Kans kontingen Indonesia untuk merebut emas Olimpiade tak hanya datang dari cabang olahraga bulutangkis saja. Dua cabor lain juga berpeluang menyumbangkan emas. Yakni angkat besi dan sport climbing.
Persiapan kontingen Indonesia menuju Olimpiade 2020 di Tokyo terus digeber. Dalam persiapannya, target untuk membawa pulang emas dari Tokyo sudah dicanangkan oleh pemerintah melalui Komite Olahraga Nasional Indonesia.
Seperti yang sudah disebutkan, Indonesia berpeluang mendapatkan emas tak hanya dari cabang bulutangkis saja. Cabor angkat besi dan sport climbing juga punya potensi besar untuk memberikan medali emas.
Cabang angkat besi sudah lama jadi andalan kontingen Indonesia untuk meraih medali. Sejak Olimpiade Sydney 2000, angkat besi selalu menyumbangkan medali bagi Indonesia. Namun, yang disumbangkan adalah perak dan perunggu. Belum pernah medali emas datang dari cabor angkat besi.
Sejak Olimpiade Sydney 2000, sudah ada 12 medali yang datang dari cabor angkat besi. Dengan rincian 6 perak dan 6 perunggu.
Pada Olimpiade Tokyo 2020, Indonesia berpeluang besar untuk meraih medali emas dari cabor angkat besi kelas 62 kilogram putra. Sosok yang akan jadi andalan Indonesia adalah lifter Jawa Timur, Eko Yuli Irawan.
Nama EKo Yuli Irawan tentu sudah tidak asing bagi dunia olahraga tanah air. Dia merupakan salah satu lifter terbaik di Indonesia. Eko Yuli sudah jadi bagian dari kontingen Indonesia sejak Olimpiade 2008.
Sejak keikutsertaannya, Eko selalu berhasil meraih medali. Pada Olimpiade Beijing 2008, Eko meraih perunggu. Empat tahun kemudian di London, dia kembali meraih perunggu. Sedangkan pada 2016 di Brazil, Eko sukses mempersembahkan medali perak.
Di Tokyo 2020, Eko Yuli berpeluang untuk meningkatkan prestasinya dengan meraih emas. Prestasi dalam beberapa tahun terakhir di berbagai ajang jadi patokannya.
Di ajang Asian Games 2018, Eko Yuli mampu menyabet emas. Setahun kemudian, dia berhasil meraih emas di kejuaraan dunia angkat besi. Ini jadi modal yang sangat berharga bagi Eko Yuli dan kontingen Indonesia.
Selain angkat besi, cabang sport climbing juga punya kans untuk mempersembahkan emas untuk Indonesia. Sport climbing atau panjat tebing merupakan cabor baru yang dipertandingkan di Olimpiade.
Di cabor ini, Indonesia punya sejumlah jagoan. Contohnya adalah atlet berjuluk spider-woman, Aries Susanti. Namanya melejit sebagai pemegang rekor pemanjat tercepat di dunia.
Pada kejuaraan dunia yang digelar di China beberapa waktu lalu, Aries Susanti mencatatkan rekor 6,9 detik. Rekor yang bakal sulit dipecahkan dalam waktu dekat ini.
Dalam beberapa kesempatan, Aries Susanti memang berkeinginan untuk bisa mempersembahkan emas kepada Indonesia di Olimpiade. Dia mengaku siap berusaha untuk tampil sebaik mungkin di event empat tahunan tersebut.
Namun ada sedikit tantangan yang harus dihadapi oleh Aries Susanti. Dia tak akan turun di nomor speed yang merupakan spesialisasinya, melainkan di nomor combined. Itu karena nomor speed tak dipertandingkan di Tokyo 2020.
Terlepas dari tak dipertandingkannya nomor speed, kans untuk meraih medali emas di cabor sport climbing atau panjat tebing tetap terbuka lebar. Indonesia adalah salah satu raksasa di olahraga ini.
Optimisme menuju Olimpiade Tokyo 2020 terus dipupuk. Dengan persiapan matang dan keyakinan yang tinggi menjulang, tradisi emas Olimpiade akan coba dilanjutkan.