Ada yang beda di pagelaran Festival Bengawan Solo 2018. Bukan hanya lomba hias perahu dan bersih-bersih bantar sungai saja, pada festival tahun ini, panitia juga mengundang para seniman untuk melukis di pinggir sungai.
Para seniman tersebut diundang untuk berpartisipasi dengan melukis di tepi Bengawan Solo. Lewat goresan kuas di atas kanvas, para seniman mencoba menggambar Bengawan dari sisi estetika hingga filosofinya.
Berbagai macam interpretasi atas pemandangan Bengawan Solo pun dituangkan dalam berbagai lukisan yang imajinatif.
Tidak hanya lukisan keindahan alam Bengawan Solo. Beberapa pelukis juga memotret sudut pandang lain. Keberagaman interpretasi tersebut membuat karya para seniman punya filosofi yang mendalam.
Salah satunya adalah lukisan Imam Mahdi, seniman asal Bojonegoro. Sebagai seniman yang tumbuh dan hidup dekat denga Bengawan Solo. Ia menuangkan pesan yang mendalam di lukisan yang bertitik fokus pada iwak Jendhil dan perahu retak. Pesan yang ingin ia sampaikan adalah tentang interaksi antara manusia, alam Bengawan Solo, serta Tuhan.
Festival Bengawan Solo merupakan agenda tahunan yang masuk dalam rangkaian acara Hari Jadi Kabupaten Bojonegoro. Ada banyak kegiatan dan acara di Festival Bengawan Solo. Mulai dari aksi seni, diskusi kebudayaan dan puncaknya adalah parade perahu hias.
Terobosan baru selalu diciptakan oleh panitia penyelenggara untuk makin memeriahkan acara. Pada edisi kelima Festival Bengawan Solo tahun ini, panitia secara khusus mengundang seniman lukis lokal, dan kota-kota sekitar Bojonegoro.
Tim Jurnaba.co datang ke Festival Bengawan Solo Bojonegoro 2018. Secara khusus, kami menemui para seniman yang turut serta di kegiatan melukis bersama di tepi Bengawan. Yuk Nabs, simak videonya!