Kami memaknai dan memahami dan menyepakati bahwa pahlawan kemalaman jauh lebih mulia dibanding pahlawan kesiangan.
Meski berlabel pahlawan, entah kenapa frasa “pahlawan kesiangan” memiliki konotasi yang lucu. Padahal, sesungguhnya tidak lucu, melainkan buruk. Bahkan, dinilai sebagai sesuatu yang tidak asyique blas.
Dilansir dari wiktionary.org, pahlawan kesiangan berarti orang yang mau bekerja (berjuang) setelah peperangan (masa sulit) berakhir. Atau ketika masa perjuangan tak melakukan apa-apa, tapi setelah peperangan selesai, menyatakan diri sebagai pejuang.
Barangkali, selama ini, kita memaknai frasa pahlawan kesiangan sebagai sesuatu yang lucu-lucuan. Sesuatu yang tidak serius. Misalnya, saat seorang kawan telat masuk kantor dan kita bilang: ih, dasar pahlawan kesiangan.
Padahal, pahlawan kesiangan jauh dari unsur lucu. Lebih ekstrim dari itu, ia sejenis label yang tidak baik. Tidak layak dicontoh. Dan bahkan tidak layak diberi label pahlawan.
Ya, mereka yang tak pernah mau bekerja, tapi nitip nama untuk dilabeli sebagai sosok yang berkontribusi terhadap sebuah pekerjaan, tentu bukan orang yang layak dicontoh, apalagi disemat pahlawan.
Dalam konteks pahlawan kesiangan, kata “kesiangan” tak berhubungan secara linear pada keterlambatan. Sehingga, hukum better late than never (lebih baik telat daripada tidak sama sekali) jelas tak bisa dipakai sebagai pembenaran.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan Pusat Bahasa (1988), kata pahlawan berarti orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran.
Nabs, mari kita koceki satu per satu. Dari makna tersebut, ada tiga aspek yang mendasari kepahlawanan. Di antaranya; keberanian, pengorbanan dan membela kebenaran. Nah, apakah ada relasi antara makna pahlawan kesiangan dengan pahlawan? Tentu tidak ada.
Jadi, jangan senang ketika ada orang yang— meski bernada guyon—menganggapmu sebagai pahlawan kesiangan. Sebab, frasa itu tak berhubungan dengan keterlambatan. Tapi berhubungan dengan kepengecutan. Ingat, ya! Hehe
Pahlawan Kemalaman
Tapi kalau pahlawan kemalaman beda lagi. Ia tak sama dengan pahlawan kesiangan. Pahlawan kemalaman — tak peduli ada atau tidak ada artinya menurut wiktionary.org atau KBBI — kami memaknainya sebagai pahlawan, meski telat.
Pahlawan kemalaman identik sesuatu yang telat dan tak terlihat, tapi punya dampak. Berbeda dengan pahlawan kesiangan yang — sesungguhnya tidak telat —- tapi amat jelas dan tak memberi dampak.
Pahlawan kemalaman adalah sesuatu yang di dalam film India disebut sebagai lakon metu ngguri. Atau, meski telat, ada kontribusi pada sebuah perjuangan. Sehingga, meski telat, ia tetap harus disemat sebagai pahlawan.
Pahlawan kemalaman adalah mereka yang kehadirannya benar-benar berdampak, meski telat dan tak tampak. Pahlawan kemalaman, tentu seorang pejuang. Contohnya, malam-malam memeras kepala demi memenuhi kebutuhan konten. Hehe ~
Dari sana, kami memaknai dan memahami dan menyepakati bahwa pahlawan kemalaman jauh lebih mulia dibanding pahlawan kesiangan, tapi masih kalah mulia dibanding pahlawan kepagian (ini apalagi sih?)