Bulan tak lagi memantul. Jalan-jalan yang lembap, udara sedikit pengap sehabis hujan, kabar datang dari Bengawan; orang-orang kini seakan melupakan sejarah tentang kapal-kapal besar yang pernah berlabuh di sana, tempat di mana kota-kota besar singgah untuk berdagang, berkompromi, dan bertukar budaya.
Di tepi Bengawan, tepatnya di Desa Ngablak, Kecamatan Dander, digelar pertemuan ke-23 Majelis Limolasan. Forum diskusi ilmiah ini rutin diadakan sebulan sekali, berpindah dari satu rumah warga yang berada di tepi Bengawan ke rumah warga lainnya.
Majelis Limolasan merupakan wadah jagong ilmiah yang digelar setiap malam purnama dalam kalender Hijriyah. Forum ini bertujuan menggali berbagai aspek kebudayaan untuk merajut benang merah yang memperkaya khazanah ilmu sejarah.
Pada pertemuan terakhir, topik yang dibahas adalah Prasasti Adan-Adan, yang ditemukan di Desa Mayangrejo pada 2 Maret 1992. Penemuan ini telah menjadi kajian prioritas bagi Komunitas Bumi Budaya dan menjadi semangat awal untuk penelitian yang lebih mendalam.
Diskusi kali ini lebih jauh menitikberatkan pada tindak lanjut dari hasil atau rekomendasi diskusi ilmiah yang telah diselenggarakan di Kampus UNUGIRI pada bulan Oktober lalu terkait Prasasti Adan-Adan.
Atas beberapa usulan, disepakati bahwa pada awal bulan Desember, Komunitas Bumi Budaya akan melakukan kunjungan ke Museum Mpu Tantular. Kunjungan ini dianggap penting karena Prasasti Adan-Adan merupakan sumber primer sejarah Bojonegoro. Dokumen berharga ini perlu terdokumentasi secara digital untuk mempermudah penyebarluasan informasi yang terkandung di dalamnya.