Jurnaba
Jurnaba
No Result
View All Result
Jurnaba

Melihat Bisnis Krecek di Desa Terpencil Donan

M Taufik Naufal by M Taufik Naufal
10/08/2023
in Figur
Melihat Bisnis Krecek di Desa Terpencil Donan

Matahari masih belum muncul, ayam jantan baru saja berkokok membangunkan para pekerja di Desa Donan, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro.

Termasuk Ana Nur Fiati (33), sejak pukul 02.00 WIB ia bersama ibu dan suaminya telah menyalakan perapian untuk menyiapkan krecek yang telah dipesan di hari sebelumnya.

Setelah matang, beras ketan diangkat dari perapian kemudian di susun satu-persatu di tampah hingga penuh, lalu dikeringkan di bawah matahari secara langsung. Setelah kering, lalu bahan krecek digoreng lalu dikemas sesuai dengan pesanan.

Ana sapaan akrabnya, ia menceritakan bahwa dirinya telah memulai usahanya selama 16 tahun sejak tahun 2007, yaitu sejak Ana lulus dari SMP. Sebagai pegiat UMKM di daerah yang cukup jauh dari keramaian, Ana telah menelan banyak manis dan pahitnya berjualan krecek.

Ketika memulai bisnisnya, Ana menjualnya secara konvesional hingga sampai kini, ia mulai mengembangkan metode pemasarannya secara online. Ia juga bercerita bahwa ia pernah menerima pesanan dari luar pulau hingga negeri seperti Malaysia.

“Nek sakniki online, tiyang-tiyang katah (kalau sekarang online, orang-orang banyak (yang beli)). Nek riyo riyin niku getok tular (kalau dulu itu getok tular (dari pembeli satu ke pembeli lainya)),” tutur Ana saat di wawancara di rumanya.

Ibu dua anak itu mengatakan, kalau pada umumnya, dalam satu hari Ana memproduksi krecek dengan beras ketan kurang lebih 10 kg per hari tergantung pesanan yang ada. Seperti pada pra dan pasca hari raya, juga musim pengantin dan menganan (syukuran desa).

“Penghasilane tergantung pesenan, kadang nek katah di satu bulan full sampai 2,5 kwintal (penghasilanya tergantung pesanan, terkadang kalau banyak pesanan di satu bulan penuh sampai habis 2,5 kwintal). Paling akeh pesenan itu pas posonan (paling banyak pesanan itu kalau pas Bulan Ramadhan),” kata Ana.

Harga yang ditetapkan oleh Ana untuk produk kreceknya adalah 22.000 rupiah. Namun harga tersebut dapat berganti sesuai dengan harga bahan baku yang ia dapatkan dan juga bergantung pada jenis krecek yang dipesan, yaitu warna, rasa dan ukuran untuk produk kreceknya.

Ana mengakui bahwa ia telah menikmati pekerjaan yang telah ia geluti selama 16 tahun itu. Salah satu sebabnya karena omset yang didapatkan cukup menjanjikan.

“Nek omsete kotor iku dari 250 kg dikali 22.000 rupiah (kalau omsetnya yang kotor itu bisa dihitung dari 250 kg dikali 22.000 rupiah). Alhamdulillah mas iku lumayan kenek digawe belonjo sabendino (alhamdulillah itu cukup untuk digunakan untuk belanja setiap hari),” tuturnya sambil menghitung angka.

Di akhir, ia menceritakan bahwa dalam menjalankan bisnisnya itu terdapat beberapa hal yang menjadi hambatan untu mengembangkan bisnisnya. Yaitu belum bisa mengelola sumber daya manusia dengan baik, akses jalan yang kurang mendukung proses distribusi produk dan juga penyusutan berat dari bahan baku menjadi krecek.

“sepuluh kilo itu ga jadi sepuluh kilo, jadinya cuma 8 kilo (sepuluh kilo itu tidak bisa menjadi sepuluh kilo juga, jadinya hanya 8 kilo krecek),” pungkasnya.

 

Tags: KreasiUKMUKM Bojonegoro
Previous Post

Menyambangi Perpustakaan Daerah yang Sekarat dan Berdarah-darah

Next Post

Jaga Stabilitas Produksi, Blok Banyu Urip SKK Migas-ExxonMobil Cepu Lakukan Pemboran Infill Clastic

BERITA MENARIK LAINNYA

Kiai Nur Ngali Pagerwesi, Jejak Kebesaran Islam Bengawan
Figur

Kiai Nur Ngali Pagerwesi, Jejak Kebesaran Islam Bengawan

14/05/2025
Rahmah El Yunusiyah: Kartini yang Mendahului Zaman
Figur

Rahmah El Yunusiyah: Kartini yang Mendahului Zaman

22/04/2025
Mansour Fakih: Bapak Transformasi Sosial dari Bojonegoro
Figur

Mansour Fakih: Bapak Transformasi Sosial dari Bojonegoro

25/03/2025

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Anyar Nabs

KOPRI PC PMII Bojonegoro Ajak Generasi Muda Lindungi Anak Dari Penikahan Dini

KOPRI PC PMII Bojonegoro Ajak Generasi Muda Lindungi Anak Dari Penikahan Dini

23/05/2025
Suluk Geobiculta: Kearifan Lokal sebagai Pilar Pendidikan

Suluk Geobiculta: Kearifan Lokal sebagai Pilar Pendidikan

22/05/2025
Serabi, Perhatian Pembangkit Kenangan

Serabi, Perhatian Pembangkit Kenangan

21/05/2025
Ekoteologi: Saatnya Belajar dari Pohon

Ekoteologi: Saatnya Belajar dari Pohon

20/05/2025
  • Home
  • Tentang
  • Aturan Privasi
  • Kirim Konten
  • Penerbit Jurnaba
  • Kontak
No Result
View All Result
  • PERISTIWA
  • JURNAKULTURA
  • DESTINASI
  • FIGUR
  • CECURHATAN
  • MANUSKRIP
  • FIKSI AKHIR PEKAN
  • SAINSKLOPEDIA
  • PUBLIKASI
  • JURNAKOLOGI

© Jurnaba.co All Rights Reserved

error: