver atau orang di belakang layar. Itu tidak ada hubungannya dengan kemampuan berbicara.”
Ketiga, menghindar saat kesempatan datang. Tidak semua orang memiliki kesempatan untuk berbicara di depan umum. Saat kesempatan itu muncul, ambillah. Namanya juga belajar, jadi tidak perlu ragu. Akan ada pengalaman baru yang bisa dipelajari.
“Mencoba menghindar ketika kesempatan untuk berbicara muncul.”
Nah, itulah kunci dalam belajar berbicara di depan umum. Kemampuan berbicara di depan umum sangat penting. Selain pengalaman, kamu mampu mengembangkan potensi dirimu. Ini juga bagian diri belajar kemampuan leadership.
Tokoh-tokoh besar dunia bukan terlahir dari peran di balik layar, melainkan dari panggung-panggung besar. Di atas panggung mereka banyak berbicara. Sehingga, suara mereka mampu bergema hingga saat ini. Mulai dari buku-buku, tembok-tembok hingga pemikiran generasi penerus.